10 Januari 2023
JAKARTA – Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengatakan akan lebih banyak lagi perlintasan satwa liar yang dibangun di seluruh nusantara untuk mengurangi gangguan pembangunan infrastruktur di bidang konservasi satwa liar dan spesies yang dilindungi.
“Pembangunan infrastruktur di Tanah Air (Indonesia) harus memperhatikan kelestarian lingkungan dan memastikan kelestarian satwa liar,” kata Jokowi, Kamis, saat berkunjung ke perlintasan satwa di jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau.
“Gajah terlihat berjalan di bawah tol Pekanbaru-Dumai pagi ini. Saya berada di jalan tol seksi kilometer-12 yang terdapat terowongan untuk dilintasi gajah. Persimpangan ini ada enam di sepanjang jalan tol Pekanbaru-Dumai,” kata Jokowi di akun Twitternya.
Jalan tol sepanjang 131 kilometer tersebut mulai dibangun pada Juli 2017 dan diresmikan Presiden pada 25 September 2020. Ini adalah bagian dari jaringan Jalan Raya Trans Sumatera.
Ia mengatakan, perlintasan satwa dibangun saat jalan tol Pekanbaru-Dumai melintasi habitat gajah sumatera yang melintasi dua kota dan dua kabupaten yang menjadi tempat tinggal sekitar 76 ekor gajah sumatera.
Gajah Sumatera merupakan salah satu dari 25 spesies terancam punah yang tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem No. 180/2015. Spesies ini juga dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 106/2018.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) telah mengklasifikasikan gajah sumatera sebagai “sangat terancam punah” dalam Daftar Merahnya sejak 2011.
Selama 25 tahun terakhir, gajah sumatera telah kehilangan lebih dari 70 persen habitat dan populasinya. Dengan tingkat kerusakan hutan tropis saat ini, beberapa orang memperkirakan bahwa spesies tersebut akan punah di hutan Sumatera pada tahun 2030.
Selain penyeberangan satwa di jalan tol Pekanbaru-Dumai, di jalan tol Sigli-Banda Aceh juga terdapat penyeberangan yang meliputi struktur jembatan untuk gajah, penyeberangan beton prefabrikasi untuk reptil dan jembatan kabel untuk primata.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu bahwa pembangunan berkelanjutan dengan menyinkronkan pembangunan infrastruktur dengan upaya konservasi seperti perlintasan satwa liar merupakan jawaban atas kekhawatiran pembangunan infrastruktur yang masif dapat mengganggu ekosistem dan flora dan fauna.
Dia juga mencontohkan, kementerian mengeluarkan peraturan menteri tahun 2019 tentang jalan strategis di kawasan hutan untuk mengatur dampak negatif pembangunan infrastruktur di kawasan hutan.
Menteri menambahkan, proyek infrastruktur seperti pembangunan jalan di Taman Nasional Betung Kerihun, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Taman Nasional Gunung Leuser, serta infrastruktur hijau di Situs Warisan Dunia di Sumatera dan Trans Sumatera, jalan tol dibangun sesuai dengan amanat Undang-Undang. Peraturan Menteri 2019 untuk memastikan pelestarian satwa liar.