22 Februari 2023

JAKARTAPerancang busana Indonesia berupaya menghidupkan kembali industri fesyen anak lokal meski menghadapi banyak tantangan.

Sektor anak-anak adalah salah satu sektor yang paling kurang berkembang dalam industri fesyen lokal. Ketika merek fesyen anak-anak internasional membanjiri pasar, perancang fesyen Indonesia enggan menciptakan segmen khusus ini.

“Fashion anak-anak memiliki potensi yang besar, namun industri lokal masih terbelakang,” kata Hannie Hananto, Ketua Kamar Mode Indonesia (IFC) Jakarta, saat konferensi pers di Soehanna Hall, Jakarta, 12 Januari.

Untuk mendorong lebih banyak perancang busana Indonesia mendalami industri ini, IFC Jakarta menyelenggarakan Jakarta Kids Fashion Trend Show pertama di Soehanna Hall pada 12 Januari.

Acara tersebut merupakan bagian dari Jakarta Fashion Trend (JFT), acara tahunan IFC Jakarta Chapter yang diselenggarakan pada 11-12 Januari di Soehanna Hall, Jakarta.

“Kami jarang melihat fashion show anak-anak di Indonesia,” kata Hannie. Oleh karena itu, IFC Jakarta mengundang perancang busana Indonesia untuk menciptakan koleksi anak-anak dan menampilkannya di acara ini.

“Kami berharap acara ini dapat membantu memperkuat industri (fesyen anak) lokal,” tambah Hannie.

Lucu tapi rumit

Meski pakaian anak itu indah, namun mendesainnya membutuhkan banyak pemikiran dan pertimbangan.

“Mendesain pakaian anak-anak sangat berbeda dengan orang dewasa,” kata Mangesti Rahayu, Ketua Program Studi Desain Busana Institut Kesenian Jakarta (IKJ), saat diwawancarai usai konferensi pers. “Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan.”

Karena kulit anak-anak lebih tipis dan sensitif dibandingkan orang dewasa, desainer harus memilih bahan yang cocok untuk pakaian mereka.

“Bahan alami umumnya tidak menyebabkan iritasi dan terasa lebih lembut di kulit,” kata Mangesti.

Penampilan seru: Gaya eklektik perancang busana sederhana Chaera Lee cocok dengan estetika kontemporer model anaknya (JP/Sylviana Hamdani) (JP/Sylviana Hamdani)

Dalam peragaan busana tersebut, mahasiswa IKJ menampilkan koleksi anak bertema Kekuatan Optimis yang terinspirasi dari karakter Optimus Prime dalam film tersebut. transformator serial film.

Semua pakaian dalam koleksinya seluruhnya terbuat dari katun.

Dekorasi apa pun pada pakaian anak juga harus diperhatikan dengan cermat karena harus estetis dan aman untuk anak.

“Kancing harus dijahit dengan kuat pada pakaian agar tidak lepas dan tertelan oleh anak-anak,” kata Mangesti.

Meskipun kristal dan payet menambah kilau, desainer sebaiknya menahan diri untuk tidak mengaplikasikannya pada pakaian anak kecil, karena dapat menggores dan melukai kulit mereka.

Disesuaikan untuk kenyamanan

“Mendesain pakaian anak-anak jauh lebih sulit dibandingkan orang dewasa,” kata desainer pakaian sederhana Chaera Lee saat diwawancarai usai peragaan busana.

Sang desainer telah memproduksi pakaian anak sesuai pesanan pelanggannya sejak tahun lalu.

“Selain keamanan, kenyamanan juga menjadi elemen penting dalam pakaian anak,” ujar sang desainer. “Anak-anak lebih sulit (dibandingkan orang dewasa) dan akan menolak memakai apa pun yang dirasa tidak nyaman.”

Chaera Lee menampilkan koleksi anak-anak bertema Waterway dalam peragaan busana tersebut.

Terinspirasi oleh film blockbuster Avatar: Jalan AirKoleksinya terbuat dari batik cap tangan asal Semarang, dengan motif awan dan air hujan berbahan katun dan sutra.

Chaera Lee juga mengaplikasikan jahitan datar yang lembut pada item koleksi ini agar tidak menggores kulit sensitif anak.

Ruang untuk perbaikan

Dari segi gaya, fashion anak Indonesia juga perlu banyak pembenahan.

