25 April 2023
JAKARTA – Pemilih di Indonesia kemungkinan besar akan memberikan suara mereka dalam pemilihan presiden yang diikuti tiga kandidat pada tahun 2024, menyusul pencalonan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengejutkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang berharap pemilu sela akan gagal. . dengan pembentukan “koalisi besar” partai-partai pro-pemerintah.
Para pemimpin partai sebelumnya melontarkan gagasan untuk membangun aliansi besar partai-partai pendukung Presiden Joko “Jokowi” Widodo sebagai front persatuan untuk menghadapi mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, yang didukung oleh Partai NasDem dan partai oposisi dengan harapan bahwa berikutnya pemilu tahun ini akan diselesaikan dalam satu putaran.
Kini setelah Ganjar menjadi kandidat dari PDI-P, pemilihan presiden kemungkinan akan memerlukan putaran kedua karena tidak ada calon pesaing – Ganjar, Anies, atau Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto – yang kemungkinan akan memperoleh perolehan suara melebihi 50 persen. dari suara yang diwajibkan secara hukum untuk menang.
Prospek pembentukan aliansi besar kian redup, kini partai pro-pemerintah harus memilih antara dua calon kuat: Ganjar dan Prabowo.
‘Efek Ganjar’
Pencalonan Ganjar diperkirakan akan membuat partai-partai lain di koalisi pemerintahan berkuasa kebingungan menentukan kandidat mana yang akan didukung. PDI-P, partai pro-pemerintah terbesar, kini mencari sekutu elektoral untuk mendukung Ganjar.
Meskipun partai tersebut memiliki cukup kursi legislatif untuk mengajukan calon presiden sendiri, Megawati telah menginstruksikan putrinya dan Ketua DPR Puan Maharani untuk menjajaki kemungkinan kemitraan elektoral dengan partai lain selama libur Idul Fitri.
Sebagian besar partai secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap Ganjar. Ini termasuk Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berbasis Muslim dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dipimpin Golkar, yang digambarkan Ganjar sebagai bagian dari “keluarga besarnya”.
PPP akan segera mencalonkan calon presidennya pada rapat kerja nasional, kata politisi partai Achmad Baidowi. Ia menambahkan, “Partai Cabang Daerah sudah menyebut Ganjar sebagai calon presiden potensial”.
Partai Amanat Nasional (PAN), anggota KIB lainnya, juga menyatakan minatnya untuk mengadakan pembicaraan aliansi dengan PDI-P. “PAN siap berinteraksi dengan kekuatan politik apa pun,” kata Zulkifli Hassan, Ketua Umum PAN, akhir pekan lalu.
KIB diperkirakan akan menggelar rapat internal dalam beberapa hari mendatang untuk menyikapi pencalonan Ganjar oleh PDI Perjuangan, imbuhnya.
Tiket Ganjar-Prabowo?
Satu-satunya cara yang layak bagi semua partai dalam koalisi yang berkuasa untuk mendukung satu pasangan pada tahun 2024 adalah dengan memasangkan Ganjar dan Prabowo. Namun skenario ini tetap tidak mungkin terjadi, karena baik PDI-P maupun Gerindra bersikeras bahwa kandidat pilihan mereka harus mendapatkan kursi presiden.
Gerindra telah menjalin aliansi elektoral dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sehingga keduanya memiliki cukup kursi legislatif untuk mencalonkan Prabowo, dengan atau tanpa dukungan PDI-P atau partai di KIB.
Meski Gerindra menyambut baik gagasan bergabung dengan PDI-P, namun mereka tidak berminat pada posisi wakil presiden. Sebaliknya, laporan tersebut berargumentasi bahwa Prabowo, yang pernah dua kali menjadi calon presiden, memiliki pengalaman, rekam jejak, dan karisma yang dibutuhkan untuk menjadi presiden.
“Partai saya mencalonkan saya sebagai calon presiden dan partai saya sekarang cukup kuat,” kata Prabowo, Sabtu, ketika ditanya tentang cawapres Ganjar.
Menteri Pertahanan memperoleh perolehan suara yang signifikan setelah serangkaian pertemuan tingkat tinggi dengan elit politik lainnya, termasuk presiden, yang diyakini telah menunjuknya sebagai calon penerus yang akan melindungi warisannya.
Prabowo yang dua kali berturut-turut kalah dari Jokowi pada tahun 2014 dan 2019, kini menyalip Ganjar dalam survei-survei terbaru.
Jokowi, perantara kekuasaan
Bisa atau tidaknya pasangan Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar terwujud sekarang bergantung pada kecerdasan presiden dalam menengahi potensi aliansi tersebut, kata Agung Baskoro, analis politik di Trias Strategis Politika.
Menurut survei terbaru, Jokowi masih dianggap sebagai tokoh politik yang kuat dengan peringkat persetujuan di atas 75 persen, meskipun ia tidak memiliki partai politik sendiri. Selain popularitasnya, Presiden juga memiliki pasukan relawan politik daring dan luring yang siap melakukan mobilisasi.
“Mencari titik temu kepentingan berbagai pihak bukanlah hal yang mudah, mengingat (beberapa) pimpinan partai bersaing memperebutkan kursi presiden dengan harapan pencalonannya akan (berpengaruh) pada partainya,” ujarnya.
“Syarat PDI-P agar Ganjar mendapatkan kursi presiden untuk bergabung dalam usulan aliansi besar tersebut akan menimbulkan dilema di kalangan partai yang jika tidak dikelola dengan baik akan membuat pemilu presiden mendatang menjadi persaingan tiga arah.”
Perkemahan Anise semakin kokoh
Entah menjadikan pemilu 2024 menjadi pacuan dua atau tiga kuda, kata Agung, pencalonan Ganjar kemungkinan besar akan memperkuat Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), kendaraan politik Anies.
“Hal ini akan menjadi motivasi bagi anggota KPP untuk bergerak mencari cawapres yang ideal bagi Anies,” ujarnya.
Aliansi yang beranggotakan NasDem yang propemerintah dan oposisi Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu belum menyepakati siapa yang akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden Anies. (awww)