18 April 2023
JAKARTA – Peningkatan jumlah kasus harian COVID-19 di negara tersebut baru-baru ini dan ditemukannya lebih banyak orang yang terinfeksi jenis baru Arcturus belum menimbulkan kekhawatiran, kata Kementerian Kesehatan, namun pihaknya juga menghimbau masyarakat untuk mengambil tindakan pencegahan kesehatan. hari raya Idul Fitri.
Berbicara kepada wartawan pada hari Senin, juru bicara kementerian Mohammad Syahril mengatakan pihak berwenang telah menemukan lima kasus baru terkait dengan Arcturus (XBB.1.16), subvarian dari Omicron. Hal ini menjadikan jumlah kasus secara nasional menjadi tujuh setelah dua kasus diumumkan minggu lalu, namun ditelusuri pada akhir Maret.
Syahril mengatakan, satu dari dua kasus Arcturus pertama terjadi di India, sedangkan satu lagi tertular di Indonesia. Kedua kasus tersebut ditelusuri ke Jakarta dan sejak itu dinyatakan negatif.
Sementara itu, dari lima kasus baru yang diumumkan pada Senin, tiga diantaranya merupakan warga Jakarta dan dua lainnya berasal dari Surabaya, Jawa Timur.
“Semuanya hanya menunjukkan gejala ringan,” tambah Syahril.
Lima kasus Arcturus baru terjadi di tengah sedikit peningkatan beban kasus harian.
Indonesia telah melaporkan lebih dari 900 kasus baru setiap hari sejak 11 April dan melampaui 1.000 kasus pada hari Jumat. Terakhir kali negara ini melaporkan lebih dari 1.000 kasus adalah pada 22 Desember, sekitar empat bulan lalu.
“Kabar baiknya, meski terjadi peningkatan kasus, kita bisa melihat angka kematian (harian COVID-19) masih jauh di bawah standar WHO (yang menjadi perhatian), yaitu satu kematian per 100.000 orang. . ,” kata Syahril. Ia juga mencatat bahwa tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit di negara tersebut masih jauh di bawah standar WHO yaitu lima rawat inap untuk setiap 100.000 orang.
Artinya, meski ada sedikit peningkatan, namun parameter (COVID-19) kita masih terkendali, katanya.
Baca juga: Jokowi mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi menjelang Idul Fitri
Mengingat lebih dari dua lusin negara, termasuk India dan negara tetangga Singapura, Brunei, dan Malaysia, mengalami lonjakan kasus menyusul sejumlah infeksi Arcturus, Syahril mengatakan kementerian yakin Indonesia tidak akan mengalami peningkatan kasus yang dramatis. libur Idul Fitri kolektif yang dimulai. akhir pekan ini, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
Berdasarkan proyeksi kami, tahun 2023 akan berbeda dengan (tahun) sebelumnya karena kami telah berupaya keras dalam menangani dan memitigasi COVID-19, ujarnya. “Jadi meski ada peningkatan kasus, kami berharap parameter lain, seperti angka kematian dan tingkat keterpakaian tempat tidur, akan tetap terkendali.”
Syahril mengatakan, untuk itu, Kementerian menerima lebih dari 24.000 dosis obat COVID-19 baru dan akan mendirikan titik vaksinasi di pusat-pusat transportasi yang sibuk, termasuk bandara dan terminal bus, selama perpanjangan libur Idul Fitri.
Sehat ‘pulang ke rumah‘
Meski pemerintah meremehkan ancaman subvarian Arcturus, Syahril tetap mendorong mereka untuk melakukan perjalanan pulang ke rumah (eksodus) untuk mengambil tindakan pencegahan kesehatan, termasuk memakai masker selama perjalanan dan menjalani tes virus jika mereka menunjukkan gejala. Dia mengatakan itu juga pulang ke rumah wisatawan serta anggota keluarga mereka di kampung halaman harus telah menyelesaikan vaksinasi utama dan menerima dosis booster.
Baca juga: Perpindahan masyarakat Indonesia seiring musim ‘mudik’ hampir mencapai puncaknya
“Selama pandemi ini belum dinyatakan berakhir secara resmi, vaksinasi masih menjadi faktor penting dalam memberikan kekebalan (terhadap COVID-19),” tegasnya.
Tidak ada pembatasan kesehatan yang diberlakukan untuk Idul Fitri tahun ini, sementara pemerintah memperkirakan sekitar 123 juta orang Indonesia akan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman mereka.
Kementerian Perhubungan melaporkan pada hari Minggu bahwa lebih dari 586.000 pulang ke rumah wisatawan meninggalkan Jabodetabek dengan angkutan umum pada hari Sabtu, sementara wisatawan lainnya menggunakan 147.000 mobil pribadi.