28 November 2022
JAKARTA – Perlombaan untuk mengklaim kebaya (blus tradisional) mungkin akan diikutsertakan setelah Singapura, Malaysia, Brunei dan Thailand mengumumkan rencana untuk bersama-sama menominasikan pakaian tradisional tersebut untuk dimasukkan ke dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (IHT) organisasi budaya PBB, UNESCO, yang dianggap sebagai pakaian di bawah umur. menentang upaya Indonesia sendiri.
Keempat negara Asia Tenggara mengumumkan inisiatif bersama tersebut dalam pernyataan dari Dewan Warisan Nasional Singapura (NHB) pada hari Rabu. Ide tersebut diajukan oleh Malaysia, namun kemudian diperluas hingga mencakup tiga negara lainnya setelah serangkaian pertemuan yang diadakan pada tahun 2022.
“Kebaya dulu – dan masih – merupakan aspek sentral dalam representasi dan tampilan warisan budaya dan identitas bagi komunitas Melayu, Peranakan, dan komunitas lainnya di Singapura, dan merupakan bagian integral dari warisan kami sebagai kota pelabuhan multikultural, dengan keterkaitan di seluruh Asia Tenggara dan dunia,” kata CEO NHB Chang Hwee Nee dalam pernyataannya.
Sebagai pakaian tubuh bagian atas yang secara tradisional dikenakan oleh wanita di seluruh Asia Tenggara, kebaya telah menjadi ikon mode di wilayah tersebut. Beberapa maskapai penerbangan utama di kawasan ini, terutama Singapore Airlines dan Garuda Indonesia, telah mengadopsi kebaya sebagai seragam pramugari wanitanya.
Tawaran multinasional ini sebenarnya merupakan usulan tandingan terhadap kampanye Kebaya Goes to UNESCO yang dilakukan oleh Indonesia, yang merupakan satu-satunya negara yang mencalonkan diri.
Kembali pada bulan Agustus, Kompas harian melaporkan pembicaraan itu tentang a kebaya pencalonan bersama dengan Malaysia, Singapura dan Brunei mendapat tentangan keras dari masyarakat Indonesia dan juga pemerintah.
“Dengan banyaknya varian regional kebaya lebih dari sekedar busana, namun melambangkan filosofi dan identitas perempuan Indonesia,” kata Lana Koentjoro, ketua tim advokasi Hari Kebaya Nasional.
Pada bulan yang sama, Komisi X DPR, yang membidangi pendidikan, olah raga dan pariwisata, memberikan izin kepada Indonesia untuk mengajukan satu nominasi, mengingat bahwa Malaysia pernah mengajukan klaim atas batik sebelum keputusan UNESCO pada tahun 2009 mengaitkan pewarna tersebut. teknik yang berasal dari Pulau Jawa sebagai warisan budaya Indonesia.
“Itu kebaya sepenuhnya milik Indonesia, dan kita harus tegas dalam menyampaikannya kebaya kepada UNESCO sebagai satu-satunya calon,” kata Agustina Wileng, Wakil Ketua Komisi X DPR saat itu.
Negara ini telah berupaya keras untuk mempromosikannya kebaya juga, dengan bantuan Kedutaan Besar Indonesia di Amerika Serikat untuk mendirikan a kebaya parade di National Mall di Washington, DC, pada bulan Agustus untuk Hari Kemerdekaan.
Ulangi kesalahan
Tidak mengherankan jika masyarakat Indonesia bereaksi negatif terhadap pengumuman NHB, dengan halaman Instagram lembaga tersebut dibombardir dengan komentar yang mengklaim bahwa NHB kebaya milik Indonesia.
Sementara itu, beberapa pihak lain menunjukkan fakta bahwa Indonesia menarik diri ketika memilih untuk maju sendiri dalam nominasi UNESCO.
Indonesia mengajukan beberapa penawaran untuk daftar warisan budaya takbenda sebagai nominasi tunggal, seperti yang terjadi pada wayang teater boneka dan gamelan ansambel perkusi. Namun negara tersebut bekerja sama dengan Malaysia untuk juga mencalonkan tradisi bersama seperti bentuk puisi berima pantun pada tahun 2020.
Bicaralah dengan outlet berita lokal Detik.comMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno memanfaatkan kasus pantun ini untuk membantu argumentasi pencalonan bersama.
“Kita harus ikut seperti saat kita mencalonkan pantun. Nominasi bersama biasanya memiliki peluang lebih besar di UNESCO,” kata mantan Wakil Gubernur Jakarta itu, Kamis.
Sandiaga terutama ingin menghindari terulangnya kejadian serupa diragukan situasi, kain tenunan tangan dengan pola rumit yang diajukan Indonesia untuk dimasukkan dalam daftar ICH sebelum UNESCO memilih untuk memasukkan Malaysia diragukan tepatnya pada bulan Desember 2021.
Batas waktu sudah dekat
Meskipun Singapura sebelumnya telah mengajukan budaya jajanan untuk dipertimbangkan dalam status ICH, namun gabungan tersebut kebaya nominasi tersebut akan menjadi nominasi multinasional pertama di negara kepulauan tersebut, dan nominasi gabungan pertama yang melibatkan empat negara tetangga.
Siaran pers NHB menyatakan bahwa “empat negara peserta menyambut baik negara lain untuk bergabung dalam nominasi multinasional ini”, sehingga membuka pintu bagi Indonesia untuk bergabung dalam nominasi di kemudian hari.
Siaran pers tersebut hanya berfungsi sebagai pernyataan niat, dan nominasi tersebut akan diserahkan secara resmi ke UNESCO pada bulan Maret 2023.
Pejabat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang mengawasi penawaran resmi untuk Indonesia, tidak segera menanggapi permintaan komentar.