Inflasi Indonesia meningkat menjadi 5,47% di bulan Februari

2 Maret 2023

JAKARTA – Inflasi inti pada bulan Februari lebih tinggi dari perkiraan beberapa analis, sementara curah hujan yang tinggi dan musim Ramadhan yang akan datang akan memberikan tekanan pada harga konsumen.

Namun, meski meningkat, inflasi tahunan masih berada pada kisaran proyeksi Bank Indonesia (BI), dan secara bulanan inflasi justru sedikit menurun.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada hari Rabu bahwa indeks harga konsumen (CPI) meningkat sebesar 5,47 persen tahun-ke-tahun (yoy) bulan lalu, lebih cepat dari 5,28 persen yang tercatat pada bulan Januari.

Namun, tingkat inflasi bulanan turun menjadi 0,16 persen di bulan Februari dari kenaikan 0,34 persen yang tercatat di bulan sebelumnya.

Perusahaan riset keuangan Moody’s Analytics memperkirakan inflasi akan melemah hingga 5 persen.

Kenaikan harga konsumen tahunan pada bulan Februari didorong oleh kenaikan biaya transportasi, dengan BPS mencatat kenaikan tahunan sebesar 13,59 persen, terutama disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar pada bulan September tahun lalu.

Sedangkan harga pada segmen makanan, minuman, dan tembakau naik sebesar 7,23 persen pada bulan lalu dibandingkan Februari 2022.

Harga tiket pesawat yang lebih tinggi mendorong peningkatan pada kategori transportasi, sementara harga beras yang lebih tinggi mendorong peningkatan pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, demikian pula dengan kenaikan pajak cukai rokok sebesar 10 persen yang mulai berlaku pada tanggal 1 Januari.

Mirip dengan bulan lalu, Kotabaru di Kalimantan mencatat tingkat inflasi tahunan tertinggi di negara ini sebesar 7,88 persen, sementara Bandung mengalami kenaikan terbesar di Pulau Jawa sebesar 7,5 persen.

Menurut Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, kenaikan inflasi inti juga disebabkan oleh base effect, karena CPI menunjukkan penurunan bulanan pada Februari 2022.

Di sisi lain, inflasi bulanan turun antara lain karena berkurangnya tekanan pada segmen pangan seiring memasuki musim panen, ujarnya.

Namun BPS telah mengeluarkan peringatan mengenai prakiraan curah hujan tinggi di sebagian besar wilayah yang dapat menghambat produksi pertanian bulan ini.

Inflasi inti, yang secara de facto menjadi dasar kebijakan suku bunga BI, turun menjadi 3,09 persen di bulan Februari, turun dari 3,27 persen di bulan Januari.

Angka tersebut jauh di bawah angka 3,6 persen yang merupakan batas atas kisaran target BI pada semester pertama tahun ini.

“(Perlambatan inflasi inti) disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain harga emas yang lebih rendah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang meningkat, dan (fakta) dampak putaran kedua berkurang lebih cepat dari perkiraan,” jelas Faisal. di hari Rabu.

Sementara itu, BI memperkirakan pertumbuhan CPI untuk setahun penuh tahun 2023 paling banyak sebesar 3,5 persen, terutama mengingat base effect yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar yang dilakukan pemerintah pada bulan September lalu.

Baca juga: BI berhenti menaikkan suku bunga setelah berbulan-bulan bersikap hawkish

Bulan lalu, bank sentral mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75 persen setelah kenaikan suku bunga berturut-turut selama enam bulan sebelumnya, dan banyak ekonom menganggap komentar Gubernur BI Perry Warjiyo sebagai tanda bahwa tidak ada lagi kenaikan suku bunga yang mungkin terjadi.

Hati-hati menjelang Ramadhan

Pudji Ismartini, yang bertanggung jawab atas pelayanan statistik dan distribusi di BPS, mengimbau agar ke depan berhati-hati, mengingat lonjakan harga konsumen musiman yang biasa terjadi selama bulan Ramadhan.

Negara ini mengalami kenaikan inflasi bulanan sebesar 0,68 persen selama Ramadhan pada tahun 2019 dan lonjakan sebesar 0,95 persen pada Ramadhan tahun lalu.

Tidak ada peningkatan seperti itu pada tahun 2020 dan 2021, ketika pemerintah memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat secara luas untuk membatasi penyebaran COVID-19.

Tahun ini, Ramadhan dimulai pada akhir Maret.

“Komoditas yang memberikan kontribusi dominan terhadap inflasi setiap Ramadhan antara lain bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, dan ayam,” kata Pudji dalam konferensi pers BPS, Rabu.

Baca juga: Melemahnya inflasi menjadi 5,28% semakin mengurangi tekanan pada BI

Peringatan lainnya adalah mengenai harga beras yang meningkat akhir-akhir ini. Menurut BPS, rata-rata harga beras di tingkat pengecer pada bulan lalu mencapai Rp 12.699 per kilogram, naik 10,41 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.

Harga beras di tingkat petani 0,99 persen lebih rendah pada bulan Februari dibandingkan bulan sebelumnya.

Pudji mengaitkan kesenjangan tersebut dengan rendahnya kualitas gabah akibat hujan lebat yang juga berdampak pada tingginya biaya operasional.

Faisal Bank Mandiri tetap memperkirakan inflasi tahunan akan terus melambat ke depan, kecuali periode Maret-April karena faktor musiman Ramadhan dan libur Idul Fitri.

Pengeluaran Sidney

By gacor88