24 November 2022
BANGKOK – Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) akan mencari jaminan dari mitranya dari Tiongkok mengenai kualitas mesin yang diusulkan untuk kapal selam kelas S26T Yuan yang sedang dibangun oleh pabrikan Tiongkok, kata kepala angkatan laut pada hari Selasa.
Laksamana Choengchai Chomchoengpaet, panglima angkatan laut, mengatakan dia ingin angkatan laut Tiongkok menjamin kualitas versi perbaikan mesin CHD620 yang ditawarkan oleh China Shipbuilding & Offshore International Co (CSOC).
Angkatan Laut Kerajaan Thailand menyewa CSOC untuk membangun kapal selam kelas S26T Yuan dan berdasarkan kontrak awal, kapal tersebut akan dilengkapi dengan mesin diesel MTU 396 dari Jerman.
Namun setelah Jerman menolak menjual mesin diesel MTU 396 ke China dengan alasan dianggap sebagai barang militer, CSOC menawarkan mesin CHD620 kepada RTN. RTN menguji mesin tersebut pada bulan September tetapi menolak menyetujuinya karena keraguan mengenai keandalannya, karena mesin tersebut belum pernah digunakan di kapal selam Tiongkok.
“Tanpa ada yang menjamin kualitasnya, kami tidak bisa memastikan apakah itu benar-benar bagus,” kata Choengchai.
“Kami yakin Angkatan Laut China tidak akan mempertaruhkan reputasinya untuk menjamin kualitas mesin yang tidak terlalu bagus. Jadi, kami ingin angkatan laut Tiongkok menjaminnya terlebih dahulu.”
Panglima Angkatan Laut Thailand menyatakan akan membahas kondisi ini awal bulan depan dalam pertemuan dengan perwakilan CSOC untuk membahas masalah mesin.
Choengchai mengatakan Kepala Staf Angkatan Laut Thailand akan memimpin panel Angkatan Laut untuk bertemu dengan perwakilan CSOC awal bulan depan dan pertemuan tersebut juga akan disaksikan oleh Duta Besar Tiongkok untuk Thailand dan atase militer Kedutaan Besar Tiongkok.
Panglima Angkatan Laut mengatakan pihak Thailand ingin mengetahui berapa lama proyek akuisisi tersebut akan diperpanjang sehingga RTN dapat merencanakan proyek lainnya. Saat ini RTN belum bisa memulai proyek lain karena harus menyiapkan anggaran untuk akuisisi kapal selam tersebut. Saat ini, pelaksanaan proyek tersebut telah diperpanjang hingga pertengahan 2024 setelah CSOC gagal mengirimkan kapal selam tersebut sesuai jadwal semula, tambah panglima angkatan laut.
Choengchai menambahkan, dia mengetahui Angkatan Laut Pakistan telah menguji mesin yang dipasang di kapal selamnya, namun masih belum ada informasi mengenai bagian-bagian mesin China tersebut.
“Kami sekarang menunggu informasi lebih lanjut sehingga kami dapat yakin bahwa mesin tersebut dapat bekerja secara efektif seperti yang mereka klaim,” kata panglima angkatan laut.
“Jika tidak terjadi seperti yang tercantum dalam kontrak, pihak Thailand dapat membatalkan kontrak. Sebenarnya kita bisa membatalkannya sekarang, tapi kita harus bernegosiasi dulu dengan mereka. Kami akan mencoba agar angkatan laut Tiongkok juga berpartisipasi dalam negosiasi.”
Choengchai menambahkan bahwa RTN juga harus mempertimbangkan hubungan baik antara Thailand dan Tiongkok sebelum mengambil keputusan mengenai masalah ini.