Bank Indonesia mengatakan inflasi akan tetap di atas 5% pada semester pertama

7 Maret 2023

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan inflasi tahunan akan terus berada di atas 5 persen tahun-ke-tahun (yoy) pada paruh pertama tahun ini, menurut pimpinan bank sentral pada hari Minggu.

Proyeksi baru ini merupakan kemunduran terhadap perkiraan optimis BI pada bulan Februari yang mengumumkan bahwa inflasi akan turun lebih cepat ke target biasanya dan turun di bawah 4 persen tahun-ke-tahun pada paruh pertama tahun ini, sebelum terus menurun hingga tidak lebih dari itu. dari 3,5 persen pada paruh kedua.

BI memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah pada bulan Februari, dengan mengatakan tidak diperlukan kenaikan lebih lanjut karena inflasi akan mereda lebih cepat dari perkiraan.

“Kita harus bekerja keras untuk menekan laju inflasi, terutama kenaikan harga pangan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo seperti dikutip Reuters.

Namun, bank sentral memperkirakan negara tersebut masih dapat memenuhi target penurunan inflasi hingga di bawah 4 persen pada akhir tahun ini.

Perry juga tetap yakin bahwa produk domestik bruto (PDB) negara tersebut akan tumbuh antara 4,5 dan 5,3 persen secara tahunan pada tahun ini.

Berdasarkan perkiraan kami, angka tersebut akan berada di sekitar 4,9 persen tahun ke tahun, dan bisa meningkat menjadi 5,1 persen jika kita dapat meningkatkan belanja konsumen domestik dan meningkatkan ekspor kita ke India dan Tiongkok, kata Perry.

Baca juga: Inflasi meningkat menjadi 5,47% di bulan Februari

Perry mencatat beberapa harga utama yang “perlu dikendalikan” untuk menurunkan tingkat inflasi, yaitu beras, minyak goreng, dan tarif penerbangan, yang seringkali mengalami kenaikan harga yang signifikan ketika negara Muslim terbesar di dunia ini memasuki bulan suci Ramadhan.

“Bulan lalu harga beras naik dimana-mana, padahal stok beras masih ada. Tapi pasokannya tiba-tiba hilang (dari pasar),” kata Perry.

Rabu lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mendesak agar berhati-hati terhadap kenaikan harga konsumen musiman yang biasa terjadi selama bulan Ramadhan, khususnya bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, dan ayam.

Negara ini mengalami peningkatan inflasi bulanan yang signifikan sebesar 0,68 persen selama Ramadhan pada tahun 2019 dan lonjakan sebesar 0,95 persen pada Ramadhan tahun lalu.

Baca juga: BI mengisyaratkan diakhirinya kenaikan suku bunga, optimisme terhadap target inflasi

Tahun lalu, pemerintah bersama bank sentral mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (BNPIP) yang menurunkan inflasi pangan dari 11,47 persen pada Juli tahun lalu menjadi 5,61 persen pada Desember 2022.

Bank sentral melanjutkan program tersebut tahun ini melalui kolaborasi antara 46 kantor regional dan pemerintah daerah. Beberapa rencana program tersebut antara lain melakukan operasi pasar, memperluas penggunaan pupuk organik, dan mengintensifkan kerja sama regional untuk mendistribusikan kelebihan hasil bumi ke daerah-daerah yang membutuhkan pasokan lebih banyak.

By gacor88