9 Mei 2023
PHNOM PENH – Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga meminta kerja sama di tingkat daerah untuk lebih mengembangkan kemampuan siswa di bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM) dan teknologi informasi (IT).
Permintaan tersebut disampaikan dalam pertemuan Dewan Komunitas Sosial Budaya ASEAN (ASCC) ke-29 yang diadakan di Bali, Indonesia, pada 8 Mei.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal ASEAN, para menteri ASCC dan pejabat senior, serta beberapa delegasi penting, kata pernyataan kementerian.
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Nath Bunroeun menyampaikan beberapa rekomendasi utama untuk mencapai arah strategis ASCC dalam visinya hingga tahun 2025.
“Rekomendasi yang diberikan mencakup reformasi sektor pendidikan Kamboja, pengembangan kesejahteraan sosial bagi masyarakat, peningkatan pendidikan generasi penerus dari semua lapisan masyarakat, dan peningkatan kemitraan pemerintah-swasta di bidang pendidikan. Ia juga menyarankan fokus pada pendidikan kewirausahaan dan teknologi digital, serta pendidikan kejuruan di tingkat menengah,” kata pernyataan itu.
Kementerian menambahkan bahwa bantuan timbal balik di antara negara-negara anggota ASEAN dalam mengembangkan kemampuan siswa di bidang STEM dan TI, serta penelitian dan pengembangan, di semua tingkatan sangat penting untuk mendorong daya saing pasar ASEAN, meningkatkan kapasitas penelitian dan membangun ketahanan di seluruh kawasan.
STEM merupakan suatu pendekatan pembelajaran dan pengembangan yang mengintegrasikan bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika. Melalui STEM, siswa mengembangkan keterampilan utama termasuk pemecahan masalah, kreativitas, dan analisis kritis.
Kin Phea, direktur Institut Hubungan Internasional di Royal Academy of Kamboja, mengatakan bahwa dalam konteks teknologi industri, pengembangan kemampuan pemuda dan pelajar di bidang STEM dan TI akan diperlukan untuk pembangunan ekonomi.
“Mendorong gotong royong di tingkat regional untuk mengembangkan STEM dan teknologi adalah hal yang paling penting. Kita tidak bisa maju dan berkembang jika partisipasi untuk saling membantu masih terbatas,” ujarnya.
Oleh karena itu, negara-negara yang telah mencapai kemajuan besar di bidang STEM dan teknologi informasi harus menutup kesenjangan dengan negara-negara yang belum mencapai kemajuan besar, guna meningkatkan potensi kawasan ASEAN dan menarik investasi langsung dari luar kawasan, tambahnya.
Ia menyarankan bahwa meskipun Asia Tenggara memiliki banyak angkatan kerja muda, masih ada kebutuhan untuk memperkuat kapasitas STEM mereka, sebagai respons terhadap perkembangan “revolusi digital”.