11 Mei 2023
SINGAPURA – Gelombang pertama infeksi Covid-19 yang dialami Singapura sejak transisi ke Dorscon green mulai berkurang, meskipun lebih dari 300 pasien Covid-19 yang saat ini dirawat di rumah sakit telah menambah beban kerja yang signifikan di rumah sakit, kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung di Parlemen pada hari Sabtu. Selasa.
Dia mengatakan gelombang tersebut mencapai puncaknya sekitar dua minggu lalu dengan perkiraan 4.000 infeksi setiap hari. Sejak itu, angka infeksinya telah menurun menjadi sekitar 3.000 infeksi per hari.
Dia menambahkan bahwa Singapura dapat mengatasi gelombang ini tanpa menerapkan langkah-langkah kesehatan masyarakat lebih lanjut, dan posisi kesehatan masyarakat ini hanya mungkin terjadi jika masyarakat Singapura terus melakukan vaksinasi Covid-19.
Singapura tidak beralih ke Dorscon green karena Covid-19 sudah menjadi penyakit yang lebih ringan dan tetap menjadi penyakit yang berbahaya, katanya.
Namun ketahanan penduduk di negara ini telah diperkuat berkat vaksinasi, booster agar mereka tetap mendapatkan informasi terkini dan pemulihan dari infeksi, sehingga memungkinkan negara ini untuk memperlakukan penyakit ini sebagai penyakit endemik, kata Ong.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk terus melakukan vaksinasi berdasarkan rekomendasi terbaru Kementerian Kesehatan untuk menjaga tingkat ketahanan tetap tinggi, tegasnya.
Berdasarkan data empat bulan pertama tahun 2023, lansia berusia 60 tahun ke atas masih lebih rentan terkena penyakit serius jika terinfeksi Covid-19, kata Ong. Namun kejadian penyakit serius lebih rendah di antara mereka yang tetap mengikuti perkembangan vaksinasi.
Misalnya, di antara kelompok usia ini yang tidak divaksinasi, sekitar 7,5 persen menderita penyakit serius dan memerlukan rawat inap, kata Ong.
“Bagi yang perlindungannya minimal, yaitu tiga dosis vaksin mRNA atau Novavax atau empat dosis Sinovac, tingkat keparahan penyakitnya sekitar 4 persen,” ujarnya.
Bagi mereka yang memiliki perlindungan minimal dan selalu memperbarui vaksinasi, yang berarti suntikan terakhir mereka dilakukan kurang dari 12 bulan yang lalu, kejadian penyakit serius bahkan lebih rendah lagi, yaitu 3,4 persen, kata Ong.
Sayangnya, terlepas dari manfaat vaksinasi, di kalangan lansia berusia 60 tahun ke atas, proporsi mereka yang mengikuti perkembangan vaksinasi telah menurun dari 58 persen pada awal tahun ini menjadi 50 persen saat ini, kata Ong. .
“Jika Anda termasuk dalam kelompok masyarakat rentan dan memilih untuk tidak melakukan vaksinasi, besar kemungkinan suatu saat Anda akan tertular varian Omicron yang dapat menyebabkan penyakit serius,” tegasnya.
Tn. Pada hari Selasa, Ong juga memberikan informasi terkini mengenai kasus miokarditis sebagai jawaban atas pertanyaan dari Dr Tan Wu Meng (Jurong GRC).
Miokarditis bisa terjadi saat menjalani vaksin Covid-19, meski sangat jarang dan cenderung menyerang pria muda berusia 12 hingga 30 tahun.
Insiden miokarditis lokal terkait vaksin pada kelompok usia ini sangat rendah, sekitar satu dalam 100.000 dosis, dan bahkan lebih rendah lagi yaitu 0,1 dalam 100.000 dosis dengan formulasi mRNA bivalen terbaru, kata Ong.
Pada tanggal 27 April 2023, dari lebih dari 17 juta dosis vaksin Covid-19 yang diberikan di Singapura, terdapat 160 laporan miokarditis dan perikarditis yang terkait dengan vaksin tersebut.
Sekitar 32 persen dari kasus ini melaporkan gejala awal dalam satu hari setelah vaksinasi, 20 persen lainnya dilaporkan dalam dua hari, dan 24 persen lainnya dilaporkan dalam satu minggu.
Mayoritas kasus miokarditis akibat vaksinasi umumnya ringan dan merespons pengobatan, kata Ong.
Pada tanggal 27 April 2023, sekitar 340 permohonan untuk Program Bantuan Keuangan Cedera Vaksin (Vifap) berkaitan dengan kardiologi, 81 di antaranya disetujui dan bantuan keuangan diberikan kepada pemohon.
Miokarditis dianggap sebagai sinyal keamanan dan dilaporkan pada Juni 2021. Tinjauan terhadap aplikasi Vifap sebelum Juni 2021 tidak mengidentifikasi siapa pun yang menderita miokarditis. Saat ini, vaksin Covid-19 tidak diketahui memiliki hubungan sebab akibat dengan kondisi jantung lain selain miokarditis, kata Ong.