6 April 2023
JAKARTA – Para pejabat Indonesia telah bertemu dengan lebih banyak pemangku kepentingan di Myanmar, dan kemajuan telah dicapai dalam menyelesaikan krisis di sana, kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Retno mengatakan pada konferensi pers pada hari Rabu bahwa diskusi ini dilakukan sesuai dengan rencana perdamaian yang telah ditetapkan dan melibatkan pemangku kepentingan baru yang belum pernah terlibat sebelumnya, meskipun dia tidak mengungkapkan siapa saja mereka.
Indonesia, sebagai ketua ASEAN pada tahun 2023, telah berjanji untuk melakukan yang terbaik untuk memperbaiki situasi di Myanmar, yang berada dalam kekacauan setelah militer negara tersebut menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis dalam kudeta pada Februari 2021.
Pada bulan April 2021, ASEAN menyusun rencana perdamaian lima poin konsensus (5PC) dengan Myanmar, namun hanya ada sedikit kemajuan dalam memulihkan perdamaian. Kekerasan setelah kudeta menewaskan ribuan orang.
Ibu Retno mengatakan bahwa prioritas Indonesia dan ASEAN adalah melaksanakan rencana perdamaian yang telah disetujui Myanmar, dan beliau menekankan pentingnya komitmen yang telah dilakukan.
Ia juga mengungkapkan, untuk pertama kalinya Indonesia mengadakan pertemuan dengan utusan khusus yang terlibat dalam penyelesaian krisis tersebut. Ini termasuk PBB dan Myanmar.
“Mengapa hal ini dilakukan? Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi, sambil terus memperkuat sentralitas Asean,” ujarnya. “Dari keterlibatan kami dengan mereka, tampak dukungan terhadap kepemimpinan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC nampaknya sangat kuat.”
Sentralitas Asean mengacu pada kemampuan kelompok regional untuk menentukan keputusan-keputusan penting yang berdampak pada Asia Tenggara, dibandingkan membiarkan nasibnya ditentukan oleh pihak eksternal.
Retno juga mengatakan bahwa Indonesia memberikan informasi terbaru kepada Dewan Keamanan PBB pada 13 Maret mengenai perkembangan terkait Myanmar. “Dalam pertemuan tertutup DK PBB terlihat jelas adanya dukungan kuat terhadap kepemimpinan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC.”
Ia menambahkan, Indonesia berupaya memastikan Pusat Koordinasi ASEAN untuk Bantuan Kemanusiaan dalam Penanggulangan Bencana (AHA Center) dapat mendistribusikan bantuan kepada masyarakat di Myanmar tanpa memandang latar belakang etnis, agama, dan orientasi politik.
AHA Center adalah organisasi antar pemerintah yang memfasilitasi kerja sama dan koordinasi di blok tersebut, serta kelompok lain seperti PBB, untuk tanggap darurat.
Mengenai masalah Asean lainnya, Retno mengatakan bahwa persiapan untuk KTT Asean ke-42 mendatang di Labuan Bajo, Flores, wilayah timur Indonesia, pada bulan Mei, sudah berjalan dengan baik.
Ia juga mengatakan, Indonesia akan menyelenggarakan forum tingkat tinggi bertajuk Asean Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang akan diselenggarakan bersamaan dengan KTT Asean ke-43 pada bulan September mendatang.
AOIP, sebuah inisiatif yang dipimpin oleh Indonesia dan ditandatangani oleh para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN ke-34 pada tahun 2019, menetapkan posisi bersama blok tersebut mengenai kerja sama regional, keamanan dan kemakmuran, serta posisinya untuk tidak berpihak pada negara-negara besar yang bersaing. untuk mendapatkan pengaruh di wilayah tersebut.