4 Mei 2022
GUANGZHOU – Bandara tersibuk di Tiongkok, yang menangani 40 juta penumpang tahun lalu, terhenti setelah beberapa pekerjanya terjangkit Covid-19.
Daerah di sekitar Bandara Internasional Baiyun, serta lingkungan sekitar tempat sebagian besar staf bandara dan pekerja maskapai penerbangan tinggal, telah dikunci.
Hal ini mempengaruhi operasional harian bandara.
Semua restoran, toko, dan layanannya terhenti.
Sejak Senin, hampir semua penerbangan domestik dan banyak penerbangan internasional ke dan dari bandara telah dibatalkan karena kurangnya tenaga kerja, karena sebagian besar staf bandara dan staf maskapai penerbangan telah dikirim untuk karantina atau terjebak dalam lockdown.
Manajer IT Malaysia Sho Hock Chuan (41) seharusnya mengambil penerbangan Malaysia Airlines ke Kuala Lumpur pada Senin malam, tapi dibatalkan.
Sho, yang tinggal di Wuxi, Provinsi Jiangsu, naik kereta berkecepatan tinggi (HSR) ke Hangzhou pada Minggu pagi dan bermalam di sana sebelum naik kereta lain ke Guangzhou keesokan paginya setelah penerbangan langsungnya ke kota itu dibatalkan.
Warga Penang itu tiba di bandara hanya untuk mengetahui bahwa penerbangan internasional juga telah dibatalkan.
“Saya membeli tiket baru ke Singapura pada Selasa sore,” kata Sho, yang akan kembali ke Malaysia selamanya setelah bekerja di Tiongkok selama 12 tahun.
Menjelaskan keputusannya untuk pulang, dia berkata: “Saya tidak tahu sampai kapan (pembatasan kontrol perbatasan yang dilakukan Tiongkok) akan berlangsung. Aku ingin bersama keluargaku.”
Dia tidak bertemu istrinya sejak Februari 2020 setelah Tiongkok menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Seorang penumpang Tiongkok berusia 30 tahun, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan dia terbang ke Singapura untuk menemui pacarnya, yang belum dia temui sejak Januari 2020.
Setelah diberitahu tentang pembatalan penerbangan langsungnya dari Yiwu, Provinsi Zhejiang, ke Guangzhou pada hari Senin, ia segera naik kereta HSR ke Hangzhou pada hari Minggu dan terbang ke sini keesokan harinya.
“Penerbangan saya pada Selasa sore, tapi saya khawatir tidak bisa masuk kota karena pandemi, jadi saya datang lebih awal,” tambah pedagang itu.
Dia mengatakan dia bertemu kekasihnya yang warga Singapura, 35, ketika dia datang dalam perjalanan bisnis pada tahun 2019.
Pedagang Cina itu sampai di Singapura. Namun Sho masih berada di Guangzhou karena ada kendala dalam laporan vaksinasinya.
Berdasarkan data Airports Council International, Bandara Guangzhou menduduki peringkat kedelapan dalam daftar bandara tersibuk di dunia pada tahun lalu.
10 bandara tersibuk di dunia dalam hal lalu lintas penumpang didominasi oleh bandara AS.
Selain Guangzhou, Bandara Chengdu di Tiongkok berada di peringkat kesembilan.