31 Januari 2023
PHNOM PENH – Federasi Bola Voli Kamboja (VFC) telah membeli teknologi Video Assistant Referee (VAR) dan akan menggunakannya pada SEA Games 32 Mei.
Aing Serey Piseth, sekretaris jenderal VFC, mengatakan federasi tersebut – yang dipimpin oleh kepala polisi nasional Neth Savoeun dan Sar Sokha, sekretaris negara Kementerian Pendidikan, Pemuda dan Olahraga – memperkenalkan peralatan VAR sebagai bagian dari reformasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup. keakuratan sistem penilaian sebelum kompetisi besar.
“Saya yakin kami adalah negara keempat di kawasan ASEAN yang menggunakan teknologi baru ini,” tambahnya.
“Federasi Thailand, Indonesia, dan Filipina mempunyai sistem VAR sendiri. Singapura, Malaysia, dan Vietnam semuanya menyewa peralatan dari Thailand saat mereka menjadi tuan rumah pertandingan sebelumnya. Sekarang kita punya sistem sendiri, kita berpotensi bisa meningkatkan turnamen nasional di luar negeri,” lanjutnya.
Serey Piseth membahas pembelian tersebut di final turnamen Anchor Slamball pada 28 Januari.
Kompetisi ini disponsori oleh perusahaan minuman keras lokal dan diikuti delapan tim. Pertandingan pertama dimainkan pada 5 November 2022.
Pong Rul dari Kampong Speu mengalahkan Trei Chhlang Club dari Phnom Penh 3-2 di final untuk menjadi juara pertama kompetisi baru tersebut. Mereka juga mengumpulkan hadiah uang sebesar 20 juta riel, dengan 12 juta untuk pemenang kedua. Dom Rey, dari Siem Reap, mengklaim 6 juta untuk tempat ketiga mereka di turnamen tersebut.
“Acara ini telah berkontribusi terhadap perkembangan olahraga bola voli di Kamboja dan saya berharap pihak swasta – khususnya Anchor – terus mendukung acara seperti ini,” kata Piseth.
Federasi baru-baru ini berinvestasi besar-besaran dalam pelatihan ofisial pertandingan. Selain belajar menggunakan sistem VAR, mereka mempelajari pengelolaan Sistem Informasi Bola Voli dan program komputer E-Scoresheet.
“Dulu ada banyak tekanan terhadap wasit. Terkadang mereka melakukan kesalahan atau para pemain tidak menerima keputusan. Dengan teknologi baru, perdebatan akan berkurang,” tambah Piseth.
“Wasit yang menilai acara Slamball berasal dari federasi dan terlatih serta berpengalaman. Meski begitu, jika tidak akurat bisa dikenakan denda atau izin wasitnya dicabut,” lanjutnya.
Federasi bersikeras agar semua tim di Kerajaan mendaftar ke sana. Kegagalan untuk mendaftar berarti tim tidak akan memenuhi syarat untuk kompetisi yang disetujui.
“Tim atau klub yang tidak terdaftar di federasi tidak diperbolehkan bersaing memperebutkan trofi besar. Sudah lebih dari 30 klub yang mendaftar ke kami, jadi jelas pesannya tersampaikan,” tutupnya.