29 Desember 2021
PETALING JAYA: Siaga tinggi untuk kemungkinan bencana seperti tanah longsor dan banjir dengan musim monsun timur laut yang sedang berlangsung, Departemen Pekerjaan Umum (JKR) dan Departemen Mineral dan Geosains (JMG) memperkuat langkah-langkah pencegahan untuk memastikan keselamatan publik.
Dirjen JKR Datuk Mohamad Zulkefly Sulaiman mengatakan pihaknya berkomitmen untuk melindungi semua pengguna jalan dan telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan semua jalan dan akses aman, dengan tindakan pencegahan seperti rambu peringatan dan rencana manajemen lalu lintas juga sudah ada.
“JKR juga telah mengidentifikasi semua jalan yang berisiko tinggi terhadap banjir yang dapat menyebabkan kegagalan, terutama pada struktur jalan, dengan memelihara, membersihkan, dan memperbaiki sistem drainase dari sumbatan dan puing-puing yang dapat menghambat aliran air agar siap sepanjang musim hujan. ,” katanya dalam pernyataan baru-baru ini.
Hingga pukul 10.00 kemarin, JKR telah melacak total 75 lokasi di seluruh negeri yang dilanda bencana alam terkait, termasuk beberapa tanah longsor.
Ada 24 tempat yang terkena banjir, 39 tempat longsor, 10 tempat jalan ambruk, satu tempat jalan cekung dan satu tempat terkena jembatan tenggelam atau putus.
“Melibatkan enam negara bagian, yakni Kelantan, Pahang, Kedah, Negeri Sembilan, Selangor, dan Terengganu. Sebanyak 24 jalan federal dan 50 jalan negara bagian juga terkena dampaknya,” kata JKR dalam pernyataannya kemarin. “Petugas JKR distrik juga siaga 24 jam dan siap bergerak jika terjadi banjir atau bencana lagi,” kata Mohamad Zulkefly, menambahkan bahwa dinas melalui kantor JKR kabupaten telah mengidentifikasi dan meningkatkan frekuensi pemeriksaan dan patroli lereng dan jalan selama musim hujan ini, terutama di daerah lereng berbahaya dan berisiko tinggi.
“Pemantauan akan dilakukan melalui metode visual seperti melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kondisi struktur dan komponen lereng dan jalan.
“Identifikasi semua lokasi lereng berdasarkan ‘peta bahaya dan risiko’ yang akan diperkuat juga sedang dilakukan secara aktif di lokasi tersebut,” tambahnya.
Ia mengatakan JKR juga melakukan pemantauan curah hujan dengan pemasangan stasiun pengukur hujan, serta alat pemantau peringatan dini yang dapat mendeteksi pergerakan permukaan lereng di lokasi-lokasi kritis, sehingga peringatan dini kemungkinan longsor dapat dikeluarkan.
“JKR juga merupakan salah satu anggota komite penanggulangan bencana nasional dimana kami akan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (Nadma) dan lembaga pemerintah seperti Departemen Irigasi dan Drainase, Departemen Meteorologi Malaysia dan lainnya untuk menyalurkan semua informasi . mengenai kondisi infrastruktur jalan di tingkat nasional melalui Nadma.
“Penyebarluasan informasi kejadian bencana dilakukan untuk memastikan update dapat tersampaikan secara luas kepada masyarakat,” kata Mohamad Zukefly.
JMG baru-baru ini merilis daftar nomor kontak Penanggung Jawab (PCO) yang dapat menerima laporan dari masyarakat tentang tanah longsor – total 20 PCO untuk 13 negara bagian dan Wilayah Federal.
“Peran masing-masing PIC adalah sebagai penerima informasi jika terjadi bencana geologi tanah longsor.
“Setelah menerima informasi, JMG akan mengambil langkah lebih lanjut dengan menentukan tingkat bencana dan perlunya memobilisasi kelompok kerja aksi bencana geologi,” kata PIC Kedah, Perlis dan Penang saat ditanya.
Daftar kontak PIC dapat ditemukan di platform media sosial JMG seperti Facebook dan Twitter, serta situs webnya.
“Selain merilis daftar PIC, departemen juga mengeluarkan poster tanda peringatan dini tanah longsor dan memantau lokasi lereng kritis yang berisiko longsor di setiap negara bagian,” kata PIC.
Setelah memantau lokasi lereng kritis sepanjang tahun, JMG mengidentifikasi total 122 lereng kritis berisiko tinggi yang berpotensi longsor.
Menurut peta lokasi lereng kritis JMG, Perak memiliki jumlah lereng berisiko tinggi tertinggi sebanyak 18, diikuti oleh Selangor masing-masing sebanyak 15 dan 12 untuk Negri Sembilan, Sabah dan Sarawak.
Ada juga 11 lokasi lereng kritis di Penang, masing-masing 10 di Johor dan Kelantan, tujuh di Terengganu, masing-masing enam di Kedah dan Pahang, dua di Melaka dan satu di Perlis.
Peta lokasi dan daftar nama lokasi lereng kritis, yang diterbitkan oleh JMG pada 19 Desember, dapat ditemukan di akun Twitter departemen.