3 Desember 2018
Pertemuan di Argentina di sela-sela KTT G20 memetakan arah hubungan Tiongkok-AS selama beberapa waktu.
Presiden Xi Jinping dan mitranya dari AS, Donald Trump, pada hari Sabtu sepakat untuk melanjutkan negosiasi perdagangan bilateral, menghentikan penerapan tarif baru dan bertukar kunjungan pada waktu yang tepat.
Mereka juga sepakat untuk memperluas kerja sama dan mengelola perbedaan berdasarkan saling menguntungkan dan menghormati, serta bersama-sama mengupayakan hubungan Tiongkok-AS yang terkoordinasi, kooperatif, dan stabil.
Mereka mencapai konsensus dalam jamuan makan malam setelah pertemuan puncak para pemimpin G20 di ibu kota Argentina, Buenos Aires. Ini merupakan pertemuan tatap muka pertama antara kedua pemimpin sejak kunjungan Trump ke Tiongkok pada November tahun lalu.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut, Xi mengatakan bahwa wajar jika dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia memiliki perbedaan dalam bidang ekonomi dan perdagangan.
Namun, kuncinya adalah mengelola perbedaan dengan tepat dan menemukan solusi yang dapat diterima semua orang, katanya.
Kedua pemimpin menginstruksikan tim ekonomi dan perdagangan mereka untuk mengintensifkan negosiasi penghapusan semua tarif tambahan yang diberlakukan sebelumnya dan untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, kata pernyataan itu.
Tiongkok akan membuka pasarnya dan memperluas impor berdasarkan babak baru reformasi dan keterbukaan serta permintaan pasar domestik dan masyarakat Tiongkok, untuk meringankan masalah terkait ekonomi dan perdagangan, kata pernyataan itu.
Kedua belah pihak sepakat bahwa upaya bersama harus dilakukan untuk mendorong perdagangan bilateral dan hubungan ekonomi kembali ke jalur normal sesegera mungkin untuk mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Xi mengatakan bahwa Tiongkok dan AS harus memikul tanggung jawab yang lebih besar terhadap perdamaian dan stabilitas dunia.
Hubungan bilateral yang baik sejalan dengan kepentingan mendasar masyarakat kedua negara, serta aspirasi bersama masyarakat internasional, tambah Presiden.
Kerja sama adalah pilihan terbaik bagi Tiongkok dan AS, dan kedua belah pihak harus mendorong perkembangan hubungan bilateral yang sehat dan stabil dalam jangka panjang agar memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat di kedua negara dan dunia, katanya.
Xi dan Trump sepakat untuk menjaga kontak dekat satu sama lain melalui berbagai cara dan saling bertukar kunjungan lagi pada waktu yang tepat.
Kedua belah pihak juga sepakat untuk memperkuat pendidikan dan pertukaran antar masyarakat serta meningkatkan kerja sama dalam penegakan hukum dan melawan obat-obatan terlarang, termasuk obat sintetis fentanil yang baru.
Dalam pertemuan tersebut, Xi menegaskan kembali posisi Tiongkok mengenai masalah Taiwan dan pihak AS mengatakan akan terus mematuhi kebijakan satu Tiongkok, menurut pernyataan tersebut.
Kedua belah pihak juga bertukar pandangan mengenai isu Semenanjung Korea.
Berdasarkan pernyataan mengenai pertemuan tersebut, Tiongkok mendukung pertemuan kedua antara Trump dan Kim Jong-un, pemimpin Republik Demokratik Rakyat Korea.
Beijing berharap Washington dan Pyongyang akan bertemu, mengakomodasi kekhawatiran masing-masing dan secara paralel mendorong proses denuklirisasi dan pembentukan mekanisme perdamaian di semenanjung tersebut, kata pernyataan itu.
“Dalam suasana bersahabat dan jujur, kedua presiden melakukan pembicaraan mendalam yang berlangsung selama dua setengah jam. Waktunya jauh lebih lama dari jadwal,” kata Anggota Dewan Negara dan Menteri Luar Negeri Wang Yi kepada wartawan pada sebuah pengarahan pada hari Sabtu.
Menurut Wang, pertemuan tersebut “memetakan arah hubungan Tiongkok-AS selama beberapa waktu”.
Konsensus penting yang dicapai selama pertemuan tersebut tidak hanya secara efektif menghentikan peningkatan ketegangan perdagangan lebih lanjut, namun juga membuka prospek baru untuk kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua negara, kata Wang.