4 Mei 2023
SEOUL – Presiden Yoon Suk Yeol berjanji bahwa Korea akan berkontribusi dalam membangun rantai pasokan kooperatif di kawasan Indo-Pasifik melalui “kemitraan dan solidaritas” pada acara yang diadakan oleh Asian Development Bank di Songdo, Incheon, pada hari Rabu.
“Pandemi ini telah mendorong perekonomian global ke dalam kesulitan yang luar biasa,” kata Yoon dalam pidato ucapan selamatnya pada pertemuan tahunan Dewan Gubernur ADB yang ke-56, dengan menyebutkan invasi Rusia ke Ukraina dan fragmentasi jaringan pasokan global, serta sejumlah faktor lainnya.
“Tantangan-tantangan ini berada di luar kompetensi suatu negara dan memerlukan kemitraan dan solidaritas antar negara,” katanya.
Acara ini dimulai pada hari Selasa selama empat hari dengan slogan “Rebounding Asia: Recover, Reconnect, and Reform.” Ini merupakan kali pertama acara tersebut digelar secara tatap muka sejak pandemi merebak.
Yoon juga menekankan bahwa Korea Selatan akan berbagi pengalaman pembangunan ekonominya dengan negara anggota ADB lainnya.
“Sebagai mitra utama dengan keterampilan produksi dan kemampuan manufaktur kelas dunia di industri semikonduktor, sel sekunder, dan bio, Korea akan berpartisipasi aktif dalam membangun rantai pasokan kerja sama dengan negara-negara Asia,” kata Yoon.
“Kawasan Asia terdiri dari negara-negara dengan sumber daya yang melimpah, kemampuan produksi dan manufaktur yang luar biasa, teknologi tinggi, sumber daya manusia yang unggul,” ujarnya.
“Bersama negara-negara anggota ADB, kami akan menempuh jalur solidaritas untuk kesejahteraan bersama, tidak hanya di Asia dan Indo-Pasifik, tetapi juga di dunia,” ujarnya.
Menteri Keuangan Choo Kyung-ho menyampaikan pandangan serupa dan menyampaikan rasa terima kasihnya kepada ADB.
“Berkat dukungan ADB dan komunitas internasional, Korea telah mampu mencapai pertumbuhan yang luar biasa,” kata Choo dalam pidato pembukaannya, mengacu pada bagaimana Korea telah berkembang dari negara penerima menjadi negara donor di ADB.
Choo juga menyoroti kebangkitan proteksionisme perdagangan setelah pandemi ini.
“Kita perlu mengatasi fragmentasi ekonomi dan geopolitik dan menekankan kembali aturan perdagangan yang adil,” kata Choo.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa menjelaskan peran pemberi pinjaman multilateral dalam pendanaan iklim.
“Kita tahu bahwa peristiwa iklim menyebabkan kerusakan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Asakawa. “Pekerjaan kami harus selalu memberikan penghidupan yang baik dan memastikan ketahanan masyarakat serta peluang.”
Seperti yang dikatakan Asakawa, organisasi ADB telah menekankan pentingnya aksi iklim melalui peluncuran fasilitas pendanaan inovatif untuk program pendanaan iklim di Asia dan Pasifik yang ditujukan untuk memerangi perubahan iklim dan K-Hub, sebuah lembaga yang didedikasikan untuk studi perubahan iklim, untuk mengumumkan. .
Sementara itu, Rhee Chang-yong, Gubernur Bank of Korea, kembali menekankan bahwa masih terlalu dini untuk membahas transisi kebijakan moneter.
“Meskipun banyak orang mempertanyakan kapan titik pivot dalam kebijakan pengetatan moneter bank sentral akan terjadi, ketika inflasi yang tinggi dapat terkendali, maka kita dapat memikirkan tentang titik pivot tersebut,” kata Rhee pada seminar gubernur yang diadakan pada hari yang sama. . .
Gubernur dari Korea, Indonesia, India dan Jerman berkumpul untuk membahas kebijakan untuk mendukung pemulihan Asia pascapandemi.
“Dalam kasus Korea, inflasi kita menurun. Laju inflasi di bulan April lebih rendah dari 4 persen, namun inflasi inti masih berkisar 5 persen,” kata Rhee menjelaskan, inflasi masih berada di atas target 2 persen yang ditetapkan BOK. Indeks harga konsumen Korea turun menjadi 3,7 persen pada bulan April, namun inflasi inti berada pada 4,6 persen.
Rhee juga mencatat bahwa serangkaian keruntuhan perbankan di AS baru-baru ini terkendali dengan baik, dan menggambarkan respons AS terhadap krisis ini sebagai “sebuah pencapaian yang luar biasa.”
“Situasi saat ini tampaknya berjalan ke arah yang benar,” katanya. Dia lebih lanjut menambahkan bahwa krisis perbankan memiliki dampak yang terbatas di Korea karena perbedaan struktural.
Rhee menilai perekonomian Asia “jauh lebih baik” dibandingkan kawasan lain secara keseluruhan, namun negara ini harus mewaspadai dampak tekanan nilai tukar mata uang asing karena dolar menguat dan mata uang lainnya tetap lemah.
Acara hari Rabu dilanjutkan dengan Korea Culture Concert dan Korea Reception.