30 November 2022
JAKARTA – Saat berpidato di depan puluhan ribu pendukung setianya pada akhir pekan lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo memberi isyarat kepada para elit partai bahwa meski masa jabatannya tinggal menghitung hari, presiden masih memiliki banyak pengikut dan mengupayakan pemilu 2024 dapat terwujud. melestarikan warisannya, kata para analis.
Namun, partai-partai politik bereaksi dingin terhadap tindakan presiden yang mempermainkan galerinya, dengan mengatakan bahwa kelompok sukarelawan hanya memanfaatkannya.
Rapat umum pada hari Sabtu, yang diselenggarakan oleh kelompok relawan Jokowi yang disebut Gerakan Nusantara Bersatu dan dihadiri oleh ribuan pendukungnya, dengan cepat menuai kritik dari beberapa partai politik, termasuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang presidennya adalah seorang presiden. anggota.
“Presiden Jokowi telah mencapai banyak hal, kita tidak boleh membiarkan kelompok tertentu merusak reputasinya melalui manuver politik tersebut,” kata Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya. Meskipun Sekjen PDI-P memuji pencapaian Jokowi, ia juga memperingatkan akan adanya pengaruh buruk dari para petinggi kelompok relawan Jokowi serta lingkaran dalam presiden.
Dua sekutu presiden, Aminuddin Maruf dan Arsyad Rasyid, disebut-sebut menjadi penyelenggara utama aksi hari Sabtu tersebut. Aminuddin, mantan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Muslim Indonesia (PMII), merupakan staf ahli Presiden, sedangkan Arsyad adalah pengusaha yang kini menjabat Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN).
Kelenturan otot politik
Meskipun PDI-P sangat berhati-hati dalam menyalahkan siapa pun selain Jokowi, Bawono Kumoro dari Indikator Politik yakin bahwa mereka sebenarnya sedang membual tentang apa yang dilihat oleh para analis politik sebagai unjuk kekuatan politik yang ditunjukkan oleh Jokowi.
“Jokowi ingin memberikan pesan kepada PDI Perjuangan bahwa meskipun kekuasaan internalnya kecil, ia tetap mempunyai kemampuan untuk memobilisasi pendukung setianya,” ujarnya.
Berbeda dengan dua pendahulunya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Megawati Soekarnoputri, yang memiliki otoritas besar di partainya masing-masing, Jokowi secara luas dianggap sebagai “pejabat partai”, sehingga memiliki pengaruh yang kecil terhadap proses pengambilan keputusan di PDI-P.
Meski SBY baru menjabat Ketua Umum Partai Demokrat pada tahun 2014, yang dijabatnya hingga tahun 2020, namun pada hakikatnya partai tersebut adalah kendaraan karir politiknya. Sedangkan Megawati konsisten memimpin PDI-P sebagai ketua umum sejak partai tersebut berdiri pada 1999 hingga saat ini.
Dalam rapat nasional partai tersebut pada bulan Juni, Megawati memperingatkan anggota PDI-P agar tidak melakukan manuver politik mereka sendiri menjelang pemilu 2024, sebuah peringatan yang ditindaklanjuti oleh partai tersebut dalam beberapa kesempatan dengan memberikan sanksi kepada beberapa anggota yang menyatakan dukungannya terhadap Puan Maharani. dan Ganjar Pranowo, dua bakal calon dari PDI Perjuangan.
Unjuk rasa politik di Stadion Gelora Bung Karno semakin mengungkap perebutan kekuasaan dalam koalisi yang berkuasa, khususnya antara presiden dan sekutu terdekatnya dan PDI-P, partai pro-pemerintah terbesar. Upaya Jokowi untuk mempengaruhi hasil pemilu 2024 dengan mendukung kandidat tertentu bertentangan dengan konsensus partainya yang menyatakan bahwa hanya Megawati sebagai ketua partai yang berhak memutuskan pencalonan presiden.
Namun, PDI-P tampaknya siap menghadapi pertarungan dengan pendukung Jokowi, dan Hasto mengatakan pada bulan Agustus bahwa partai tersebut tidak akan keberatan kehilangan dukungan akar rumput jika Jokowi dan PDI-P berpisah.
“Kita tidak bisa mempunyai presiden yang terpilih hanya karena dukungan segelintir orang atau partai politik (…) apalagi dukungan pihak-pihak yang bukan parpol, padahal kita memerlukan dukungan DPR. Perwakilan dalam menjalankan pemerintahan,” kata Hasto kepada wartawan pada Agustus lalu.
Semua tangan di dek
Pengamat politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Adi Prayitno berpendapat, peristiwa hari Sabtu itu merupakan indikasi niat Jokowi untuk menjadi kingmaker pada tahun 2024. ketua”, kata Adi.
Keputusan untuk berbicara di depan para relawannya, tambah Adi, juga menjadi pengingat bagi semua pihak, tidak hanya PDI Perjuangan, bahwa Jokowi masih berhubungan erat dengan para pendukungnya di akar rumput, yang membantu Jokowi meraih kekuasaan melalui dukungannya di Jakarta. gubernur. kemenangan pada tahun 2012, dan juga pada pemilihan presiden tahun 2014 dan 2019.
Dalam bocoran video yang viral di internet, salah satu pendukung setia Jokowi terlihat menasihati presiden agar menindak lawan politiknya yang menyerangnya melalui “penegakan hukum”. “Kalau tidak, maka kami yang sudah kehilangan kesabaran akan melawan mereka,” kata pria yang kemudian diidentifikasi sebagai Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Benny Ramdhani.
Menanggapi unjuk rasa pro-Jokowi pada hari Sabtu, Partai Demokrat mengkritik Herzaky Mahendra Jokowi karena ikut campur dalam pemilu alih-alih fokus pada tugas kepresidenannya. Saran saya, sebaiknya presiden fokus menyelesaikan permasalahan negara di dua tahun sisa jabatannya, ujarnya seperti dikutip dari Antara. Kompas.
Ia juga menegur Presiden yang menyatakan dirinya mendukung calon tertentu untuk pemilu 2024 dan menggelar aksi massa politik saat korban gempa Cianjur masih menderita.
Dalam pidatonya, Jokowi menghimbau para pendukungnya untuk memilih calon yang rambutnya sudah beruban karena terlalu peduli pada rakyat, dan banyak yang menganggap hal itu sebagai anggukan kepada Ganjar.
Sebagai presiden dua periode, Bawono mengatakan Jokowi ingin melihat kelanjutan warisannya, khususnya proyek ibu kota Nusantara yang sedang berjalan. Oleh karena itu beliau merasa perlu ikut serta dalam pengambilan keputusan mengenai penggantinya, kata Bawono. (awww)