6 Juni 2019
Kerja sama bilateral akan meningkat dalam proyek-proyek besar dan bidang-bidang yang sedang berkembang.
Presiden Xi Jinping tiba di Moskow pada hari Rabu, memulai kunjungan kenegaraan ke Rusia ketika kedua negara berupaya menjalin hubungan yang lebih kuat di tengah perubahan lanskap internasional.
Agenda utama Xi adalah mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari Rusia, Vladimir Putin, di Moskow. Mereka akan bersama-sama menghadiri serangkaian kegiatan memperingati 70 tahun terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara.
Xi juga akan mengadakan St. Louis ke-23. Forum Ekonomi Internasional Petersburg dan menyampaikan pidato pada sesi pleno.
Kunjungan tersebut menyusul pertemuan antara Xi dan Putin di Beijing pada akhir April. Hal ini juga terjadi dengan latar belakang tatanan internasional yang menghadapi tantangan dari unilateralisme dan proteksionisme, dan perekonomian global yang mengalami perselisihan perdagangan yang sedang berlangsung antara Tiongkok dan Amerika Serikat, dua perekonomian terbesar di dunia.
Fondasi politik yang kuat dan rasa saling percaya telah membantu kedua negara mengembangkan kemitraan koordinasi strategis yang komprehensif, kata Li Hui, duta besar Tiongkok untuk Rusia.
Li memuji kemajuan yang dicapai kedua negara dalam kerja sama pragmatis mereka, dan mengatakan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) telah meningkatkan pembangunan ekonomi kedua negara.
Kerja sama antara kedua belah pihak dalam proyek-proyek strategis seperti energi, kedirgantaraan, penerbangan dan infrastruktur telah mencapai kemajuan luar biasa, kata Li, seraya menambahkan bahwa teknologi tinggi, pertanian, e-commerce dan keuangan telah menjadi bidang-bidang baru untuk kerja sama bilateral.
Kedua negara diperkirakan akan memulai negosiasi perjanjian Kemitraan Ekonomi Eurasia dalam waktu dekat karena mereka telah menyelesaikan studi kelayakan bersama, kata Kementerian Perdagangan.
Proyek pipa gas alam Jalur Timur Tiongkok-Rusia yang strategis akan mulai memasok gas pada tahun ini, kata kementerian itu.
Ketika perdagangan bilateral mencapai rekor tertinggi lebih dari $100 miliar pada tahun lalu, Li mengatakan Tiongkok dan Rusia akan berusaha untuk mencapai volume perdagangan bilateral sebesar $200 miliar sesegera mungkin.
Para pengamat mengatakan kerja sama antara Tiongkok dan Rusia, yang keduanya merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB, akan memainkan peran penting dalam mendorong perdamaian dan stabilitas global.
Li Jingjie, pakar sejarah hubungan Tiongkok-Rusia di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan non-blok, non-konfrontasi, dan tidak menargetkan negara pihak ketiga adalah karakteristik dasar hubungan Tiongkok-Rusia.
Hanya dengan menjaga kesetaraan dan saling menghormati, negara-negara besar dapat mengembangkan hubungan bilateral yang baik, kata Li, seraya menambahkan bahwa hubungan Tiongkok-Rusia menjadi teladan bagi komunitas internasional.