20 Desember 2022
JAKARTA – Proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah diganggu oleh anggaran yang membengkak dan melewati tenggat waktu, karena kereta kerja yang terlibat dalam proyek tergelincir, menewaskan dua pekerja teknis asing dan melukai beberapa lainnya yang terluka pada hari Minggu. malam.
Dalam keterangan tertulis yang diterima The Jakarta Post, PT. Corporate Secretary Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Rahadian Ratry membenarkan peristiwa itu terjadi di Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Karesidenan Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu sekitar pukul 17.00 WIB.
“KCIC berkoordinasi dengan pihak terkait dalam menangani kejadian tersebut, dan kami bekerja sama dengan penyelidikan pihak berwenang atas masalah tersebut,” kata Rahadian, Senin.
Dibentuk sebagai perusahaan patungan antara konsorsium Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan beberapa perusahaan kereta api China, KCIC mengawasi pembangunan jalur kereta api berkecepatan tinggi.
Adita Irawati, juru bicara Kementerian Perhubungan, mengatakan insiden hari Minggu menewaskan dua orang. “Dari laporan terakhir, total ada enam korban sejauh ini. Ini termasuk dua korban jiwa, dua orang luka berat dan dua lainnya luka ringan,” kata Adita dalam siaran persnya.
Sementara kementerian tidak merinci identitas para korban, Kapolsek Padalarang, Kompol. Darwan Hasan mengatakan, kedua korban merupakan warga negara China yang mengerjakan proyek tersebut.
Tenggat waktu yang terlewat
Tragedi hari Minggu adalah yang terbaru dari daftar panjang masalah yang melanda proyek kereta api berkecepatan tinggi yang ambisius. Sementara pemerintah awalnya menetapkan anggaran US$6 miliar untuk proyek tersebut, Didiek Hartantyo, presiden-direktur PT Kereta Api Indonesia, yang merupakan bagian dari KCIC, mengatakan pada November bahwa biaya telah meningkat menjadi US$7,5 miliar.
Awalnya akan beroperasi pada 2019, tetapi masalah dengan pembebasan lahan dan pandemi COVID-19 berikutnya membuat tanggal penyelesaian harus diundur. Dalam pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping di KTT Kelompok 20 bulan lalu, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menetapkan tenggat waktu hingga Juni 2023 untuk penyelesaian proyek tersebut.
Namun setelah insiden hari Minggu, Kementerian Perhubungan memerintahkan agar pekerjaan proyek tersebut ditangguhkan sambil menunggu penyelidikan.
“Setelah investigasi selesai, kami akan menyusun rekomendasi yang dapat dijadikan pedoman bagaimana meningkatkan keselamatan pada proyek konstruksi perkeretaapian,” kata Adita.
Sementara KCIC sebelumnya mengatakan konstruksi akan berlanjut sesuai rencana, Rahadian kemudian mengklarifikasi kepada Post bahwa perusahaan akan mematuhi instruksi kementerian.
Pengamat transportasi Aditya Dwi Laksana dari Asosiasi Transportasi Indonesia (MTI) mengatakan perpanjangan tenggat waktu diperlukan dalam kasus ini.
“Menurut saya, (insiden ini) bermula dari fakta bahwa (KCIC) mati-matian berusaha memenuhi batas waktu Juni 2023,” katanya. Dia mengutip insiden masa lalu lainnya, termasuk pilar yang jatuh di atas ekskavator pada Desember 2021, sebagai bukti bahwa KCIC telah mengabaikan prosedur keselamatan untuk mempercepat pengerjaan proyek tersebut.
Namun, terlepas dari kemunduran tersebut, pemerintah telah mengungkapkan ambisinya untuk memperpanjang jalur kereta api cepat hingga Surabaya, Jawa Timur.
Meskipun jarak yang lebih jauh dapat memanfaatkan kereta berkecepatan tinggi dengan lebih baik dibandingkan dengan rute pendek saat ini, Aditya memperingatkan pemerintah agar tidak memaksakan diri.