24 Juni 2022
KUALA LUMPUR – Potensi gelombang baru infeksi Covid-19 bisa muncul lebih cepat dari perkiraan sebelumnya, kata Khairy Jamaluddin, Menteri Kesehatan (foto).
Dia mengatakan hal ini berdasarkan jumlah kasus yang dilaporkan dalam beberapa hari terakhir, baik di sini maupun di seberang Causeway.
“Selama dua hingga tiga hari terakhir, kami telah melaporkan lebih dari 2.000 kasus per hari dibandingkan sebelumnya 1.000 hingga 2.000.
“Hari ini (Kamis, 23 Juni) saja kita punya 2.796 kasus dengan dua kelompok baru dilaporkan di perguruan tinggi.
“Jadi kalau tidak hati-hati, kasusnya akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang,” ujarnya kepada wartawan usai membuka pusat otorhinolaryngology dan laboratorium tidur di RS Rembau.
Khairy pada Selasa (21 Juni) mengatakan kasus Covid-19 akan berfluktuasi dan potensi gelombang infeksi baru bisa muncul dalam beberapa bulan ke depan, meski situasi saat ini terkendali.
Dia mengatakan masyarakat Malaysia harus mengetahui perkembangan terkini sehingga mereka dapat mengambil tindakan pencegahan terhadap tertular virus tersebut.
“Ini lebih merupakan upaya preventif agar kita siap, dan tidak menakut-nakuti siapapun.
Faktanya, negara-negara lain juga mengalami situasi serupa dari waktu ke waktu, katanya.
Khairy mengatakan yang penting adalah gelombang baru ini tidak serius dan jumlah kematian serta jumlah pasien yang dirawat di unit perawatan intensif tetap rendah atau terkendali.
Dia mengatakan semua negara bagian kecuali Selangor, Johor, Kedah, Terengganu dan Wilayah Federal melaporkan peningkatan jumlah kasus dibandingkan hari sebelumnya, dengan dua klaster pendidikan tinggi baru juga dilaporkan.
“Saya juga berharap agar mereka yang berusia di atas 60 tahun dan mereka yang menderita penyakit kronis akan mendapatkan suntikan kedua karena ini adalah cara terbaik untuk tetap aman,” katanya.
Pada tanggal 20 Juni, hampir 108.000 orang berusia 12 tahun ke atas menerima suntikan booster Covid-19 yang kedua.
Hampir 58.000 berusia di atas 60 tahun.
Khairy mengatakan dirinya juga memantau dengan cermat situasi Covid-19 di Singapura.
“Saya harus melakukan ini karena Malaysia dan Singapura berada di wilayah epidemiologi yang sama tanpa pembatasan perjalanan dan ratusan ribu orang melintasi Causeway setiap hari.
“Rekan saya dari Singapura juga memberi tahu saya bahwa republik ini melihat lebih banyak subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang lebih mudah menular dibandingkan varian sebelumnya,” katanya, seraya menambahkan bahwa varian ini memiliki efek yang sama dengan varian Omicron lainnya. .
Khairy mengatakan, itulah sebabnya pemerintah memutuskan untuk tidak menghapus semua tindakan pencegahan Covid-19 seperti penggunaan masker di area tertutup.
Secara terpisah, Khairy mengatakan lima kasus yang diduga cacar monyet telah dilaporkan ke kementerian sejak 21 Juni. Namun, semuanya kembali negatif.
Dalam pidatonya sebelumnya, Khairy mengatakan kementerian berencana membuka pusat tidur terpadu di semua negara bagian dalam lima tahun ke depan.
Saat ini, terdapat empat pusat seperti itu di Rumah Sakit Putrajaya, Rumah Sakit Serdang, Rumah Sakit Kuala Lumpur dan Rumah Sakit Sultanah Bahiyah di Kedah.
“Kami berencana membuka pusat serupa di 13 rumah sakit lagi dan 27 rumah sakit spesialis selain empat rumah sakit yang saat ini beroperasi.
“Hal ini penting karena jumlah pasien yang perlu menjalani polisomnografi atau studi tidur untuk mendiagnosis apakah mereka menderita sleep apnea meningkat,” ujarnya.
Ia mencontohkan, pasien asal Negri Sembilan harus menunggu hingga enam bulan untuk menjalani polisomnografi di RS Serdang atau Putrajaya.