5 September 2022
JAKARTA – Amerika Serikat dan Indonesia menyepakati kerangka kerja untuk mempercepat penerapan energi terbarukan pada dekade ini setelah pertemuan hari Kamis antara Utusan Khusus Presiden Amerika untuk Bidang Iklim John Kerry dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
Perjanjian tersebut dicapai ketika Jepang dan negara-negara mitra lainnya memobilisasi pendanaan publik dan swasta dalam jumlah besar untuk investasi transisi energi di Indonesia, kata Kedutaan Besar AS di Indonesia dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Jumat.
Baik Kerry maupun Luhut membahas pentingnya dekarbonisasi sistem energi dengan mempercepat peralihan dari pembangkit listrik tenaga batu bara ke pembangkit listrik terbarukan, sekaligus memperkuat upaya untuk mencapai akses energi yang universal, terjangkau, dan dapat diandalkan, tambahnya.
Kerry, yang melakukan perjalanan ke Bali pada tanggal 30 Agustus untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Iklim dan Lingkungan Hidup Kelompok Dua Puluh (G20), menyatakan komitmen AS untuk memobilisasi pendanaan untuk mendukung transisi.
“AS berkomitmen untuk bekerja sama dengan mitra negara lain untuk memobilisasi investasi guna mendukung transisi energi di Indonesia,” kata Kerry seperti dikutip dalam pernyataan tersebut.
“Indonesia mempunyai potensi yang besar. Penciptaan lapangan kerja di sektor energi baru menunjukkan bahwa penggunaan energi fosil bukanlah untuk masa depan; transisi harus segera dimulai.”
Indonesia memimpin negara dengan perekonomian terbesar di G20 tahun ini dan akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak kelompok tersebut pada bulan November.
“Percepatan kami memerlukan dukungan para pemimpin dunia, tidak hanya dalam hal pendanaan, tetapi juga dalam hal teknologi dan kapasitas manusia. Saya berharap Presidensi Indonesia pada KTT G20 dapat membantu mewujudkan hal tersebut,” kata Luhut dalam keterangannya.
Baik Luhut maupun Kerry mengadakan pembicaraan dengan lembaga keuangan besar, termasuk anggota Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), yang menyatakan dukungan mereka terhadap transisi energi yang berkeadilan di Indonesia.
“Mereka menyadari perlunya memobilisasi pendanaan pemerintah dan swasta dalam jumlah besar untuk melakukan transisi, dan mengatakan bahwa hal ini akan menjadi alat utama untuk mendukung transisi energi di Indonesia,” kata pernyataan tersebut.
Luhut dan Kerry sepakat bertemu dalam dua pekan ke depan untuk membicarakan penyelesaian kesepakatan tersebut.
“Indonesia saat ini sedang mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk meningkatkan kualitas udara di kota-kota besar seperti Jakarta dan menargetkan beroperasinya pembangkit listrik baru dan terbarukan pada tahun 2023,” kata Luhut.
“Untuk mencapai hal ini memerlukan dukungan dari para pemimpin dunia untuk membuka modal, teknologi, dan kapasitas sumber daya manusia. Sekarang adalah dekade untuk bertindak, saya berharap kepemimpinan Indonesia di G20 dapat mewujudkannya baik bagi Indonesia maupun dunia,” tambah Luhut.