22 Maret 2018
India melakukan investasi besar-besaran di sektor energi terbarukan menyusul kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada awal bulan Maret.
India telah meningkatkan upaya untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin perubahan iklim global dengan menjadi tuan rumah bersama pertemuan International Solar Alliance (ISA) yang baru dibentuk.
Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, selama kunjungannya ke India pada awal bulan Maret ini, memimpin pertemuan ISA pada tanggal 11 Maret. ISA merupakan inisiatif yang diluncurkan kedua negara. Lebih dari 60 negara telah menandatangani aliansi ini, dan 32 negara telah meratifikasinya
India dan Perancis menggarisbawahi pentingnya ISA untuk keamanan energi global dan perlindungan lingkungan.
“Kami ingin India menjadi mitra strategis pertama kami di sini, dan kami ingin menjadi mitra strategis pertama India di Eropa dan bahkan di dunia Barat,” kata Macron.
Kekuatan Hijau
Modi mendesak para pemimpin dari 33 negara yang berpartisipasi dalam pertemuan ISA untuk mempromosikan investasi pada energi terbarukan untuk melawan perubahan iklim.
Macron, pada bagiannya, menjanjikan 700 juta euro (US$861,5 juta) pada tahun 2022 untuk proyek pembangkit listrik tenaga surya baru di negara-negara berkembang.
ISA telah menggalang dana pengurangan risiko sebesar $300 miliar sebagai bagian dari strategi untuk menciptakan arsitektur pembiayaan berkelanjutan untuk proyek tenaga surya di seluruh dunia.
Dalam pertemuan tersebut, Modi meluncurkan 10 poin rencana yang menyatakan India akan menghasilkan 175 gigawatt (GW) energi ramah lingkungan dari sumber terbarukan pada tahun 2022, termasuk 100 GW tenaga surya. India menargetkan mencapai 40 persen kapasitas listrik terpasang dari energi terbarukan pada tahun 2030. Saat ini kapasitas terpasang energi terbarukan sebesar 63 GW.
Tujuan ISA adalah melakukan upaya bersama untuk mengurangi biaya keuangan dan biaya teknologi, dan memobilisasi lebih dari US$1 triliun pada tahun 20130.
Pembangkit listrik tenaga surya terbesar di India
Kedua pemimpin meresmikan pembangkit listrik tenaga surya terbesar di India di Mirzapur di negara bagian Uttar Pradesh yang paling padat penduduknya. Pembangkit berkapasitas 75 MW ini dibangun bekerja sama dengan raksasa tenaga surya Perancis Engie Solar.
Para pemimpin juga menegaskan kembali niat mereka untuk mulai mengerjakan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia pada akhir tahun ini. Para pemimpin mendesak Electricite de France SA dan produsen energi atom monopoli India, Nuclear Power Corp., untuk mempercepat diskusi mengenai kontrak dan mulai bekerja di lokasi di Jaitapur, negara bagian Maharashtra, pada bulan Desember.
“Setelah terpasang, proyek Jaitapur akan menjadi pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di dunia, dengan total kapasitas 9,6 gigawatt,” demikian pernyataan bersama pemerintah kedua negara selama kunjungan Macron ke India.