15 Oktober 2018
Kunjungan ini dipandang sebagai kesempatan untuk memperkuat kepercayaan.
Tiongkok mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya berharap kunjungan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang akan datang akan membantu mengkonsolidasikan dan meningkatkan rasa saling percaya politik antara kedua negara dan memperdalam kerja sama pragmatis mereka.
Abe akan mengunjungi Tiongkok mulai tanggal 25 hingga 27 Oktober, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lu Kang pada konferensi pers harian.
Ini akan menjadi kunjungan resmi pertama perdana menteri Jepang ke Tiongkok dalam tujuh tahun terakhir, dan dilakukan di tengah peringatan 40 tahun penandatanganan Perjanjian Perdamaian dan Persahabatan Tiongkok-Jepang.
Selama kunjungan tersebut, para pemimpin Tiongkok akan bertemu Abe dan bertukar pandangan mengenai peningkatan hubungan Tiongkok-Jepang serta isu-isu internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama, kata Lu.
Kedua negara juga akan mengadakan resepsi untuk memperingati 40 tahun penandatanganan perjanjian tersebut serta forum kerja sama bilateral di pasar pihak ketiga, tambah Lu.
Mendalamnya kerja sama perdagangan antara kedua negara besar ini tidak hanya sejalan dengan kepentingan masing-masing negara, namun juga membantu perkembangan ekonomi dan perdagangan global, katanya.
“Kami berharap kedua negara akan saling melengkapi, terus memperluas kerja sama di bidang perdagangan, investasi, keuangan, inovasi dan teknologi tinggi, serta bekerja sama untuk menjajaki pasar pihak ketiga dan melindungi multilateralisme dan sistem perdagangan bebas,” kata Lu. menambahkan bahwa perusahaan Jepang dipersilakan untuk meningkatkan investasi di Tiongkok.
Untuk memastikan hubungan bilateral terus berkembang secara sehat dan stabil, kedua negara harus mengikuti prinsip dan semangat empat dokumen politik bilateral, memandang satu sama lain sebagai mitra bukan sebagai ancaman, dan saling mendukung pembangunan damai satu sama lain, kata juru bicara tersebut. .
Hubungan bilateral menunjukkan tanda-tanda mencair pada bulan Mei, ketika Perdana Menteri Li Keqiang melakukan kunjungan resmi ke Jepang.
Dalam pertemuan dengan Abe di sela-sela Forum Ekonomi Timur keempat di Vladivostok, Rusia, pada bulan September, Presiden Xi Jinping mengatakan Tiongkok berharap dapat bekerja sama dengan Jepang untuk menjajaki jalur baru dan menciptakan pencapaian baru dalam kerja sama pragmatis.
Tiongkok menyambut baik Jepang untuk terus berpartisipasi dalam proses reformasi dan keterbukaan Tiongkok, kata Xi, seraya menambahkan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan telah menyediakan platform baru bagi kedua negara untuk memperdalam kerja sama.
Lyu Yaodong, seorang peneliti di Institut Studi Jepang di Akademi Ilmu Sosial Tiongkok, mengatakan pada tahun 2017 Jepang mulai menyesuaikan kebijakannya terhadap Tiongkok untuk meredakan ketegangan dalam hubungan bilateral. Alasan penting untuk penyesuaian tersebut, kata Lyu, adalah seruan perusahaan-perusahaan Jepang untuk berpartisipasi dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI).