20 November 2022
KUALA LUMPUR – Pemerintahan berikutnya masih dalam proses ketika masyarakat Malaysia mencoba untuk memahami hasil pemilu ke-15 (GE15) yang menakjubkan.
Saat berita ini dimuat, Barisan Nasional sedang menuju kekalahan yang lebih telak dibandingkan tahun 2018.
Sudah ada seruan agar Datuk Seri Dr Ahmad Zahid Hamidi, yang merupakan ketua Barisan dan presiden UMNO, untuk menerima tanggung jawab dan mengundurkan diri.
Kejutan malam itu adalah kuda hitam Perikatan Nasional yang memberikan perjuangan seumur hidup bagi Barisan Nasional.
Gelombang Melayu yang menderu-deru menuju Perikatan memungkinkannya membalikkan Perlis dan menggulingkan negara-negara Melayu lainnya.
Beberapa orang melihatnya sebagai “tsunami hijau”, yang mengacu pada PAS sebagai mitra dominan di Perikatan.
Kedua koalisi bersaing ketat dalam mendapatkan banyak kursi dan video Kepala Batas dari Datuk Seri Reezal Merican Naina Merican yang mengakui kekalahan dari Perikatan setelah pukul 10 malam menunjukkan bahwa benteng Umno yang pernah dipegang oleh mantan perdana menteri telah runtuh.
Perikatan, dengan PAS memberikan suara Islam yang kuat, menyedot suara-suara Melayu yang seharusnya diberikan kepada UMNO dan ini termasuk pegawai negeri, profesional Melayu, dan pemilih pemula Melayu.
Ada maksud yang sangat kuat dalam hal ini. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Melayu yang menganggap partai Melayu tercemar juga menolak Pakatan Harapan yang multiras.
Mereka memilih untuk beralih ke alternatif yang berpusat pada ras dan agama.
Fakta bahwa Perikatan berhasil memenangkan kursi Putrajaya yang didambakan merupakan tanda jelas bahwa para pejabat tinggi negeri sipil telah menolak Barisan.
Mereka menilai UMNO belum belajar dari musim gugur 2018 dan gagal berubah seiring perkembangan zaman.
Perekonomian memberikan dampak yang paling merugikan bagi rakyat jelata, namun korupsi dan integritas merupakan isu penting di kalangan profesional.
Masih belum ada tanda-tanda pemerintahan seperti apa yang akan terbentuk dari keadaan yang membingungkan ini.
Namun, kapten Pakatan Datuk Seri Anwar Ibrahim semakin dekat dengan mimpinya menjadi perdana menteri berikutnya dengan kemenangan yang dapat dipercaya dari koalisinya.
Akankah dia mampu membentuk pemerintahan koalisi dalam beberapa jam mendatang?
Memenangkan ini dengan baik sangatlah sulit, namun bagian yang lebih sulit ada di depan.
Anggota parlemen Tambun yang baru berkampanye dengan gencar, memicu kegembiraan di Perak dan sekitarnya.
Ia berhasil menangkap suasana nasional dan imajinasi publik saat ia melakukan perjalanan dari timur ke barat dan utara ke selatan selama dua minggu terakhir.
Ada kritik mengenai dia yang terbang dengan helikopter pribadi, namun itu adalah sarana transportasi yang diperlukan untuk menjangkau seluas mungkin.
Itu juga memberinya kesan seorang pria yang sedang menjalankan misi, bersedia menempuh jarak jauh untuk mencapai tujuannya.
Banyak pendukung Pakatan yang telah mengabaikannya mendukung Pakatan ketika ia membangkitkan minat dan, yang lebih penting, menghidupkan kembali kepercayaan terhadapnya.
Masyarakat Tiongkok khususnya masih haus akan pemimpin Malaysia sejati dan ia tampaknya memuaskan dahaga mereka dengan narasi multiras, energi, dan pesona pribadinya.
Pemilihan umum terakhir dibentuk oleh orang-orang yang tertarik pada Tun Dr Mahathir Mohamad.
Pemilu ini menunjukkan bahwa masyarakat Melayu beralih ke Perikatan, sebuah pola yang terlihat pada kursi Melayu di seluruh negeri.
Para pemilih Melayu memutuskan untuk mencoba hidangan baru dalam menu politik.
Suasana di markas UMNO memang tidak secekam dan shock seperti tahun 2018 lalu, namun tak satu pun dari mereka yang menyangka petir akan menyambar dua kali.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh ketua UMNO Melaka Datuk Seri Abdul Rauf Yusoh sekitar pukul 1 siang yang menginstruksikan mesin UMNO agar “pemilih kulit putih” mereka keluar untuk memilih adalah indikasi pertama adanya masalah bagi Barisan.
Barisan terlalu berpuas diri setelah kemenangan fantastis di Johor dan Melaka.
Koalisi tersebut menyebut pemilu tersebut yakin bahwa mereka akan menjadi pemerintahan berikutnya, namun tampaknya koalisi tersebut berantakan sepanjang kampanye.
Kampanye ini kekurangan momentum! dan tampaknya tidak terkoordinasi. Barisan gagal menunjukkan kendali meskipun Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob adalah perdana menteri sementara.
Ismail Sabri tidak melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mengumpulkan pasukan dan hanya memilih daerah tertentu untuk diperiksa. Dia tidak memiliki narasi yang kuat dan dikalahkan oleh kekuatan bintang Anwar.
Mr Nice Guy dari UMNO entah bagaimana bukanlah gagasan rata-rata orang Malaysia tentang seorang perdana menteri.
Direktur pemilu Barisan Datuk Seri Mohamad Hasan, yang melakukan pekerjaannya dengan baik dalam pemilu di Johor dan Melaka, seharusnya bisa berbuat lebih banyak. Alih-alih berpindah-pindah untuk membantu kampanye di tempat lain, ia malah bertahan di Rembau.
Namun permasalahan Barisan adalah Ahmad Zahid yang seperti bebek duduk.
Ia menjadi target utama serangan yang menyoroti kasus pengadilan korupsinya, serta psywar yang intens bahwa ia akan menjadi perdana menteri jika Barisan menang.
Namun, dia terlalu kuat di UMNO dan tidak ada yang berani memanggil kucing itu.
Berita paling tragis malam itu adalah Dr Mahathir kehilangan depositnya di Langkawi. Itu adalah penolakan terbesar bagi orang besar yang mengubah nasib pulau ini di bawah sinar matahari.
Hari-hari penuh gejolak menanti Malaysia, namun para pemilih telah mengambil keputusan.
Pandangan yang diungkapkan di sini sepenuhnya milik penulis.