14 April 2022
NILAI MENTEGA – Ini adalah lingkaran setan yang pada akhirnya menyebabkan kemacetan lalu lintas yang lebih besar pada jam sibuk.
Akibat pandemi Covid-19, semakin banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya dengan mobil sendiri dibandingkan menggunakan bus sekolah.
Sementara itu, banyak pengemudi bus sekolah juga berhenti dari pekerjaannya karena ketidakpastian pendapatan di tengah pandemi, sehingga para orang tua yang kini membutuhkan jasa mereka tidak dapat lagi menemukannya dengan mudah.
Presiden Federasi Asosiasi Operator Bus Sekolah Malaysia Amali Munif Rahmat mengatakan sekitar 40% dari 16.000 operator bus sekolah yang terdaftar di seluruh negeri telah beralih ke pekerjaan lain sejak perintah pengendalian pergerakan pertama dua tahun lalu.
“Sekitar 6.000 sopir bus sekolah berhenti. “Mereka muak dengan ketidakpastian pendapatan, sehingga mereka mencari pekerjaan yang menawarkan stabilitas keuangan di tengah pandemi Covid-19,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Amali mengatakan asosiasi tersebut menerima pertanyaan dari para orang tua yang tidak dapat menemukan bus sekolah untuk mengangkut anak-anak mereka ke sekolah dari tempat mereka tinggal.
“Akibatnya, banyak orang tua yang harus menyekolahkan anaknya sendirian atau menggunakan jasa kendaraan pribadi atau email. Hal ini menyebabkan volume lalu lintas di jalan tersebut meningkat,” imbuhnya.
Ia mengatakan, bus sekolah bervariasi, mulai dari van berkapasitas 12 penumpang hingga bus besar yang mampu mengangkut 44 penumpang.
“Bus sekolah berukuran besar dengan kapasitas penumpang penuh mampu mengeluarkan 30 mobil dari jalan raya,” tambahnya.
Amali juga mengatakan, sebagian orang tua tidak bersedia menyetujui biaya bulanan karena masa sekolah yang tidak menentu.
“Butuh waktu berbulan-bulan sebelum lebih banyak operator bus sekolah kembali normal.
“Selain membayar biaya perawatan bus, pengemudi juga harus mengirimkan busnya ke pihak berwenang untuk keperluan evaluasi ulang.
“Pengemudi harus yakin bahwa ada permintaan yang tinggi terhadap layanan tersebut, jika tidak mereka akan pindah ke pekerjaan baru,” tambahnya.
Amali mengatakan operator bus sekolah mengikuti protokol Covid-19 yang ketat. Oleh karena itu, orang tua tidak perlu mengkhawatirkan kesehatan dan keselamatan anak-anaknya.
“Kalau ada wabah di dalam bus, maka bus tidak bisa terus beroperasi dan menyebabkan hilangnya pendapatan.
“Kami berharap para orang tua dapat menyambut transisi negara ini ke tahap endemik dan percaya pada layanan kami,” tambahnya.
Kepala Departemen Investigasi Penegakan Lalu Lintas Penang Zafri Zokapli mengatakan terjadi peningkatan lalu lintas sejak pembukaan kembali sekolah.
“Saat ini masih banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan dan menjemput anaknya dari sekolah untuk mengurangi risiko tertular Covid-19.
“Bus sekolah pasti akan membantu mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang menunggu di sekitar sekolah,” ujarnya.