31 Desember 2021
Kamboja telah berjanji untuk mendukung Myanmar untuk melunakkan pendiriannya dan bergerak menuju adopsi Konsensus Lima Poin ASEAN dalam upaya memulihkan persatuan ASEAN, sementara juga berkomitmen untuk mendukung Timor Timur untuk bergabung dengan blok tersebut dan menjadi negara anggotanya yang ke-11.
Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prak Sokhonn mengungkapkan rencana tersebut kepada korps diplomatik dan jurnalis pada 29 Desember saat konferensi pers mengenai prioritas Kamboja sebagai ketua ASEAN pada tahun 2022.
“Kami bekerja keras untuk melobi Myanmar untuk menunjukkan bahwa mereka sudah melunak dan akan bergerak maju sesuai dengan praktik konsensus lima poin para pemimpin ASEAN.
“Sebelum kita membahas anggota ASEAN yang ke-11, pertama-tama kita harus membicarakan tentang pemulihan ASEAN menjadi blok yang beranggotakan 10 orang. Ketika kami mengembalikan ASEAN menjadi 10 anggota lagi, kami akan melanjutkan kampanye untuk menjadikan (Timor Timur) sebagai anggota ASEAN yang ke-11.
“Penting untuk mengembalikan sembilan anggota ASEAN saat ini menjadi 10 karena kita tidak bisa terus mengadakan pertemuan yang hanya dihadiri oleh sembilan dari 10 anggota,” katanya.
Sokhonn mengatakan bahwa pemulihan ASEAN memerlukan penyelesaian masalah Myanmar mengenai keterwakilan ASEAN pada pertemuan-pertemuan tersebut. Ia menjelaskan, Piagam ASEAN tidak menentukan bagaimana perwakilan hukum negara-negara anggota ASEAN harus ditentukan untuk keperluan menghadiri pertemuan.
Mengenai aksesi terbaru ke ASEAN, ia mengatakan Kamboja telah memimpin dalam mendukung Timor Timur untuk menjadi anggota baru, sementara negara semenanjung itu sendiri mencapai tujuan tersebut melalui kedutaan besarnya di seluruh negara anggota ASEAN.
Menurut Sokhonn, pencalonan Timor Timur akan didasarkan pada prosedur yang digariskan dalam Piagam ASEAN, termasuk penilaian atas kesiapannya untuk bergabung dengan blok tersebut.
Ia mengatakan penilaian ini dilakukan melalui misi pencarian fakta berdasarkan tiga pilar ASEAN: kerja sama politik-keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama sosial budaya.
Ia mencatat, meskipun pilar pertama – keamanan politik – telah dinilai, dua pilar lainnya belum diperiksa karena pandemi Covid-19.
“Sekarang kami berharap tahun depan misi tersebut bisa terlaksana ke (Timor Timur) dan secepatnya melakukan penilaian. Nanti akan kami serahkan ke Sekretariat ASEAN untuk ditinjau agar pimpinan puncak bisa mengambil keputusan,” ujarnya.
Ro Vannak, salah satu pendiri Institut Demokrasi Kamboja, mengatakan kepada The Post pada tanggal 30 Desember bahwa pernyataan Sokhonn merupakan ekspresi ambisi Kamboja sebagai ketua ASEAN untuk mengambil inisiatif dan memimpin ASEAN menuju persatuan, stabilitas, dan pertumbuhan hingga memberikan manfaat bagi kawasan. dan untuk meningkatkan citra Kerajaan.
Ini juga akan menjadi kebanggaan Kamboja dan hari kebanggaan bagi rakyat Kamboja jika apa yang diusulkan Sokhonn bisa tercapai, tambahnya.
“Itulah sebabnya saya pikir hasil di sini masih dipertanyakan karena krisis di Myanmar rumit dan sangat terkait dengan kepentingan kekuatan militer yang lebih besar dan hasilnya akan berdampak pada permainan catur geopolitik regional yang dimainkan oleh kekuatan-kekuatan tersebut,” ujarnya. berkata. berkata.