22 Mei 2023
PETALING JAYA – Setelah sekian lama terhenti akibat Covid-19, industri film lokal bangkit kembali dengan kuat melalui beberapa film laris.
Datin Wendy Wong, bendahara Asosiasi Produser TV Malaysia, mengatakan dia diberitahu oleh National Film Development Corp (Finas) bahwa industri film lokal memperoleh R187,7 juta di box office tahun lalu.
Hal ini berbeda dengan penurunan signifikan yang tercatat pada tahun 2021, dimana industri film lokal hanya memperoleh pendapatan sebesar RM0,24 juta dan RM11,63 juta pada tahun 2020 karena penutupan bioskop, tambahnya.
Wong mengatakan film blockbuster lokal seperti Mat Kilau: Kebangkitan Pahlawan mengumpulkan RM90 juta di Malaysia dan bahkan mengalahkan Avengers: Endgame yang mengumpulkan RM87 juta di box office pada tahun 2019.
“Kesuksesan box office yang menggiurkan berlanjut dengan daftar film dengan pendapatan besar, Air Force The Movie dan Mechamato Movie menghasilkan lebih dari RM30 juta,” katanya kepada The Star.
Wong mengatakan, sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2020, bioskop-bioskop lokal kesulitan mengatasi gangguan yang terus-menerus disebabkan oleh meningkatnya permintaan video konsumen dan adopsi platform over-the-top (OTT) seperti situs streaming.
Dia mengatakan Finas menginformasikan bahwa penayangan bioskopnya di negara tersebut telah mengalami pemulihan yang signifikan, dengan perkiraan total pendapatan kotor box office sebesar RM326,6 juta untuk film lokal dan internasional tahun lalu, dibandingkan dengan hanya RM28,9 juta pada tahun 2021.
Menurut Wong, pasar film dan hiburan global diperkirakan akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sebesar 7,2% dari tahun 2022 hingga 2030 dan mencapai US$169,68 miliar pada tahun 2030.
Wong mengatakan tahun 2023 telah mewujudkan potensi besar dari momentum kuat yang berkelanjutan dari industri film lokal menuju industri berdampak tinggi yang lebih tangguh, berkelanjutan, dan inklusif.
“Finas optimis bahwa hal ini akan didorong oleh dukungan, strategi, dan inisiatif berkelanjutan untuk mendorong keberlanjutan, profitabilitas, daya jual, kelayakan kerja, dan produktivitas ekosistem,” tambahnya.
Wong mengatakan pandemi ini berdampak serius pada industri film pada tahun 2020, yang mengakibatkan menyusutnya nilai produk domestik bruto (PDB) sebesar RM0,4 miliar di pasar.
Dia juga mengatakan bahwa setidaknya R5 miliar telah hilang karena berkurangnya pendapatan box office, hilangnya lapangan kerja yang tak terhitung jumlahnya, berkurangnya investasi asing, penutupan permanen bioskop dan pengurangan operasi dan produksi secara signifikan.
Sebagai bagian dari upaya untuk memitigasi dampak buruk terhadap perekonomian, Wong mengatakan Finas mendukung industri film melalui pembiayaan film, peningkatan kapasitas, akses pasar, dan pengembangan konten.
“Para pemangku kepentingan juga memperoleh akses terhadap pendanaan berharga yang membantu meningkatkan kualitas produksi mereka dan mendorong penciptaan lebih banyak lapangan kerja melalui Hibah Konten Digital (DKD).
“DKD sebesar RM46,99 juta terdiri dari hibah film layar lebar dan dokumenter, hibah pemasaran, dan program TV/OTT yang menghasilkan 3.175 lapangan kerja,” ujarnya.
Menurut Wong, strategi pembenahan industri antara lain penyempurnaan UU Finas 244 dan Kebijakan Film Nasional, stimulasi pengembangan konten lokal melalui penghargaan First Feature Film Fund (Fame) bagi sineas pertama dan kedua.
Wong, yang saat ini menghadiri Marche du Film Festival di Cannes, Perancis, mengatakan ada juga strategi untuk memposisikan Malaysia sebagai pusat industri film global yang sedang berkembang melalui Film in Malaysia Incentive (Fimi) yang melaluinya Finas mendapatkan investasi asing langsung. . investasi bernilai RM1,4 miliar tahun ini.
Ketua Yayasan Kebajikan Artis Tanahair Datuk DJ Dave mengatakan industri film lokal berada di jalur yang benar dengan teknik dan teknologi inovatif yang digunakan.
“Saya cukup terkejut saat melihat teknik, sudut pandang, dan teknologi yang digunakan di beberapa film dan drama. Mereka melakukannya dengan sangat baik,” tambahnya.
DJ Dave mengatakan industri film lokal akan mendapat dorongan besar dengan diluncurkannya film biografi terbaru Anwar: The Untold Story, yang mendokumentasikan perjalanan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam memerangi korupsi.
Dengan biaya sekitar RM10 juta, Anwar: The Untold Story tayang di bioskop nasional pada 18 Mei.