3 Mei 2023
DHAKA – Ekspor Bangladesh ke India dapat meningkat sebesar 300 persen dalam setahun jika konektivitas transportasi multimoda, termasuk jalan raya dan jalan raya, saluran air, pelayaran pesisir dan kereta api, dapat dimanfaatkan secara optimal, Pranay Kumar Verma, Komisaris Tinggi India di Bangladesh, mengatakan kemarin.
“Konektivitas yang lebih baik memang merupakan inti dari peningkatan kemudahan berbisnis dan kemudahan hidup,” katanya pada seminar “Konektivitas multimoda antara India dan Bangladesh” yang diselenggarakan oleh Unnayan Shamannay di Bishwo Shahitto Kendro di Dhaka.
Sejak tahun 1972, terdapat 10 jalur sungai protokol yang beroperasi untuk pengangkutan barang antara kedua negara dan jumlah barang yang diangkut kini meningkat 39 kali lipat sejak sekitar dua dekade lalu, katanya.
Barang-barang tersebut 90 persen diangkut dengan kapal Bangladesh, kata Verma, seraya menambahkan bahwa India juga menawarkan kepada Bangladesh penggunaan bandara dan pelabuhan sungai tertentu di India untuk mengirimkan ekspor ke negara ketiga.
Tujuh penyeberangan perbatasan kini telah beroperasi dan ada permintaan untuk lebih banyak lagi, katanya.
Mengenai masalah konektivitas, Verma menyebutkan peresmian jaringan pipa “persahabatan” oleh perdana menteri kedua negara dengan kapasitas untuk memasok satu juta ton solar per tahun ke Bangladesh.
Komisaris tinggi juga menyampaikan berbagai fakta mengenai konektivitas perdagangan dan investasi bilateral.
Misalnya, Bangladesh adalah mitra dagang terbesar India di Asia Selatan dan terbesar kelima secara global. Selama lima tahun terakhir, perdagangan bilateral telah mencapai $15 miliar dari $7 miliar,
dia berkata.
Lebih dari satu dekade yang lalu, India memberikan manfaat perdagangan bebas bea untuk hampir semua barang Bangladesh, kecuali minuman keras, senjata dan tembakau, berdasarkan perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas Asia Selatan (Safta) dan sektor garmen menunjukkan kinerja yang baik.
Neraca perdagangan menguntungkan India berkat pengiriman lebih banyak barang bernilai tambah oleh perusahaan-perusahaan India. Ekspor Bangladesh ke India mencapai $1 miliar empat tahun lalu dan kini telah mencapai $2 miliar, katanya.
Kedua negara akan segera memulai negosiasi penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Cepa) untuk memanfaatkan potensi bisnis dan meningkatkan keuntungan bersama, kata Verma.
Cepa akan memastikan hubungan ekonomi yang lebih kuat antara kedua perekonomian dan membantu memperkuat hubungan perdagangan dan investasi dengan menciptakan kerangka kelembagaan baru dan rantai pasokan baru, katanya.
Pada saat yang sama, India dan Bangladesh sedang menjajaki cara-cara inovatif lainnya, seperti membangun perdagangan bilateral dalam rupee India, yang dapat memberikan dorongan baru bagi kemitraan perdagangan, katanya.
Tahun lalu, kedutaan India di Bangladesh mengeluarkan 1,5 juta visa, katanya.
Kedua negara mampu menghidupkan kembali tujuh jalur kereta api untuk penumpang dan barang yang ada pada tahun 1965, kata Verma.
Selain itu, bus lintas batas saat ini beroperasi di lima rute berbeda yang menghubungkan Bangladesh dengan Tripura, Benggala Barat, Meghalaya dan Assam India, katanya.
Kedua negara juga telah memulihkan dan melanjutkan layanan kereta api dan bus yang terhenti selama pandemi, tambahnya.
Sekitar 40 persen hingga 45 persen perdagangan bilateral dan sebagian besar pergerakan antar masyarakat disalurkan melalui 36 kantor bea cukai negara yang berfungsi, kata komisaris tinggi tersebut.
Empat dari pos bea cukai telah ditingkatkan menjadi pos pemeriksaan terpadu yang modern dan satu lagi di Dawki di India akan segera ditingkatkan, katanya.
Butuh waktu 47 tahun bagi ekspor Bangladesh ke India untuk mencapai $1 miliar dan telah mencapai $2 miliar dalam empat tahun terakhir, yang menunjukkan bahwa perdagangan bilateral semakin meningkat, kata Mustafizur Rahman, peneliti senior di Pusat Dialog Kebijakan (CPD). dikatakan.
Namun, banyak hal yang perlu dilakukan lebih awal untuk meningkatkan ekspor, katanya, seraya menambahkan bahwa perjanjian kendaraan bermotor dan pembentukan single window untuk memfasilitasi perdagangan bilateral belum membuahkan hasil.
Perbatasan masih menjadi titik kontrol yang seharusnya menjadi titik perlintasan, ujarnya.
Para pembuat kebijakan dan lembaga pelaksana di Bangladesh harus memprioritaskan perdagangan dengan negara-negara bagian di India timur laut, desak Ahsan Khan Chowdhury, CEO Pran-RFL Group.
Memastikan konektivitas yang kuat ke pelabuhan Chattogram untuk pengusaha Tripura akan bermanfaat bagi masyarakat kedua negara, katanya.
India dan Bangladesh tetap menjadi mitra dagang terbesar satu sama lain di Asia Selatan, kata Atiur Rahman, ketua Unnayan Shamannay.
Namun, tingkat perdagangan masih belum optimal dan tidak ada alternatif lain selain meningkatkan konektivitas, katanya.
Diskusi tersebut juga mencakup perdagangan energi, solusi berbasis ICT, kebijakan untuk menetapkan standar umum, dan lain-lain.