Dua awak kapal tewas akibat kebakaran di kapal tanker berbahan bakar Pertamina

28 Maret 2023

JAKARTA – Dua awak tewas dan satu hilang setelah kebakaran terjadi di kapal tanker minyak yang membawa bahan bakar ke terminal di pulau Bali dan Lombok, kata perusahaan energi negara Pertamina dalam sebuah pernyataan.

Kapal sewaan, MT Kristin, membawa 17 awak kapal dan membawa 5.900 kiloliter bahan bakar ketika kebakaran terjadi pada Minggu pukul 14.50 waktu setempat.

Sekretaris Perusahaan PT Pertamina International Shipping (PIS) Muh. Aryomekka Firdaus mengatakan, 14 awak kapal lainnya berhasil dievakuasi dengan selamat pada Minggu malam.

“Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada awak kapal dan juga keluarga yang terkena dampak insiden tersebut,” ujarnya dalam pernyataan, Senin.

Aryomekka mengatakan kapal tanker tersebut sedang mengangkut bensin Pertalite bersubsidi ke Lombok dan Bali.

PIS yang mencarter kapal tersebut fokus pada pencarian dan penyelamatan awak kapal serta penyelidikan lebih lanjut penyebab kejadian tersebut.

Ia mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak berwenang, antara lain otoritas pelabuhan, lembaga SAR, operator pelabuhan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), dan Satuan Polisi Air dan Udara (Polairud).

Pertamina mengatakan sejauh ini tidak ada tumpahan minyak yang terdeteksi pasca kebakaran tersebut, meski oil boom sepanjang 300 meter telah dipasang di sekitar kapal. Kapal itu ditarik ke pelabuhan aman terdekat pada hari Senin.

Perusahaan minyak negara tersebut mengatakan terdapat cukup stok bahan bakar di Terminal Terpadu Ampenan di Lombok dan terminal Bahan Bakar Termina Sanggaran di Bali untuk menjamin pasokan ke destinasi wisata populer, sementara pasokan bahan bakar dari daerah lain juga dialihkan.

“Sejauh ini tidak ada masalah pasokan. Kami mengimbau masyarakat tidak panik (terkait tawaran tersebut),” kata Taufiq Kurniawan, Juru Bicara Anak Perusahaan Pertamina, Pertamina Patra Niaga Wilayah Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara, dalam keterangan terpisah.

Kebakaran kapal tanker adalah insiden fatal terbaru yang menimpa perusahaan tersebut.

Kebakaran di depot penyimpanan bahan bakar Pertamina di Plumpang, Jakarta Utara awal bulan ini menewaskan 33 orang dan hampir belasan lainnya masih dalam kondisi kritis.

Ribuan orang terpaksa mengungsi ketika kebakaran terjadi, meskipun badan mitigasi bencana setempat mengatakan semua pengungsi telah meninggalkan tempat perlindungan.

Para saksi mata menyamakan kebakaran tersebut dengan ledakan bom setelah ledakan awal membuat penduduk setempat yang panik berteriak dan melarikan diri melalui jalan-jalan sempit dengan bola api menerangi cakrawala Jakarta di belakang mereka.

Menanggapi hal tersebut, Pertamina meminta maaf dan salah satu direkturnya dicopot dari jabatannya. Badan Usaha Milik Negara itu mengatakan, lokasi pipa terdeteksi sebelum kebakaran terjadi. Namun kritik atas ledakan tersebut telah mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan merelokasi fasilitas tersebut atau penduduk yang tinggal di sebelahnya.

Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengunjungi para penyintas dan meminta gubernur dan menteri Jakarta untuk mencari solusi untuk membangun depo bahan bakar di dekat daerah pemukiman untuk menghindari terulangnya bencana.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, pekan lalu mengatakan kepada wartawan, depo tersebut tidak bisa segera direlokasi karena dapat mengganggu pasokan bahan bakar nasional.

Kebakaran tersebut merupakan salah satu dari beberapa kebakaran yang terjadi di fasilitas perusahaan dalam beberapa tahun terakhir.

Kebakaran besar terjadi pada tahun 2021 di kilang Balongan di Jawa Barat, yang juga dimiliki oleh Pertamina dan salah satu fasilitas terbesar di Indonesia. Depo yang sama pernah mengalami kebakaran pada tahun 2009 dan terjadi lagi pada tahun 2014 ketika api menyebar ke 40 rumah di dekatnya. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam kasus-kasus ini. (tiga)

Keluaran SGP

By gacor88