8 Maret 2023
JAKARTA – Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi, pada hari Senin menegaskan kembali hubungan bilateral Indonesia dengan Jepang, menekankan kerja sama perdagangan dan investasi utama dengan menegaskan kembali komitmen untuk memajukan amandemen protokol Perjanjian Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA).
Retno, yang bertemu dengan rekannya Hayashi Yoshimasa di Tokyo serta sejumlah pejabat publik Jepang lainnya, mengatakan dalam rilisnya pada hari Senin bahwa pertemuannya berupaya untuk memperluas dan memperkuat kerja sama strategis di bidang lingkungan hidup, sumber daya manusia, keamanan, dan lain-lain. sebagai hal-hal yang terkait dengan ASEAN.
“Jepang adalah mitra dagang terbesar ketiga bagi Indonesia,” kata Retno, Senin. “Dialog Strategis tahun ini mempunyai relevansi khusus karena bertepatan dengan peringatan 65 tahun hubungan bilateral Indonesia-Jepang serta 50 tahun kerja sama ASEAN-Jepang.”
“Dengan Jepang menjabat sebagai presiden Kelompok Tujuh (G7) dan Indonesia menjabat sebagai ketua ASEAN tahun ini, Menteri Hayashi menyatakan niatnya untuk melakukan komunikasi yang sangat erat agar tahun ini menjadi tahun yang sangat bermanfaat,” kata Kementerian Luar Negeri Jepang. sebuah pernyataan
Data Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebutkan perdagangan Tokyo dan Jakarta mencapai US$42 miliar pada tahun 2022, meski Retno menambahkan jumlah tersebut masih “jauh tertinggal dari nilai perdagangan dengan negara Asia Timur lainnya”.
Oleh karena itu, amandemen IJEPA yang diharapkan dapat menurunkan tarif dan melonggarkan pembatasan pergerakan pekerja pariwisata harus diselesaikan secepatnya, kata Retno.
“Fleksibilitas” Jepang dalam menghilangkan tarif produk tuna kalengan, meningkatkan keterampilan bagi pekerja di industri dan pariwisata serta meliberalisasi persyaratan perdagangan untuk produk kopi dan sorbitol akan membantu meningkatkan kerja sama ekonomi antara kedua negara, tambahnya.
Disepakati pada tahun 2007, tiga pilar IJEPA terdiri dari liberalisasi, fasilitasi dan kerjasama perdagangan dan investasi. Namun, setidaknya sejak tahun 2020, Jakarta telah mencoba untuk menegosiasikan kembali beberapa ketentuan perjanjian, karena beberapa produk perikanan masih rentan terhadap tarif yang lebih tinggi.
Pejabat Kementerian Perdagangan mengatakan pada saat itu bahwa Indonesia menginginkan tarif nol persen pada produk ikan kaleng karena ini akan menjadi “situasi win-win” dimana Jakarta dapat memasok komoditas yang diinginkan ke Tokyo, sementara investasi dari Jepang dapat dinikmati. pengusaha tertarik untuk memproduksi produk serupa untuk pasar mereka.
Agenda Indonesia lainnya untuk IJEPA adalah perluasan ekspor buah tropis ke Jepang, yang menurut Retno telah “dikonfirmasi” dalam kunjungannya pada hari Senin.
Agenda menteri juga mencakup pertemuan dengan Yohei Sasakawa, ketua Nippon Foundation, Taro Kono, menteri transformasi digital, dan sejumlah lembaga pemikir dan akademisi yang berbasis di Jepang.
Membangun kolaborasi
Selain perdagangan, Retno mengatakan beberapa proyek investasi dibahas, termasuk pengembangan Ibu Kota Baru Nusantara (IKN), “di mana Jepang dapat memberikan dukungan finansial, sumber daya manusia, dan transfer teknologi”.
Diperkirakan akan menelan biaya sekitar Rp 466 triliun ($32,6 miliar), pemerintah telah mendorong lebih banyak investor asing, termasuk Jepang, untuk berpartisipasi dalam proyek ini dalam beberapa tahun terakhir. Baru minggu lalu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan pejabat Jepang untuk membahas masalah ini dalam forum ekonomi yang juga dihadiri oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Kementerian Pekerjaan Umum mulai membangun berbagai infrastruktur di IKN sebagai bukti kesungguhan pemerintah dalam mengembangkan ibu kota, kata Ketua Satgas Pembangunan Infrastruktur IKN Danis Hidayat Sumadilaga kepada pejabat Jepang pekan lalu.
Retno juga mengatakan usai kunjungan Kementerian Perhubungan, pihaknya membahas proyek kerja sama infrastruktur lainnya, termasuk pemenuhan kapasitas Pelabuhan Patimban di Jawa Barat dan tender sejumlah proyek MRT.
Sama halnya dengan proyek MRT Jakarta Timur-Barat, saat ini analisis basic engineering design Fase 1 sedang dalam tahap finalisasi dengan target selesai pada akhir tahun 2023, kata Retno.
Keamanan penting
Di tengah tantangan global, Kementerian Luar Negeri Jepang juga menambahkan bahwa diskusi yang kuat mengenai situasi di Ukraina, Laut Cina Selatan, Korea Utara, reformasi Dewan Keamanan PBB dan non-proliferasi sedang dibahas.
Kementerian mengatakan bahwa baik Jakarta dan Tokyo “(berbagi) pandangan untuk berkoordinasi erat dalam mengatasi tantangan-tantangan ini”.
Dalam pernyataan tersebut, Hayashi juga menyatakan niatnya untuk mendorong kerja sama yang lebih besar demi terwujudnya Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka serta ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP).
“Jepang bermaksud memberikan dukungan maksimalnya kepada Indonesia,” kata pernyataan itu.