23 November 2022
JAKARTA – Presiden Joko “Jokowi” Widodo meminta para menterinya untuk berhati-hati dalam mengambil kebijakan menjelang persiapan negara memasuki tahun 2023.
Dalam pidato pembuka konvensi nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Presiden mengatakan “bencana” di Inggris berawal dari kesalahan kecil.
“Di Inggris, kesalahan kecil dalam kebijakan telah berdampak pada banyak hal; kita tidak ingin mengalami situasi seperti itu,” kata Jokowi, Senin.
Dia tidak merinci “kesalahan” apa yang dia maksud. Inggris sedang bergulat dengan krisis biaya hidup karena inflasi mencapai angka tertinggi dalam 41 tahun pada bulan lalu, terutama didorong oleh tingginya harga energi.
Pemerintah Inggris telah menciptakan kekurangan pasokan energi dengan mengurangi impor dari Rusia, dengan Kantor Statistik Nasional Inggris melaporkan pada bulan Agustus bahwa “tidak ada impor bahan bakar dari Rusia pada bulan Juni 2022 untuk pertama kalinya sejak pencatatan dimulai”.
Jokowi mencatat, beberapa negara kesulitan menjaga kondisi makroekonominya di tengah ketidakpastian perekonomian global.
Oleh karena itu, kata dia, para menterinya selalu berjaga-jaga agar tidak melakukan kesalahan apa pun, apalagi jika kesalahan tersebut berdampak pada kesejahteraan rakyat.
“Jangan pendeta (salah) dalam merancang kebijakan,” lanjut Jokowi.
Meskipun ia membanggakan kinerja ekonomi dalam negeri yang relatif kuat, yang menurut Jokowi menjadikan Indonesia berada pada “puncak kepemimpinan dunia”, Panglima Tertinggi ini mengatakan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan berdampak pada Indonesia jika tidak ada strategi yang baik untuk meresponsnya.
Dia mengatakan harga di negara lain bisa naik antara 30 dan 50 persen karena ketidakpastian akses dan pasokan.
Pada triwulan ketiga tahun 2022, PDB Indonesia meningkat sebesar 5,72 persen year-on-year (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan II sebesar 5,44 persen, sedangkan laju inflasi pada bulan Oktober yang mencapai 5,71 persen turun dari 5,95 persen pada bulan sebelumnya. .
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus selama 29 bulan berturut-turut, meningkat 58,83 persen year-on-year menjadi US$39,87 miliar pada 10 bulan pertama tahun ini.
“Masyarakat internasional mempercayai kami karena kami dapat memberikan angka ekonomi yang kuat. Di antara anggota G20, kita termasuk yang terbaik,” tambah Presiden Jokowi.
Berbicara dalam forum yang dihadiri sejumlah kandidat Pemilu 2024, Presiden Jokowi meminta fraksi-fraksi politik meredam ketegangan.
“Kita semua harus menjaga situasi politik tetap tenang; baiklah, jika tidak memungkinkan, setidaknya hangatkan. Tapi tidak panas,” lanjut Jokowi.
Ia mengatakan, saat ini ada 14 negara yang menjalani “perawatan” Dana Moneter Internasional (IMF), sedangkan saat krisis keuangan Asia hanya lima.
Sebanyak 28 orang lainnya “menunggu di depan pintu”, katanya, seraya menambahkan bahwa ia yakin jumlah tersebut akan bertambah banyak, namun tidak semua akan mendapatkan bantuan.