9 Maret 2023
JAKARTA – Lockheed Martin C-130J-30 Super Hercules yang tiba dari Amerika Serikat pada hari Senin kini siap untuk dioperasikan oleh TNI AU, kata Kementerian Pertahanan pada hari Rabu saat upacara yang diadakan di Lanud Halim Perdanakusuma diadakan .
Dihadiri oleh Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Adm. Yudo Margono, dalam acara tersebut dilakukan penyerahan secara simbolis replika kunci kementerian kepada Panglima TNI.
Pesawat itu adalah yang pertama dari lima Super Hercules yang dipesan Kementerian Pertahanan dari raksasa kedirgantaraan dan pertahanan AS tahun lalu, dengan masing-masing pesawat yang tersisa akan tiba pada Juni, Juli, dan Oktober tahun ini dan Januari mendatang.
Armada Super Hercules yang baru diharapkan dapat memperluas kapasitas operasional TNI Angkatan Udara dalam hal kecepatan, jangkauan dan kinerja. Pesawat ini beroperasi di 22 negara dan mampu mendukung “18 persyaratan misi yang berbeda,” menurut siaran pers Lockheed Martin.
“(Pesawat) bisa membawa 98 orang dengan parasut. Tanpa parasut dapat mengangkut 128 orang serta mengangkut 19,9 ton barang. Baik untuk operasi militer maupun non militer, termasuk penanggulangan bencana alam,” kata Presiden Jokowi saat upacara, Rabu.
Prabowo mengatakan pesawat baru itu akan menjalani perawatan, perbaikan, dan operasi (MRO) di Indonesia, seperti armada C-130H Hercules A-1315 yang ada. Ini memastikan bahwa pesawat Super Hercules terus terlibat dan mendukung industri pertahanan lokal.
Setidaknya sejak tahun 1960-an, Indonesia telah mengoperasikan pesawat Hercules C-130 baik dalam misi nasional maupun regional, termasuk pengiriman bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana. Salah satu misi baru-baru ini adalah untuk bantuan kemanusiaan gempa Turki, yang melibatkan pesawat C-130 Angkatan Udara Indonesia yang mengirimkan pasokan darurat ke Ankara.
Super Hercules adalah tipe pesawat terbaru dalam keluarga C-130, dijuluki Herky, yang akan diproduksi.
Wakil Presiden Lockheed Martin Rod McLean mengatakan dalam siaran pers perusahaan, “Era baru operasi Super Hercules ini mendukung Indonesia untuk mencapai kesuksesan misi dengan armada angkut udara yang sangat disesuaikan yang memastikan kru (Angkatan Udara Indonesia) dapat mendukung tugas apa pun – di mana saja, kapan saja – dengan lebih banyak kekuatan, kekuatan, dan kemampuan untuk beberapa dekade mendatang.”
Dalam acara Rabu itu, Jokowi mengklaim kemampuan pertahanan negara Indonesia akan terus dikembangkan secara bertahap sesuai APBN.
Prabowo kemudian memuji presiden, mengatakan bahwa Jokowi telah melakukan lebih dari presiden lainnya untuk meningkatkan kemampuan TNI dan memperkuat kekuatan esensial minimumnya.
“Dari yang saya lihat, dukungan Pak (Pak) Jokowi adalah yang terbesar dalam sejarah bidang pertahanan kita,” kata Prabowo kepada wartawan, Rabu.
Sejak diangkat sebagai menteri pertahanan, Prabowo telah mengunjungi sejumlah negara, antara lain Prancis, Jerman, Italia, Inggris, dan AS, untuk merundingkan pengadaan senjata. Awal tahun lalu, Indonesia menandatangani perjanjian untuk membeli enam jet tempur Rafale awal dari Prancis sebagai bagian dari kontrak yang lebih besar dengan total 42 pesawat.
Jakarta juga berencana untuk membeli jet tempur kelas berat F-15 dari AS untuk mengganti armadanya yang sudah tua, yang sebagian besar terdiri dari F-16 dari AS dan jet Sukhoi dari Rusia.
DPR menyetujui rekor anggaran pertahanan untuk tahun ini sebesar Rp 134,32 triliun (US$8,75 miliar), tetapi hanya Rp 607 miliar dari total anggaran yang dialokasikan untuk industri pertahanan, penelitian terkait pertahanan, dan pendidikan tinggi.