Hutan dan Perubahan Iklim – Asia News NetworkAsia News Network

6 Maret 2023

KATHMANDU – Hutan memainkan peran penting dalam perubahan iklim. Tergantung pada berbagai faktor, hal ini dapat menjadi sumber atau penyerap gas rumah kaca (GRK) – penyebab perubahan iklim global. Mereka melepaskan karbon ke atmosfer, yang disimpan dalam biomassa jika dikelola dengan buruk. Jika dikelola dengan baik, hutan akan menangkap karbon di atmosfer dan menyimpannya dalam biomassa, sehingga membantu mengurangi karbon dioksida di atmosfer, yang merupakan salah satu gas rumah kaca utama yang bertanggung jawab atas perubahan iklim. Selain itu, hutan menyediakan berbagai macam barang seperti makanan, kayu, serat, kayu bakar dan obat-obatan alami. Mereka juga menyediakan berbagai layanan: (a) layanan regulasi, seperti peningkatan kualitas udara dan pengaturan suhu; (b) jasa pendukung, seperti daur ulang unsur hara dan pembentukan tanah; dan (c) jasa budaya, seperti nilai-nilai spiritual dan rekreasi.

Manfaat hutan ada dua. Mereka membantu dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon di atmosfer dan juga dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan memproduksi dan menyediakan banyak barang dan jasa secara bebas. Oleh karena itu, penanaman banyak pohon disebut-sebut menjadi salah satu tindakan utama untuk mengurangi perubahan iklim.

Di Nepal, peran hutan dalam adaptasi masyarakat manusia terhadap perubahan iklim (hutan untuk adaptasi) dan kontribusinya terhadap mitigasi perubahan iklim dibahas secara luas dan sering, namun diskusi tentang bagaimana dan apakah hutan akan beradaptasi terhadap perubahan iklim (adaptasi) ). hutan) praktis tidak ada. Rencana dan tindakan adaptasi kami sebagian besar berpusat pada masyarakat; belum ada wacana mengenai adaptasi hutan. Penelitian telah memberikan banyak bukti bahwa frekuensi dan intensitas gangguan hutan, seperti wabah hama dan serangga serta kebakaran hutan, akan meningkat akibat perubahan iklim.

Memikirkan kembali intervensi

Intervensi pengelolaan hutan seperti menanam pohon dalam jumlah banyak atau mempertahankan lahan yang luas karena hutan tidak mencukupi. Intervensi tersebut juga harus berubah seiring berjalannya waktu untuk menjadikan hutan lebih tangguh dan mudah beradaptasi terhadap perubahan iklim. Hutan pertama-tama harus bertahan dan berkembang agar dapat menyediakan barang dan jasa yang dihasilkannya guna membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan iklim. Hutan yang sudah tua dan terlalu padat penduduknya selain di dalam kawasan lindung harus ditebang. Regenerasi baru yang akan tumbuh dalam perubahan iklim dan mengembangkan kemampuan beradaptasi pada usia dini harus digalakkan.

Jika wacana adaptasi hutan tidak menjadi hal yang lumrah di tengah masyarakat, maka akan selalu ada risiko tinggi terjadinya runtuhnya keseimbangan ekologi karena dampak perubahan iklim terhadap hutan, salah satu komponen sistem ekologi, sering terlupakan. Tentu saja, setiap komponen ekosistem menghadapi dampak perubahan iklim dan masing-masing komponen harus beradaptasi. Yang lebih sulit lagi adalah tidak ada komponen selain manusia yang dapat memprediksi atau bahkan memahami prediksi mereka mengenai iklim di masa depan, dan hanya manusia yang memutuskan dan mencoba bertindak untuk semua orang. Hilangnya wacana adaptasi hutan terhadap perubahan iklim berarti kita kurang berpikir dan berdiskusi bagaimana mengelola hutan kita agar mampu beradaptasi terhadap prediksi perubahan iklim di masa depan.

Program aksi adaptasi nasional (NDPV) dan rencana aksi adaptasi lokal (LAPA) secara luas menyebutkan pembangunan ekosistem yang mampu beradaptasi terhadap iklim, dimana hutan juga merupakan salah satu komponennya. Namun fokus utama rencana ini masih pada adaptasi manusia. Masyarakat lokal didorong untuk menetapkan prioritas adaptasi ketika menyiapkan rencana tersebut, dan jelas bahwa dengan terbatasnya sumber daya di masyarakat miskin, masyarakat menjadikan mata pencaharian sebagai prioritas pertama mereka (seperti yang tercantum dalam NAPA). Mereka menganggap hutan sebagai sumber barang dan jasa, namun tidak memikirkan dampak yang ditimbulkannya. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit wacana kebijakan yang ada, namun tidak ada wacana publik. Agar rencana dan kebijakan berhasil, wacana dan partisipasi publik memainkan peran utama dalam pembuatan dan implementasi kebijakan. Namun, jika wacana tersebut hanya dimunculkan dalam dokumen kebijakan melalui partisipasi para ahli selama persiapannya, dan bukan melalui kesadaran masyarakat, maka kecil kemungkinan wacana tersebut akan diterapkan oleh masyarakat.

Pemesanan langka

Anehnya, wacana ini juga sangat jarang terjadi di dunia akademis. Kursus pengelolaan hutan sebagian besar berpusat pada pemanenan kayu tahunan dan berbagai jasa ekosistem yang dihasilkan dan disediakan oleh hutan, namun dampak perubahan iklim terhadap hutan, yang harus diperhitungkan saat membuat rencana pengelolaan hutan, tidak disertakan. Hutan harus beradaptasi terhadap perubahan iklim sesuai kebutuhan manusia. Hal-hal tersebut sebagian besar hanya dipahami dan diajarkan sebagai sumber daya yang membantu masyarakat mengatasi dampak perubahan iklim.

Dalam forum negosiasi internasional mengenai perubahan iklim, seperti Konferensi Para Pihak (COP), kami dengan bangga berbicara tentang sebagian besar kawasan hutan yang kami kelola, pentingnya mitigasi, dan perannya dalam adaptasi masyarakat yang rentan terhadap perubahan iklim. Peran hutan dalam mitigasi dan adaptasi selalu disoroti, namun kami tidak pernah mengangkat topik adaptasi hutan dalam forum tersebut. Wajar jika kerentanan masyarakat diberi ruang di sana, namun tidak adanya diskusi mengenai adaptasi hutan menunjukkan bahwa wacana tersebut tidak ada atau kita tidak memprioritaskannya. Oleh karena itu, wacana mengenai adaptasi hutan harus dianggap sama pentingnya dengan wacana mengenai hutan untuk adaptasi. Daripada hanya menyoroti pentingnya hutan dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, kita perlu berpikir, berdiskusi dan bertindak lebih banyak mengenai bagaimana menumbuhkan dan mengelola hutan yang dapat mengatasi prediksi perubahan iklim di masa depan. Dengan begitu, kita akan memiliki hutan dan masyarakat yang tangguh dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Keluaran SGP Hari Ini

By gacor88