“Banyak yang bisa kita eksplorasi dari segi gaya busana anak,” kata perancang busana Erika Ardianto. “Tetapi saya masih melihat banyak orang tua di Indonesia yang mendandani gadis kecilnya dengan gaun tutu dengan lapisan tulle dan renda yang menggores kulit.”

“Pakaian anak laki-laki juga seringkali tidak imajinatif,” tambahnya.

Dalam acara tersebut, Erika menampilkan koleksi anak-anak bertema tata surya, menampilkan pakaian dua dan tiga potong anak laki-laki dan perempuan yang dihiasi siluet asimetris dan pola sistem planet yang berani.

Pakaian ini juga dihiasi dengan bros bulat dan hiasan kepala berwarna emas dan perak oleh Arra Jewelry.

Penuh warna: Koleksi Tata Surya karya desainer Erika Ardianto menawarkan keceriaan bagi para model mudanya (JP/Sylviana Hamdani) (JP/Sylviana Hamdani)

Koleksinya mengungkapkan banyak impian anak-anak untuk menjelajahi luar angkasa, kata Erika.

Meski sang desainer telah menciptakan pakaian anak pesanan sejak tahun 2015, namun ia masih ragu untuk memproduksinya dalam bentuk pakaian siap pakai.

“Pakaian anak-anak umumnya lebih mahal karena lebih rumit dan membutuhkan lebih banyak jam kerja untuk memproduksinya,” kata Erika. “Namun masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa pakaian anak tidak boleh mahal, karena ukurannya lebih kecil dan bahannya lebih sedikit.”

(Bukan) miniatur orang dewasa

Di sisi lain, perancang busana Raegita Zoro kerap dibuat kesal dengan anak kecil yang berpakaian seperti orang dewasa.

“Anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa,” kata Raegita. “Orang tua harus membiarkan anak-anak menjadi anak-anak dan membiarkan sisi polos dan ceria mereka terlihat melalui pakaian mereka.”

Dalam peragaan busana tersebut, sang desainer menampilkan koleksi anak-anak bertema Innocence yang menampilkan pakaian mudah dikenakan untuk anak laki-laki dan perempuan yang dihiasi dengan pita, embel-embel, dan ruffles.

Sang desainer juga melengkapi penampilannya dengan mahkota, dikenakan sebagai hiasan kepala, sepasang sayap, dikenakan di bagian belakang dengan tali pengikat yang dapat disesuaikan, jubah menjuntai, dan topi penyihir yang dihiasi ruffles merah muda di bagian sisinya.

Aksesori ini terbuat dari bahan linen untuk keamanan dan kenyamanan anak.

“Saya ingin (anak-anak) merasa bisa menjadi apa pun yang mereka bayangkan saat memakai koleksi saya,” kata sang desainer.

Ini adalah pertama kalinya Raegita membuat koleksi anak-anak.

“Itu sangat menyenangkan,” katanya sambil tersenyum lebar. “Saya rasa saya akan terus membuat (pakaian anak-anak).”

Sebagai ibu dari tiga anak, sang desainer memahami tantangan besar dalam mendesain pakaian anak-anak.

“Anak-anak tumbuh dengan cepat dan pakaian mereka akan segera menjadi lebih besar,” katanya. “Untuk membuat barang saya bertahan lebih lama, saya mendesainnya dengan siluet longgar dan karet gelang di sekitar lengan dan pinggang.”

Potensi ledakan bayi

Mangesti, dari IKJ, memperkirakan industri fesyen anak-anak akan meroket dalam beberapa tahun ke depan.

“Permintaan pakaian anak akan segera meledak, seiring dengan terjadinya baby boom setelah (wajib tinggal di rumah selama) pandemi,” kata dosen tersebut.

IFC Jakarta juga berencana menjadi tuan rumah Jakarta Kids Fashion Trend Show yang lebih besar tahun depan.

“Saya sudah bicara dengan anggota (IFC Jakarta), dan mereka semua sepakat untuk kembali mengadakan Kids Fashion Trend Show tahun depan dan mengundang lebih banyak perancang busana anak-anak Indonesia,” kata Hannie.

“Kami antusias untuk merevitalisasi industri fesyen anak-anak lokal.”

Singapore Prize

By gacor88