30 Juni 2022
PETALING JAYA – Mulai besok, harga ayam akan mencapai R9,40 per kg, lebih tinggi 50 sen, berdasarkan harga tertinggi baru yang ditetapkan Kabinet setelah pertemuan mingguan kemarin.
Kabinet telah memutuskan untuk tidak membiarkan harga ayam mengambang dan telah menetapkan harga tertinggi baru untuk ayam standar, kata Menteri Pertanian dan Industri Makanan, Datuk Seri Dr Ronald Kiandee.
Kiandee juga mengatakan Kabinet memutuskan untuk menetapkan harga tertinggi telur ayam sebesar 45sen per butir untuk kelas A, 43sen untuk kelas B, dan 31sen untuk kelas C, semuanya masing-masing 2sen, di Semenanjung Malaysia.
Batasan harga ayam dan telur standar akan diberlakukan mulai 1 Juli, kata Kiandee dalam keterangannya, kemarin.
Harga baru hingga 31 Agustus.
Harga tertinggi untuk ayam standar sebelumnya ditetapkan sebesar RM8,90 per kg di semenanjung, dan diperkirakan akan dihapuskan pada 1 Juli.
Kiandee mengatakan keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan Bantoean Keluarga Malaysia (BKM) yang diumumkan oleh Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob, di mana bantuan tunai hingga RM500 akan diberikan kepada kelompok B40 dan M40 yang memenuhi syarat.
Menurut Kiandee, sejauh ini sudah ada 8,6 juta penerima BKM yang disetujui dan mereka diperkirakan hanya menerima bantuan senilai R2 600 tahun ini.
“Ini adalah bantuan terbesar yang diberikan oleh pemerintah mana pun,” tambahnya.
Kiandee juga mengatakan Putrajaya telah mengalokasikan RM369,5 juta untuk bantuan tunai ini, sehingga total subsidi sejak 5 Februari tahun ini menjadi RM1,1 miliar.
“Kenaikan harga barang kebutuhan pokok merupakan isu yang terjadi di Malaysia, namun merupakan fenomena global akibat terganggunya rantai pasokan akibat konflik geopolitik dan perubahan iklim.
“Meski demikian, pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk memperkenalkan mekanisme pengendalian harga untuk memastikan Keluarga Malaysia tidak terbebani oleh tantangan biaya hidup,” tambah Kiandee.
Jumat lalu, Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengumumkan bahwa tarif air dan listrik saat ini untuk pengguna domestik di Semenanjung Malaysia akan dipertahankan dan subsidi senilai RM5,8 miliar akan ditanggung oleh pemerintah.
Ismail Sabri mengatakan, ini berarti rabat sebesar 2sen/kWh tetap berlaku untuk seluruh konsumen dalam negeri tanpa pembayaran tambahan.
Pengenaan biaya tambahan sebesar 3,7sen/kWh dipertahankan pada konsumen komersial dan industri.
Sementara itu, Ismail Sabri kemarin dalam keterangan terpisah mengumumkan pembentukan tim khusus bertajuk “Jihad Tangani Inflasi” (Pertempuran Melawan Inflasi).
Tim khusus ini akan mengumpulkan informasi dari kementerian, lembaga, dan masyarakat untuk merumuskan strategi dan mengoordinasikan upaya mengatasi permasalahan terkait inflasi. Perdana Menteri juga mengatakan tim khusus yang dipimpin oleh Menteri Komunikasi dan Multimedia Tan Sri Annuar Musa akan mengoordinasikan upaya pengendalian kenaikan harga secara lebih efektif dan efisien.
Tim khusus bertemu dua kali seminggu – Senin dan Kamis – dengan konferensi pers diadakan setelah setiap pertemuan.
Tim Khusus Inflasi Jihad Tangani akan terdiri dari Menteri Keuangan Tengku Datuk Seri Zafrul Tengku Abdul Aziz, Kiandee, Menteri Perdagangan Dalam Negeri dan Urusan Konsumen Datuk Seri Alexander Nanta Linggi, Menteri di Departemen Perdana Menteri (Ekonomi) Datuk Seri Mustapa Mohamed dan Sekretaris Utama untuk Pemerintahan Tan Sri Mohd Zuki Ali.
Ismail Sabri juga mengatakan akan ditunjuk petugas dari masing-masing kementerian untuk segera merespons tim khusus tersebut.
“Pemerintah selalu berupaya memastikan Keluarga Malaysia tidak terkena dampak serius dari kenaikan inflasi di seluruh dunia,” ujarnya.