9 Februari 2023
BANGKOK – Kunjungan resmi Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim ke Thailand mulai Kamis (9/2/2020) diharapkan dapat memperluas kerja sama yang sudah ada dan menjajaki kerja sama baru antara kedua negara bertetangga itu dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Direktur Pusat Regionalisme Asean Universiti Malaya (Carum), Dr Rahul Mishra, mengatakan Malaysia dan Thailand telah menjalin kerja sama bilateral di berbagai sektor untuk merangsang pertumbuhan dan pembangunan.
“Untuk lebih memperdalam kerja sama kedua negara, Malaysia dan Thailand dapat menjajaki bidang kerja sama baru, termasuk pembangunan infrastruktur pertahanan dan lintas batas.
“Dengan kekuatan dan kemampuan pertahanan yang kuat di kawasan, Malaysia sangat ingin belajar dan bekerja sama dengan Thailand.
“Bekerja sama dengan sesama negara Asean pasti lebih produktif, bermanfaat dan terpercaya,” ujarnya kepada Bernama.
Rahul mengatakan Malaysia dan Thailand juga dapat menjajaki kerja sama untuk bekerja melakukan proyek infrastruktur lintas batas.
Dia menambahkan bahwa Malaysia dan Thailand mungkin bersaing di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), tetapi kedua negara juga saling melengkapi dalam rantai pasokan dan pariwisata lintas batas.
Malaysia dan Thailand telah menetapkan target perdagangan bilateral sebesar US$30 miliar (RM126 miliar) pada tahun 2025.
Pada tahun 2022, Thailand adalah mitra dagang terbesar ke-7 Malaysia secara global dan terbesar ke-3 di antara negara-negara ASEAN, dengan total perdagangan mencapai RM122,03 miliar (US$27,75 miliar), meningkat 17,9 persen, dibandingkan dengan nilai yang tercatat pada tahun 2021.
Anwar akan memulai kunjungan resmi dua hari pertamanya ke Thailand mulai Kamis, di mana dia akan mengadakan pertemuan dengan timpalannya dari Thailand Prayuth Chan o-cha untuk membahas jalan ke depan untuk memperkuat kerja sama multi-aspek antara Malaysia dan Thailand.
Anwar dan Prayuth akan menyaksikan pertukaran empat Nota Kesepahaman di bidang kerja sama energi dan ekonomi digital.
Ini merupakan kunjungan resmi internasional keempat Anwar setelah Indonesia, Brunei, dan Singapura sejak ia dilantik sebagai Perdana Menteri ke-10 pada 24 November tahun lalu.
Sementara itu, Rahul mengatakan bahwa kunjungan Anwar ke Thailand diharapkan dapat menghidupkan kembali pembicaraan damai di selatan, “yang selalu diinginkannya”.
Dia mengatakan kepala fasilitator baru Malaysia Tan Sri Zulkifli Zainal Abidin akan mampu membuat terobosan dalam proses perdamaian yang telah berlangsung selama satu dekade.
“Ini bukan tugas yang mudah, tapi ini pertanda positif bahwa pemerintah saat ini tertarik dengan proses perdamaian dan ingin bekerja sama dengan pemerintah Thailand dan kelompok separatis,” katanya.
Sementara itu, dosen senior di Institute for Peace Studies of Prince of Songkla University, Asisten Prof Dr Srisompob Jitpiromsri mengatakan dia yakin Anwar akan memainkan peran penting dalam proses perdamaian karena keahliannya dan pergaulannya yang sudah lama dengan orang-orang di provinsi selatan.
“Beliau memiliki hubungan yang kuat dengan masyarakat, terutama dengan tokoh-tokoh lokal, termasuk politisi, tokoh agama, akademisi dan cendekiawan Muslim. Oleh karena itu, ia dapat mendatangkan lebih banyak orang atau kelompok untuk membantu dan mengkonsolidasikan proses perdamaian.
“Dia (Anwar) tahu dan mengerti konflik itu. Itu sebabnya dia bisa memainkan perannya dalam memperkuat dialog perdamaian,” ujarnya kepada Bernama.-Bernama