12 Januari 2023
JAKARTA – Pemerintah berupaya melakukan diversifikasi tujuan ekspor batu bara dan minyak sawit tahun ini di tengah kekhawatiran resesi di negara-negara maju, namun para analis mempertanyakan apakah pasar baru dapat mengimbangi penurunan permintaan.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan Indonesia akan berupaya memperluas ekspornya ke Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
Batubara dan minyak sawit mentah (CPO) merupakan komoditas ekspor utama negara, yang menyumbang 18,77 persen dan 12,14 persen dari total ekspor Januari hingga November tahun lalu, menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemulihan ekonomi global dan perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan tingginya permintaan terhadap komoditas-komoditas utama, yang memberikan surplus perdagangan dan pertumbuhan ekonomi yang kuat sepanjang tahun.
“Perjanjian perdagangan adalah jalan tol untuk menopang pertumbuhan ekspor di masa sulit,” kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan baru-baru ini dalam pidato prospek tahun 2023.
Pemerintah memperkirakan akan terjadi penurunan ekspor, karena perekonomian terbesar di dunia, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Eropa, diperkirakan akan melambat pada tahun ini. Kristalina Georgieva, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional, memperkirakan sepertiga perekonomian dunia akan berada dalam resesi.
Zulkifli mengatakan Indonesia akan mengandalkan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (CEPA) dengan negara-negara, misalnya dengan Korea Selatan dan Uni Emirat Arab (UEA).
Menteri Perdagangan Indonesia mengharapkan perusahaan-perusahaan tidak hanya meningkatkan perdagangan barang dan jasa dengan Seoul, tetapi juga akses yang lebih baik ke pasar Korea Selatan dan kemitraan untuk meningkatkan sumber daya manusia, terutama di bidang manufaktur, pertanian, kehutanan, dan sumber daya kelautan.
Data Kementerian Perdagangan menunjukkan Korea Selatan telah menghapuskan 11.267 pos tarif berdasarkan perjanjian tersebut, setara dengan 95,5 persen dari total tarif, untuk impor Indonesia hingga 0 persen yang mencakup sepeda, sepeda motor, suku cadang mobil, dan produk tekstil.
Zulkifli mengatakan perjanjian CEPA dengan UEA saat ini sedang menunggu ratifikasi oleh DPR. Itu sebabnya dia mengharapkan anggota parlemen untuk meloloskan ratifikasi dalam dua bulan ke depan untuk membantu mempercepat upaya membuka pasar baru.
Ia memperkirakan ketika CEPA dengan UEA mulai berlaku maka ekspor Indonesia ke Timur Tengah, Asia Tengah, dan Asia Selatan akan meningkat karena posisi negara Arab sebagai hub, dimana ia memperkirakan ekspor akan meningkat sebesar 53,90 persen melalui kemitraan ini. dalam 10 tahun ke depan.
Selain kedua perjanjian dagang tersebut, Zulkifli mengatakan India mendapat “perhatian khusus” karena posisinya sebagai mitra dagang utama Indonesia yang mengalami peningkatan ekspor nonmigas paling tajam pada Januari hingga November tahun lalu.
Kepala Badan Kebijakan Kementerian Perdagangan Kasan Muhri pada 20 Desember 2022 mengatakan, pemerintah menargetkan surplus perdagangan mencapai US$38,3 miliar hingga $38,5 miliar pada tahun 2023, naik dari target tahun lalu sebesar $31,7 miliar.
“Laju pertumbuhan akan sangat bergantung pada situasi yang akan datang, termasuk (perekonomian) di negara tujuan ekspor,” kata Kasan.
Analis batubara Bank Mandiri milik negara Ahmad Zuhdi Dwi Kusuma mengatakan pada hari Senin bahwa kemungkinan ekspor batubara yang lebih tinggi tidak akan sebesar tahun lalu.
Ia menyebutkan bahwa Tiongkok akan tetap menjadi tujuan pasar ekspor utama meskipun ada kemungkinan terbuka untuk menerima batubara dari Australia, karena Australia mengembangkan pasar baru pada periode tegangan tinggi sebelumnya.
Ahmad menilai meski diversifikasi pasar merupakan kebijakan yang ideal, namun tidak semua pasar non-tradisional cocok dengan jenis batubara Indonesia, seperti Eropa dan Afrika yang menggunakan kualitas batubara medium hingga high.
Sebaliknya, Ahmad merekomendasikan pemerintah memfokuskan upayanya untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar batubara Indonesia di Asia dan Timur Tengah, yang menggunakan batubara kualitas menengah hingga rendah.
“Dalam dua tahun terakhir, Korea Selatan meningkatkan impor (batubara) dari Australia, namun kami masih menjadi pemasok terbesar ketiga di sana,” kata Ahmad. Jakarta Post“Tapi tetap saja, trennya menurun.”
Pakar CPO pemberi pinjaman negara, Abrar Aulia, mengatakan Pos bahwa koreksi harga dapat menurunkan nilai ekspor, meskipun volume dapat meningkat karena jumlah volume yang tinggi akibat larangan ekspor low-base effect.
Ia memperkirakan retorika pemerintah yang melakukan diversifikasi ekspor merupakan strategi untuk membatasi upaya Uni Eropa yang membatasi ekspor CPO Indonesia, padahal strateginya adalah ekspor ke negara tujuan tradisional seperti India, Tiongkok, dan Pakistan.