5 Mei 2022
JAKARTA – Sudah menjadi rahasia umum di kalangan utusan asing di Jakarta bahwa kebijakan luar negeri Presiden Joko “Jokowi” Widodo didasarkan pada tujuan yang membumi dan pragmatisme.
Baru pada bulan November 2021, ketika Indonesia hampir menjadi presiden Kelompok 20, Jokowi mengambil alih komando kegiatan diplomatik, seperti boikot terhadap pemimpin junta Myanmar Min Aung Hlaing di semua acara ASEAN karena penolakannya yang terang-terangan untuk menerapkan perjanjian tersebut. lima. -poin konsensus yang dia janjikan untuk dihormati selama KTT darurat ASEAN pada bulan April tahun lalu.
Diplomasi pragmatis tersebut kembali ditunjukkan Presiden saat memadukan isu internasional dan kepentingan ekonomi bilateral saat menerima Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Istana Bogor pada 29 April lalu. Perdana Menteri tampak antusias membicarakan dua agenda tersebut, seraya menegaskan kembali komitmen ekonomi, perdagangan, dan investasi Jepang kepada Indonesia.
Dan Jokowi yakin Jepang selalu menepati janjinya.
Kishida sedang melakukan tur diplomatik ke Indonesia, Vietnam, Thailand, Italia, dan Inggris saat Jepang merayakan Golden Week. Ia menyampaikan kekhawatiran internasional Jepang kepada tuan rumah, termasuk invasi Rusia ke Ukraina dan meningkatnya ketegangan militer di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur. Ketegangan meningkat di kawasan ini ketika Beijing menjadi lebih tegas mengenai kedaulatan dan klaim kedaulatannya atas kedua laut tersebut, sementara Jepang mengupayakan Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka (FOIP).
Presiden Jokowi menekankan kepada tamunya harapannya bahwa Jepang akan berbuat lebih banyak dalam investasi bilateral, perdagangan dan hubungan ekonomi, termasuk pembangunan ibu kota baru dan proyek infrastruktur lainnya.
“Dalam investasi, saya menyambut baik ekspansi perusahaan mobil Jepang seperti Toyota dan Mitsubishi. Namun saya juga mengharapkan lebih banyak investasi baru dari Jepang, terutama di sektor energi, semen, pertanian, dan teknologi kesehatan, serta menjadikan Indonesia sebagai bagian penting dalam rantai pasokan global Jepang,” kata Jokowi.
Kishida merespons positif, meski pasar pada akhirnya akan memutuskan. Bagi Indonesia, Jepang tetap menjadi salah satu mitra dagang dan sumber investasi terpenting.
Pemimpin Jepang tersebut mempunyai misi untuk menjalin lebih banyak kerja sama multilateral untuk menangani krisis keamanan global, termasuk invasi Rusia ke Ukraina. Bagi Jokowi, kunjungan Kishida merupakan dukungan Jepang terhadap kepresidenan G20 Indonesia dan KTT Bali pada bulan November.
Kantor berita Kyodo mengutip Kishida yang mengatakan bahwa berdasarkan saling pengertian, kedua belah pihak menegaskan bahwa mereka akan memperkuat kerja sama untuk mewujudkan FOIP yang didorong Jepang, serta Outlook ASEAN tentang Indo-Pasifik yang dipimpin oleh Indonesia.
“Kita menghadapi banyak tantangan, termasuk situasi di Ukraina, Laut Cina Timur dan Selatan, serta Korea Utara, dan menjaga serta memperkuat tatanan internasional yang berbasis aturan, bebas dan terbuka menjadi hal yang lebih penting,” kata Kishida pada konferensi pers bersama. . setelah kunjungannya bersama Jokowi.
Kunjungan pemimpin Jepang ke Indonesia merupakan hal yang saling menguntungkan, namun kedua negara tidak boleh menganggap remeh segala hal di tengah perubahan pesat dalam arsitektur keamanan dan pertahanan global.