Ambisi pusat vaksin di Indonesia – Asia News NetworkAsia News Network

20 Juni 2022

JAKARTA – Indonesia selangkah lebih dekat menuju tujuannya menjadi pusat produksi vaksin seiring dengan serangkaian kandidat vaksin COVID-19 yang dikembangkan secara lokal memasuki tahap uji klinis lanjutan.

Ini adalah langkah penting, mengingat pandemi yang berkepanjangan dan potensi wabah di masa depan.

Salah satu kandidat vaksin yang disebut vaksin Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dikembangkan oleh perusahaan farmasi milik negara Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine di Texas, Amerika Serikat.

Saat ini obat tersebut berada pada tahap akhir uji klinis pada manusia. Jika uji coba berhasil, Bio Farma berharap bisa mulai berproduksi bulan depan setelah mendapat persetujuan penggunaan darurat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Universitas Airlangga kembali memproduksi kandidat vaksin virus corona buatannya sendiri. Bersama dengan perusahaan lokal Biotis Pharmaceuticals Indonesia, universitas negeri tersebut menunggu lampu hijau dari BPOM untuk mengadakan uji klinis akhir calon vaksin Merah Putih, yang menggunakan bentuk virus yang tidak aktif. Jika uji coba tahap akhir berhasil, para pengembang mengatakan mereka memperkirakan akan memulai produksi pada bulan Juli atau Agustus.

Proyek Airlangga-Biotis merupakan bagian dari skema pengembangan vaksin Merah Putih yang dipimpin oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Hal ini melibatkan segelintir universitas dan institusi, masing-masing mengerjakan teknologi vaksin yang berbeda, mulai dari virus yang diinaktivasi hingga teknik mRNA.

Jika Indonesia mampu memproduksi vaksin virus corona sendiri, kita tidak perlu lagi bersaing dengan negara lain untuk mendapatkan pasokan vaksin, bahkan kita bisa membantu negara lain yang membutuhkan.

Meskipun tidak ada yang bisa memprediksi kapan pandemi ini akan berakhir, masa depan mungkin bergantung pada cara kita menangani senjata melawan virus – terutama vaksin.

Hal ini menjadi lebih mendesak akhir-akhir ini karena negara tersebut bersiap menghadapi kemungkinan gelombang kasus baru. Baru-baru ini mereka melaporkan empat penularan lokal pertama yang diketahui dari subvarian BA.4 dan BA.5 Omicron yang sangat menular, sehingga memicu lonjakan infeksi di luar negeri.

Indonesia telah mengalami peningkatan infeksi COVID-19 dalam beberapa minggu terakhir setelah pemerintah semakin melonggarkan pembatasan pandemi, dan tingkat pemberian dosis booster masih rendah, yaitu 23 persen dari populasi yang ditargetkan.

Apakah kita benar-benar dapat menjadi pusat vaksin virus corona masih menjadi pertanyaan, karena kapasitas produksi kita lebih sedikit dibandingkan produsen vaksin utama dunia saat ini, seperti Tiongkok. Namun, jika kita dapat memproduksi vaksin COVID-19 dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kita akan mencapai sebuah kemenangan.

Padahal, sebelum pandemi melanda, Indonesia telah dinobatkan sebagai “center of excellence” dalam penyediaan dan produksi vaksin oleh Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pada akhir tahun 2017. Dengan pengakuan OKI tersebut, Indonesia diharapkan bisa memimpin dunia Islam. akan membantu produksi berbagai vaksin dan produk farmasi lainnya, serta mempromosikan penelitian produksi vaksin halal.

Ada kemungkinan bahwa orang-orang akan memerlukan suntikan booster secara berkala untuk melawan COVID-19 pada suatu saat, jika atau ketika virus corona menjadi endemik.

Namun apa pun masa depannya, Indonesia perlu meningkatkan produksi vaksin COVID-19 demi menjaga keamanan negara.

judi bola terpercaya

By gacor88