16 Agustus 2022
BEIJING – Tingkat pengangguran keseluruhan di Tiongkok terus menurun pada bulan lalu, namun tetap lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan jumlah pengangguran di kalangan generasi muda sangat mengkhawatirkan, kata seorang pejabat pada hari Senin.
Fu Linghui, juru bicara Biro Statistik Nasional, mengatakan tingkat pengangguran perkotaan yang disurvei mencapai 5,4 persen pada bulan Juli, turun 0,1 poin persentase dari bulan sebelumnya.
Sebanyak 7,83 juta lapangan kerja baru di perkotaan tercipta antara bulan Januari dan Juli, katanya pada konferensi pers yang diadakan oleh Kantor Informasi Dewan Negara.
Tingkat pengangguran perkotaan yang disurvei di antara mereka yang berusia 25 hingga 59 tahun – mayoritas pasar tenaga kerja – turun 0,2 poin persentase menjadi 4,3 persen pada bulan Juli.
“Angka ini mendekati periode yang sama tahun lalu, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja secara keseluruhan stabil,” katanya.
Untuk pekerja migran pedesaan, tingkat pengangguran yang disurvei adalah 5,1 persen pada bulan Juli, turun 0,2 poin persentase dari bulan sebelumnya.
Fu mengatakan tren penurunan yang terus berlanjut ini dapat dikaitkan dengan langkah-langkah yang bertujuan membantu pekerja migran mendapatkan pekerjaan dan pemulihan ekonomi yang cepat setelah wabah COVID-19 pada bulan April.
“Dengan meredanya situasi epidemi, tingkat pengangguran di 31 kota besar adalah 5,6 persen pada bulan Juli, turun 0,2 poin persentase dari bulan Juni,” tambahnya.
Namun, tekanan lapangan kerja terhadap generasi muda terus meningkat pada bulan lalu, dengan tingkat pengangguran yang disurvei pada bulan Juli untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun meningkat sebesar 0,6 poin persentase menjadi 19,9 persen.
“Juli adalah musim wisuda, dan banyaknya lulusan baru yang memasuki pasar kerja telah meningkatkan angka pengangguran,” ujarnya.
“Bisnis, terutama yang bergerak di sektor jasa yang melayani banyak generasi muda, telah terkena dampak wabah di dalam negeri, sehingga mengalami kesulitan dan tidak dapat lagi menyediakan lapangan kerja.”
Dia menambahkan bahwa preferensi di kalangan pencari kerja muda terhadap pekerjaan yang stabil juga telah menciptakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, yang selanjutnya mempengaruhi tingkat pengangguran.
Bahkan ketika Tiongkok berupaya mengatasi dampak negatif wabah COVID-19 di dalam negeri, Fu meyakinkan bahwa pengangguran di perkotaan telah mencapai puncaknya dan diperkirakan akan semakin menurun dan stabil di masa depan.
“Tekanan terhadap pasar tenaga kerja masih tinggi, dan kami akan terus menerapkan berbagai langkah untuk menstabilkan lapangan kerja,” ujarnya.