Tiongkok membalas kritik Mike Pence terhadap kebijakan agama Tiongkok.
Beijing pada hari Jumat membalas Wakil Presiden AS Mike Pence dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo atas kritik mereka terhadap kebijakan agama Tiongkok dan status kebebasan beragama.
Tiongkok telah memberikan pernyataan tegas kepada Amerika Serikat, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang pada konferensi pers harian, dan menuntut agar AS menghormati fakta dan memandang kebijakan agama Tiongkok dengan benar.
Dia juga meminta Washington untuk berhenti menggunakan isu-isu agama untuk mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Pence dan Pompeo mengkritik Tiongkok mengenai kebebasan beragama pada konferensi yang diadakan di Washington pada hari Kamis.
Pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump juga bertemu dengan orang-orang yang disebut sebagai korban penganiayaan agama asal Tiongkok, yang merupakan peserta konferensi kebebasan beragama internasional selama tiga hari.
“Komentar yang dibuat oleh Pence dan Pompeo tentang Tiongkok menyesatkan publik, benar-benar membingungkan benar dan salah, dan membalikkan hitam-putih,” kata Geng.
“Bagi orang-orang tersebut, agama telah menjadi dalih dan alat untuk mencemarkan nama baik negara lain dan merusak keharmonisan etnis, serta mencampuri urusan dalam negeri mereka,” tambahnya.
Masyarakat Tiongkok dari semua kelompok etnis menikmati kebebasan penuh berkeyakinan beragama sesuai dengan hukum, kata Geng, seraya menambahkan bahwa pemerintah Tiongkok juga melindungi kebebasan beragama warga negaranya dan hak-hak terkait sesuai hukum.
Pada saat yang sama, kata Geng, Tiongkok tidak akan pernah mengizinkan siapa pun terlibat dalam aktivitas ilegal berkedok agama dan dengan tegas menentang negara atau kekuatan mana pun yang mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok atas nama kebebasan beragama.
Komunitas agama Tiongkok membantah penilaian AS, termasuk Dewan Kristen Tiongkok, Asosiasi Islam Tiongkok, dan Asosiasi Budha Tiongkok.
Dalam surat yang ditandatangani oleh para cendekiawan dan penganut agama dari Xinjiang yang ditujukan kepada Mike Pompeo, klaim AS bahwa lebih dari 1 juta orang Muslim ditahan dibantah oleh fakta bahwa penduduk setempat mendapatkan pekerjaan yang baik setelah menerima pelatihan profesional.
Xinjiang telah berupaya keras untuk melindungi, mewarisi, dan mempromosikan budaya setiap etnis minoritas. Kursus bahasa etnis minoritas ditawarkan di semua sekolah. Kebutuhan budaya masyarakat dari semua kelompok etnis yang terus meningkat telah terpenuhi.
Klaim bahwa Tiongkok telah mengakhiri keyakinan Islam telah dikritik sebagai klaim yang salah, karena merupakan kebijakan dasar pemerintah Tiongkok yang sudah lama ada untuk menghormati dan melindungi kebebasan beragama. Pemerintah daerah Xinjiang melindungi kegiatan keagamaan normal dan memenuhi tuntutan keagamaan yang wajar dari umat sesuai dengan hukum. Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah daerah di Xinjiang telah memperbaiki kondisi dasar masjid, tambah surat itu.
Klaim bahwa Tiongkok telah meningkatkan pengawasan massal di Xinjiang bahkan lebih tidak masuk akal. Memasang fasilitas pengawasan di tempat umum adalah praktik umum yang diadopsi oleh negara-negara di dunia untuk menjaga keselamatan publik. Di AS, kamera pengintai dipasang di kota-kota besar dan kecil.