7 Februari 2023
JAKARTA – Pemerintah Provinsi Bali berencana membatasi akses wisatawan ke pegunungan dengan alasan kegiatan pariwisata telah merusak kesuciannya.
Gubernur Wayan Koster mengumumkan pada tanggal 30 Januari bahwa pemerintah akan mengeluarkan peraturan untuk memulihkan kesucian seluruh gunung di seluruh pulau. Ia menegaskan, peraturan tersebut sangat diperlukan karena aktivitas pariwisata di puncak tidak terkendali.
“Masyarakat tidak boleh lagi memasuki kawasan itu dengan bebas, (atau) menjadikan tujuan wisata sebagai tambahannya. Selain itu, banyak orang yang mengendarai sepeda motornya di puncak tersebut. Saya kira itu keterlaluan,” kata Wayan Koster saat rapat dengan DPRD Bali tentang penataan ruang pulau yang mayoritas penduduknya beragama Hindu itu.
Koster mengatakan, rencana pembatasan akses wisatawan ke puncak gunung juga mempertimbangkan anjuran para pemuka agama Hindu.
“Para pemimpin agama berkumpul dan memutuskan bahwa gunung harus dijaga suci, dan mereka merekomendasikan (larangan tersebut). Makanya saya harus mengakomodirnya,” ujarnya.
Umat Hindu Bali sangat percaya bahwa gunung adalah kawasan suci dan segala aktivitas negatif dapat merusak kesuciannya. Penduduk desa setempat mengadakan ritual khusus setiap kali terjadi kejadian negatif, dengan keyakinan bahwa hal itu akan mampu membersihkan roh jahat.
Pada tahun 2022, aktor Kanada Jeffrey Craigen menari telanjang di puncak Gunung Batur, di Bangli, di tengah pulau. Di media sosial, Craigen memposting video dirinya melakukan tarian seremonial budaya Maori Selandia Baru sambil telanjang di puncak Gunung Batur.
Tindakannya memicu kemarahan warga desa setempat dan memaksa mereka mengadakan ritual khusus Hindu Bali. Craigen dideportasi setelah kejadian tersebut dan masuk daftar hitam untuk memasuki Indonesia.
Pada tahun 2021, video viral berdurasi tiga menit memperlihatkan pasangan Rusia berhubungan seks di puncak Gunung Batur. Hal ini menimbulkan reaksi dan tindakan serupa dari warga setempat, meski kejadian tersebut tampaknya terjadi setahun sebelum menjadi viral.
Biaya juga menyebutkan beberapa kejadian yang melibatkan kecelakaan yang memakan korban jiwa.
Pada November 2022, seorang warga negara Amerika Serikat berusia 51 tahun, Kevin Henderson, meninggal dunia di Gunung Agung di Karangasem, Bali, setelah terjatuh saat pendakian untuk merayakan ulang tahunnya. Pada Mei 2022, warga Amerika lainnya, Robert S Evans, meninggal setelah jatuh dari lereng Gunung Batur di Bangli saat melakukan pendakian kelompok.
“Banyak kecelakaan terjadi. Saya pikir ini adalah peringatan. Di Gunung Batur, kecelakaan sudah berkali-kali terjadi. Mungkin (kegiatan pariwisata) terlalu banyak, tidak terkendali. Mungkin saja ada yang mendaki gunung itu dalam keadaan tidak enak badan, sehingga mengotori kawasan itu, dan menimbulkan bencana. Jika sudah terjadi dan memakan korban jiwa, maka desa adat harus mengadakan ritual.
“Berapa keuntungannya sehingga kita harus mengorbankan kawasan keramat itu?” ujar Koster
Koster mengatakan, nenek moyang masyarakat Bali pergi ke puncak gunung hanya untuk mengadakan ritual, meditasi, dan membangun pura di kawasan tersebut. “Nenek moyang kami, para pemuka agama, bermeditasi di puncak dan terinspirasi untuk membangun Bali. Jadi, gunung itu harus dijaga kesuciannya. Kami merendahkannya,” tambahnya.
Koster mengatakan, rincian pembatasan akses wisatawan ke pegunungan tersebut akan dibahas dalam waktu dekat. “Kami sedang mempertimbangkan apakah perlu dibuat perda atau cukup dengan keputusan gubernur saja,” ujarnya.
“Gunung adalah kekuatan kami. Kegiatan di pegunungan harus dikendalikan, terutama untuk ritual dan kegiatan lain yang berkaitan dengan penanggulangan bencana,” kata Koster.
I Gede Edi Arnawa Wirajaya, pemandu Gunung Batur, mempertanyakan rencana Pemprov Bali. Pria berusia 21 tahun ini termasuk di antara lebih dari 400 penduduk desa setempat yang mencari nafkah dari wisatawan yang mendaki gunung.
“Saya sangat berharap Pak Gubernur bisa mempertimbangkan kembali rencana tersebut karena banyak dari kami yang tinggal di sekitar Gunung Batur dari pihak pengelola wisata. Kami bisa kehilangan pekerjaan jika pemerintah melarang wisatawan mendaki gunung,” kata Gede.
Gede telah bekerja sebagai pemandu Batur selama tiga tahun. “Saya belajar menjadi pemandu wisata sejak masih sekolah, karena banyak saudara saya yang juga berprofesi sebagai pemandu wisata. Ini adalah penghidupan kami,” katanya. (tiga)