1 Agustus 2023
JAKARTA – Calon presiden, Prabowo Subianto, menghadapi dilema mengenai pilihan calon wakil presidennya, dan kini ia terpaksa memilih antara pemimpin partai Islam yang dapat membantunya memenangkan provinsi yang menjadi medan pertempuran utama atau pembantu terpercaya Presiden Joko “Jokowi” Widodo, yang dukungannya adalah dianggap penting dalam pemilu.
Meskipun momentum pencalonannya semakin cepat, dengan jajak pendapat terbaru yang menempatkannya sebagai kandidat yang mampu mengalahkan pesaingnya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dalam pemilihan presiden mendatang, Prabowo masih harus berusaha sekuat tenaga dan menunjuk calon wakil presiden yang dapat membantunya memperluas jangkauannya. daya tarik di luar basis tradisionalnya.
Ketegangan meningkat di dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mengenai siapa yang harus mencalonkan diri bersama Prabowo, dengan salah satu anggota pendiri aliansi dua arah tersebut, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), mengancam akan mengevaluasi kembali dukungannya terhadap Prabowo jika dia menjadi ketua. Muhaimin Iskandar gagal mendapatkan slot wakil presiden.
Ancaman itu disampaikan PKB di tengah spekulasi bahwa Prabowo sedang mempertimbangkan untuk memilih Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, sebagai cawapresnya. Dikenal luas sebagai sekutu dekat Presiden Jokowi, Erick disebut-sebut sebagai calon wakil presiden terkuat dalam beberapa jajak pendapat, seiring popularitasnya yang melonjak setelah terpilih sebagai ketua Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI),’ sebuah pernyataan yang tinggi. posisi profil di negara gila sepak bola.
Tokoh media ini sempat sempat berkecimpung dalam dunia politik Indonesia, namun menjadi terkenal setelah mendapat dukungan dari Presiden Jokowi, yang menugaskan Erick untuk menyelenggarakan Asian Games 2018 di Jakarta dan kemudian sukses memimpin kampanye pemilihan umum kembali pada tahun 2019, sebuah prestasi yang luar biasa. yang memberinya posisi kabinet yang menguntungkan.
Meskipun Erick tidak memiliki afiliasi dengan partai politik mana pun, ia mendapat dukungan dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang pro-pemerintah, yang belum menetapkan calon presiden tetapi secara terbuka berkampanye untuknya sebagai calon potensial.
Untuk bersama-sama menguasai lebih dari 20 persen kursi DPR, aliansi Partai Gerindra dan PAN saja masih melampaui ambang batas yang diamanatkan konstitusi untuk menetapkan pasangan calon sendiri.
“Memiliki seseorang dengan latar belakang kewirausahaan yang kuat seperti Erick sebagai calon wakil presiden memberi Prabowo kekuatan logistik yang diperlukan dan dianggap penting untuk memenangkan perlombaan,” kata Agung Baskoro, direktur eksekutif Trias Politika Strategis.
koneksi Jokowi
Ide menjodohkan Prabowo dengan Erick rupanya mendapat anggukan dari Presiden Jokowi ketika pada pekan lalu, Prabowo bersama Erick terlihat mengendarai kendaraan taktis buatan Pindad di Jawa Timur dengan tulisan “Indonesia” di bagian depan. pelat mobil, ketika presiden dan ibu negara, Iriana, duduk di kursi belakang.
Kedua menteri terlihat mendampingi Presiden dalam berbagai kesempatan, mulai dari pertandingan sepak bola Indonesia-Argentina hingga kunjungan dadakan khas Jokowi (blusukan) ke pasar tradisional setempat di Malang, Jawa Timur, untuk mengecek harga bahan pokok.
Presiden Jokowi menolak anggapan bahwa kehadirannya bersama Prabowo dan Erick bersifat sangat politis, namun anggota PAN dan Gerindra secara terbuka menyatakan sebaliknya, dengan mengatakan bahwa hal tersebut mencerminkan dukungan Jokowi terhadap Prabowo dan Erick. “Kalau saya lihat fotonya, (saya ambil) presiden menunjukkan dukungannya kepada calon atau orang yang mengendarai mobil tersebut,” kata Sekjen Gerindra Ahmad Muzani pekan lalu.
Dukungan NU hilang
Namun, menunjuk Erick sebagai calon wakil presiden berisiko bagi PKB untuk menarik dukungannya dan menyebabkan Prabowo kehilangan sekutu strategis yang dapat membantunya membangun dukungan di Jawa Timur, di mana ia telah menderita kekalahan beruntun melawan mantan saingannya, Jokowi, pada pemilu sebelumnya. .
PKB, yang kini merupakan partai Islam paling populer di Indonesia, mempunyai basis dukungan yang sebagian besar terdiri dari pengikut organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), yang mewakili blok pemilih yang berpotensi besar, terutama di wilayah Timur. Jawa, provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Jawa Barat.
Meskipun telah mencapai kesepakatan politik dengan Gerindra, PKB tampaknya tetap membuka pilihannya, dimana Muhaimin pekan lalu bertemu dengan Ketua Pengurus Besar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Puan Maharani di kediaman pribadinya di Jakarta Selatan, dan di sana mereka hadir. dibahas. kemungkinan kemitraan dalam balapan 2024.
Saat ditanya mengenai posisi partainya terhadap pasangan Prabowo-Erick, Wakil Ketua PKB Jazilul Fawaid bahkan mengatakan bahwa partainya akan “lebih beruntung” dengan PDI-P, yang memiliki Muhaimin sebagai kandidat potensial untuk calon presiden Ganjar, jika Muhaimin tidak dicalonkan sebagai cawapres Prabowo.
Kalah dari PKB akan merugikan Prabowo karena hanya mengandalkan Erick, yang baru-baru ini diangkat menjadi anggota kehormatan organisasi sayap pemuda NU Banser, tidak akan cukup untuk membantunya mendapatkan dukungan di Jawa Timur, Ahmad Khoirul Umam, analis politik. ujar dari Universitas Paramadina.
Erick tidak memiliki akar yang kuat di Nahdliyyin, sedangkan basis pendukung PAN lebih terkonsentrasi di kalangan warga Muhammadiyah yang tidak memiliki kubu di Pulau Jawa, kata Umam. “Kubu Prabowo mungkin akan berusaha semaksimal mungkin untuk tetap memihak PKB dan Muhaimin,” tambah Umam. (awww)