4 Mei 2022
BEIJING – Upaya konservasi yang dilakukan Pusat Penyelamatan Xishuangbanna membuahkan hasil
Seekor anak gajah liar, ditemukan dengan kaki terluka dan ditinggalkan oleh kawanan migrasi di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai di Provinsi Yunnan, telah pulih berkat perawatan yang diberikan oleh para pekerja dari Pusat Pembibitan dan Penyelamatan Gajah Asia di prefektur tersebut.
Pada Juli tahun lalu, anak sapi tersebut, yang kemudian diberi nama Longlong – yang berarti “naga” dalam bahasa China – ditemukan oleh tim penyelamat yang berkeliaran di desa Manfeilong di Kota Pu’er dengan luka di kaki kiri depan. Sebuah tim yang terdiri lebih dari 100 pekerja dari berbagai departemen pemerintah daerah segera dikerahkan untuk membantu anak sapi tersebut.
Tim menemukan keluarga anak sapi tersebut sekitar 5 kilometer jauhnya, namun cedera yang dialami hewan tersebut menyebabkan ia tidak dapat bergabung dengan kawanannya. Tim penyelamat menangkap anak sapi tersebut, mengobati lukanya dengan obat anti inflamasi dan membawanya ke pusat penyelamatan.
Beberapa hari setelah anak sapi tersebut tiba di pusat, ia terbiasa dengan lingkungan barunya dan mulai makan rumput serta minum susu kambing. Berkat perawatan yang cermat dari tim penyelamat, anak sapi tersebut berangsur pulih dari cederanya dan menerima pemeriksaan rutin setiap hari. Ia juga berpartisipasi dalam rehabilitasi yang dirancang khusus dan pelatihan liar dengan bantuan penjaga yang ditugaskan oleh pusat tersebut.
Pusat tersebut, yang merupakan satu-satunya lembaga penelitian di Tiongkok yang berfokus pada penyelamatan dan pembiakan gajah Asia, telah membantu lebih dari 20 gajah yang terluka sejak didirikan pada tahun 2008.
Gajah Asia terdaftar sebagai hewan terancam punah dalam Daftar Merah Spesies Terancam Punah dari Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam dan berada di bawah perlindungan negara tingkat tertinggi di Tiongkok.
Dalam beberapa dekade terakhir, spesies ini menghadapi sejumlah ancaman, termasuk peningkatan populasi manusia, berkurangnya kawasan hutan, dan meningkatnya perburuan liar.
Namun, setelah upaya konservasi yang gigih dilakukan oleh pemerintah setempat dan penduduk desa, populasi gajah liar Asia di Yunnan telah meningkat dari sekitar 180 ekor pada tahun 1980an menjadi sekitar 300 ekor saat ini.