6 September 2022
PETALING JAYA – Seruan untuk menghidupkan kembali kerja sama Melayu-Muslim di bawah Muafakat Nasional menjelang Pemilihan Umum ke-15 (GE15) semakin keras, dengan PAS yang paling keras.
Namun, tanggapan para petinggi UMNO masih kurang memuaskan, sementara Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) belum mengambil keputusan.
Partai tersebut menyatakan pada muktamar (rapat umum) PAS ke-68 akhir pekan lalu bahwa pakta Muafakat – yang dibuat pada tahun 2019 antara partai Islam dan UMNO – masih utuh dan mungkin muncul di GE15 mendatang.
Kepala Penerangan UMNO Shahril Hamdan tidak terkesan.
Ia mengatakan, sudah banyak upaya rekonsiliasi dengan PAS sejak Sidang Umum UMNO tahun 2020, namun PAS berkali-kali mengeluarkan pernyataan tegas terhadap UMNO apalagi belakangan ini.
“UMNO tidak mencari musuh, tapi kami diperlakukan sebagai satu musuh.
“Keputusan apa pun mengenai hal ini akan dibuat oleh lima pemimpin tertinggi partai atau dewan tertinggi,” katanya.
Pada tanggal 3 September, UMNO tampaknya menutup pintu terhadap pakta Muafakat dan mengatakan sudah waktunya untuk melanjutkan tanpa PAS.
Presiden UMNO Datuk Seri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan kerja sama yang ditawarkan PAS hanya dangkal dan tidak mempertimbangkan kebutuhan masyarakat.
Namun, pemimpin senior UMNO Tan Sri Annuar Musa, yang merupakan anggota parlemen Ketereh, yakin UMNO harus terus bekerja sama dengan PAS.
Ia mengatakan PAS telah mengambil keputusan strategis untuk terus bekerja sama dengan UMNO dan Barisan Nasional dalam muktamar tersebut.
“Strategi GE15 harus efektif, tidak berdasarkan emosi atau kepentingan pribadi.
“Kami harus memiliki formula kemenangan. Mempercepat pemilu karena alasan lain akan menjadi langkah kamikaze bagi UMNO,” katanya, seraya menambahkan bahwa prioritas utama UMNO adalah persatuan Melayu.
Situasi politik negara hanya akan stabil jika inti dan pilarnya kuat, katanya.
“Intinya harus didasarkan pada politik Melayu yang solid,” tambah menteri kabinet tersebut.
“UMNO tidak boleh memasuki GE15 tanpa memperkuat persatuan Malaysia, apalagi mencoba untuk maju sendiri.”
Tampaknya ada beberapa pembicaraan PAS-Umno yang terjadi di balik layar.
Sekretaris Jenderal PAS Datuk Seri Takiyuddin Hassan mengindikasikan bahwa pembicaraan sedang berlangsung baik di tingkat resmi maupun tidak resmi, meskipun wakil presiden UMNO dan direktur pemilu Datuk Seri Mohamad Hasan membantah adanya keterlibatan tersebut.
Setelah Muafakat dibentuk pada tahun 2019, hubungan antara UMNO dan PAS menjadi tegang setelah PAS bergabung dengan koalisi Perikatan Nasional yang dipimpin Bersatu.
PAS juga bertarung melawan Barisan di pemilu negara bagian Johor dan Melaka di bawah bendera Perikatan.
Namun, PAS kini bermaksud menyatukan UMNO dan Bersatu di bawah kebangkitan Muafakat Nasional, kata Dr Azmi Hassan, peneliti senior di Akademi Riset Strategis Nusantara.
“Apa yang saya lihat adalah bahwa kerja sama seperti ini tidak mungkin terjadi sebelum GE15.
Hal ini bisa terjadi jika koalisi membutuhkan sekutu untuk menjadi kekuatan dominan setelah pemilu.”
Azmi mengatakan PAS belum sepenuhnya menutup pintu terhadap UMNO.
“Saya pikir ini adalah pesan tersirat bahwa PAS dapat menjadi pihak terbaik untuk diajak bekerja sama setelah GE15. Inilah yang diinginkan oleh masyarakat akar rumput. Ada yang masih tertarik bekerja sama dengan UMNO,” tambahnya.
Analis lain mengatakan aliansi seluruh Muslim Malaysia yang diusung PAS tidak akan berdampak banyak seperti yang terjadi ketika mereka membentuk pemerintahan pada Februari 2020.
Prof James Chin dari Asia Institute di Universitas Tasmania, Australia, mengatakan partai Islam ingin membentuk koalisi hanya untuk memperkuat posisinya sebagai bagian dari pemerintah.
“Kita sudah memiliki pemerintahan Melayu-Muslim (sekarang) ketika tiga partai besar (Bersatu, UMNO dan PAS) bersatu setelah menggulingkan pemerintahan Pakatan Harapan pada tahun 2020.
“Ini adalah pemerintahan yang seluruhnya beranggotakan Melayu-Muslim, dan itulah yang PAS coba lakukan… menjaga posisinya tetap utuh dalam pemerintahan,” katanya.
Prof Chin mengatakan, gagasan persatuan yang diusung PAS aneh karena hanya merujuk pada persatuan Muslim-Melayu tanpa menghiraukan yang lain.
“Kalau bicara persatuan di Malaysia, sangat aneh karena hanya di kalangan ‘ummat’ dan tidak mencakup non-Muslim atau orang Sabah dan Sarawak,” ujarnya.
Ia mengatakan, masyarakat non-Muslim selama ini berpandangan negatif terhadap PAS karena menganggap PAS akan meminggirkan warga non-Melayu.
“Ketegangan (rasial) sudah ada. Apa yang kita lihat sekarang adalah kebangkitan Islam politik secara keseluruhan di seluruh negeri.
“Peningkatannya tidak hanya di PAS, tapi juga di Bersatu dan UMNO.
“Saat kartu agama dibawa ke dalam politik, semuanya menjadi tidak rasional,” tambahnya.
Prof Dr Sivamurugan Pandian dari Universiti Sains Malaysia mengatakan kolaborasi semacam itu hanya akan berhasil jika semua pihak mau berkompromi dan berkorban.
“Melihat pemilu negara bagian Melaka dan Johor, PAS dan UMNO tidak bersedia melakukan negosiasi kursi.
“Jika alokasi kursi menjadi kendala, kita mungkin akan melihat tiga atau lebih pertarungan sudut (di GE15),” ujarnya.