10 Februari 2023
JAKARTA – Antonio Strangio, buronan terkait mafia Italia, yang telah melarikan diri dari polisi internasional sejak 2016 karena perdagangan dan produksi narkoba, ditangkap di Bali minggu lalu, polisi setempat mengumumkan.
Pria berusia 32 tahun itu ditahan di Bandara Internasional Ngurah Rai pada 2 Februari, tepat ketika dia akan kembali ke Australia, di mana dia memegang kewarganegaraan dan tidak dapat diekstradisi. Dia terbang dari Kuala Lumpur, Malaysia.
“Dia sedang transit di Bali, dan kami melakukan penangkapan sekitar dua jam sebelum penerbangannya ke Australia berangkat,” penyidik polisi Adj. Ketua Kom. Ni Luh Kompiang Srinadi kepada wartawan di Denpasar, Rabu.
Strangio, yang terkait dengan kelompok kejahatan terorganisir ‘Ndrangheta’ yang terkenal di Italia, ditangkap oleh petugas imigrasi ketika kedatangannya ditandai oleh sistem imigrasi, kata Kompiang.
“Dia masuk dalam red notice Interpol karena dia memperdagangkan 160 kilogram mariyuana secara ilegal,” tambahnya.
Penangkapan Strangio baru diumumkan pada hari Rabu, tetapi terjadi pada hari yang sama ketika terpidana pembunuh Edgardo Greco ditangkap di Prancis, lapor AFP.
Greco (63) adalah tersangka anggota ‘Ndrangheta lainnya dan buron sejak 2006.
‘Ndrangheta dianggap sebagai kelompok kejahatan terorganisir paling kuat di Italia. Ini beroperasi di seluruh dunia dan memiliki ikatan kuat dengan perdagangan kokain yang terikat Eropa dari Amerika Selatan.
Polisi Italia memuji upaya global setelah membuat pengumuman terpisah tentang penangkapan Strangio dan Greco.
“‘Ndrangheta tidak punya tempat untuk bersembunyi, baik di Italia maupun di luar negeri,” kata Vittorio Rizzi, direktur pusat polisi kriminal Italia, dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.
Operasi kepolisian tersebut dilakukan di bawah naungan proyek Interpol Cooperation Against ‘Ndrangheta (I-CAN), yang melibatkan 13 negara.
Baca juga: Buronan Rusia tertangkap di Bali setelah melarikan diri secara dramatisHingga saat ini, 43 buronan telah ditangkap oleh I-CAN yang didirikan pada 2020 dan akan berakhir akhir tahun ini, kata Rizzi.
Dia mengatakan bahwa tiga tahun lalu kelompok kejahatan ‘Ndrangheta “hampir tidak dikenal oleh pasukan polisi di seluruh dunia, dianggap hampir sebagai fenomena cerita rakyat”.
Tetapi polisi Italia telah bekerja terus-menerus untuk meyakinkan kekuatan-kekuatan itu bahwa itu sebenarnya adalah “organisasi kriminal yang kuat yang secara diam-diam menembus dan mencekik perekonomian”.
Terkait penangkapan terbaru, Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi mengatakan kerja sama internasional “sangat diperlukan untuk memerangi kejahatan yang beroperasi di seluruh dunia”.
Indonesia adalah negara anggota Interpol dan terlibat dalam sejumlah inisiatif keamanan lokal dan global.
Deteksi dini
Penangkapan Strangio dimungkinkan karena kedatangannya dilacak oleh sistem pemantauan imigrasi Indonesia, kata Antonius Parlindungan, seorang pejabat senior di kantor imigrasi Bandara Internasional Ngurah Rai.
“Dia tiba di bandara sendirian dengan penerbangan OD-171 dari Kuala Lumpur ke Denpasar pada pukul 20:00 pada hari Kamis. Dia teridentifikasi dalam sistem kami sebagai subyek red notice Interpol,” kata Antonius.
Kantor Imigrasi Bali menahan buronan tersebut dan menyerahkannya ke Polda Bali untuk dilakukan verifikasi. Identitasnya sesuai dengan profil dalam daftar red notice Interpol, meski Strangio tetap menyatakan tidak bersalah, kata penyidik polisi Kompiang.
Polisi Bali akan melanjutkan penyerahannya ke Interpol, katanya.
“Kasus ini akan berlanjut di Italia. Kami bukan fokus kasus ini, ”katanya.
Bali telah melihat bagian yang adil dari aktivitas kriminal internasional.
Pada November tahun lalu, dua buronan lain dengan red notice Interpol ditangkap di Bali. Kedua pria tersebut, seorang warga negara Ceko berusia 39 tahun yang diidentifikasi hanya dengan inisialnya SD dan Slovakia CS (48), ditangkap oleh otoritas setempat.
Keduanya dituduh melakukan penipuan dan penggelapan pajak di negara asal mereka.
Sejumlah buronan lain dari Interpol telah ditangkap di pulau itu, terutama sebelum pandemi COVID-19. (itu adalah)