1 September 2022
JAKARTA – Indonesia sedang bersiap untuk membangun lebih banyak infrastruktur untuk menghubungkan pulau Batam di provinsi Kepulauan Riau dengan negara tetangga Singapura, yang digambarkan oleh seorang menteri senior sebagai upaya untuk membatalkan rencana lama Indonesia-Singapura-Malaysia- untuk menghidupkan kembali segitiga pertumbuhan yang dikenal sebagai “Sijori”. .
Pemerintah bermaksud menghubungkan Batam dengan Singapura dan kota tetangganya, Johor, Malaysia, dalam sebuah langkah yang menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dapat mempercepat pembangunan di wilayah sekitarnya.
Airlangga mengatakan setelah pertemuannya dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Gan Kim Yong pada hari Selasa bahwa Indonesia akan menyediakan kerangka hukum dan infrastruktur fisik untuk memungkinkan pergerakan bebas orang, barang, jasa dan data antara Batam dan Singapura.
Airlangga yang membawahi pekerjaan Otorita Batam menambahkan, upaya pembangunan infrastruktur fisik yang menghubungkan Batam dan pulau-pulau besar lainnya di Provinsi Kepulauan Riau akan ditingkatkan.
“Saat ini sedang berlangsung tahap tender pembangunan jembatan yang menghubungkan Batam dengan Pulau Bintan yang berdekatan,” kata Airlangga saat jumpa pers.
Untuk memungkinkan kelancaran aliran data antara Singapura dan Batam, yang kini menjadi lokasi sejumlah pusat data, pemerintah sedang menyusun peraturan untuk memfasilitasi transfer data tersebut, kata Airlangga.
Otoritas Batam juga akan mulai membangun pembangkit listrik tenaga surya untuk pusat data di Nongsa Digital Park di pulau tersebut.
“Listrik dari PLTS ini awalnya akan digunakan untuk listrik di Batam sendiri, namun jika ada kelebihan pasokan pasti bisa kita ekspor ke negara lain di kawasan,” kata Airlangga.
Menteri senior mengatakan dia memperkirakan akan ada lebih banyak perjalanan feri yang menghubungkan Batam dan Singapura dalam beberapa bulan mendatang.
“Sekarang kami punya perjalanan ke Singapura dan Johor, dan ini adalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan wisatawan dengan frekuensi yang lebih besar,” katanya.
Sebelum pandemi COVID-19, 49 perjalanan feri dilakukan antara Pelabuhan Feri Batam Center dan tepi laut Singapura setiap hari dalam kondisi normal.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura mengatakan bahwa untuk meningkatkan konektivitas antara Indonesia dan Singapura, persyaratan visa bisnis akan dihapuskan bagi warga negara ASEAN yang melakukan kunjungan kerja singkat ke pulau Batam, Bintan, dan Karimun di Indonesia.
Kesepakatan itu dicapai usai pertemuan antara Airlangga dan Gan.
Kementerian Singapura, seperti dikutip The Straits Times, mengatakan kedua menteri membahas inisiatif ekonomi di enam kawasan: Batam, Bintan, Karimun dan kawasan ekonomi khusus lainnya; investasi; tenaga kerja; mengangkut; agribisnis; dan pariwisata.
“Pada pertemuan tersebut, kedua menteri menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat hubungan ekonomi bilateral untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan di tengah pelonggaran pembatasan COVID-19 dan dimulainya kembali kegiatan ekonomi kedua belah pihak,” tambah kementerian.
“Para menteri mencatat hasil-hasil penting, termasuk penyelesaian Studi Bersama Ekosistem Logistik Singapura-BBK oleh Badan Pengembangan Ekonomi Singapura dan Indonesia (Kantor Menteri Koordinator Perekonomian), yang akan membantu memperkuat hubungan logistik antara Singapura dan (Batam). , Bintan, Karimun) wilayah.”
Secara terpisah, Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo mengatakan, saat ini merupakan saat yang tepat bagi Indonesia untuk membangun infrastruktur guna meningkatkan konektivitas kedua negara sebagai antisipasi apa yang disebutnya sebagai “spillover effect”.
“Salah satu contohnya adalah Singapura kini telah melakukan moratorium pendirian pusat data di sana, sehingga diharapkan pusat data baru akan pindah ke Batam,” ujarnya.
Suryopratomo mengatakan Singapura mengharapkan kepastian hukum dan politik di pihak Indonesia.
“Warga Singapura hanya ingin melakukan bisnis jika ada kepastian,” katanya kepada wartawan, Senin.