1 November 2018
Laporan awal akan tersedia dalam waktu sekitar satu bulan seiring dengan berlanjutnya pencarian kotak hitam.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi Indonesia (KNKT) mengatakan penyelidikan atas jatuhnya pesawat Lion Air JT610 bisa memakan waktu hingga enam bulan karena pencarian kotak hitam perekam penerbangan berlanjut hingga hari ketiga kemarin.
Namun, laporan awal investigasi akan dirilis dalam waktu sekitar satu bulan, kata Soerjanto Tjahjono, ketua KNKT.
Sebuah studi penuh bisa memakan waktu hingga enam bulan, tambahnya.
Komentar Dr Soerjanto muncul kemarin di tengah spekulasi luas bahwa penyelam mungkin telah menemukan kotak hitam dari penerbangan naas tersebut, setelah tersiar kabar bahwa bagian dari badan pesawat telah ditemukan di area pencarian pada hari sebelumnya.
Panglima TNI Hadi Tjahjanto mengatakan sebuah benda besar, yang diyakini sebagai bagian penting dari jet Boeing 737 Max 8 yang jatuh di Laut Jawa pada Senin pagi, telah ditemukan oleh tim pencarian dan penyelamatan.
“Kami sangat yakin bahwa kami telah menemukan bagian dari badan pesawat JT610,” katanya kepada wartawan kemarin pagi di Terminal Kontainer Internasional Jakarta di Tanjung Priok, di mana pusat komando operasi pencarian dan penyelamatan telah didirikan.
Meski Dr Surjanto belum bisa memastikan penemuan badan pesawat tersebut, namun ia sepakat dengan Panglima TNI Marsekal Hadi bahwa kotak hitam tersebut bisa segera ditemukan.
Hal ini terjadi karena tim pencari mendeteksi sinyal “ping” yang konsisten pada interval 0,9 detik dari perekam penerbangan.
Dr Soerjanto mengatakan “70 persen” pencarian telah selesai.
“Setelah kami menemukan kotak hitam, kami akan mengevaluasi, menganalisis, dan berdiskusi dengan pabrikan tentang sistem (pesawat) dan mengapa (kecelakaan) itu terjadi,” tambahnya.
Penerbangan JT610 yang sedang dalam perjalanan menuju Pangkal Pinang di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, terjun ke Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Upaya pencarian korban selamat dan kotak hitam perekam penerbangan di perairan Karawang, Jawa Barat, sejauh ini belum berhasil.
Meski seluruh penumpang yang berjumlah 189 orang dikhawatirkan tewas, setidaknya satu keluarga mendapat kepastian setelah polisi mengonfirmasi identitas penumpang berusia 24 tahun dari jenazahnya.
Brigadir Jenderal Polisi Hudi Suryanto mengatakan mereka berhasil mencocokkan sidik jarinya dengan catatan pemerintah, dan mengidentifikasi dia sebagai pegawai negeri sipil Indonesia Jannatun Cintya Dewi.
“Kami memeriksa 48 kantong jenazah berisi sisa-sisa manusia dan kami berhasil mengidentifikasi satu korban melalui identifikasi primer yang meliputi sidik jari dan rekam gigi,” kata Brigjen Hudi yang mengepalai satuan kepolisian yang menjalankan sistem identifikasi sidik jari otomatis.
Sebagian jenazahnya, yang lima jari di tangan kanannya masih utuh, berada di salah satu dari 24 kantong jenazah yang diterima polisi pada Selasa, katanya, seraya menambahkan: “Kondisi jenazah yang ditemukan lebih baik daripada sebagian besar jenazah lainnya, sehingga proses identifikasi agak sulit. lebih mudah.”
Ibu Cintya sedang dalam penerbangan menuju Pangkal Pinang untuk bekerja bersama dua rekannya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Lion Air berjanji akan membantu kebutuhan keluarganya dan memberikan kompensasi.
Perwakilan dari Boeing dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS akan bertemu dengan pejabat KNKT hari ini.
Kemarin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan telah memerintahkan Lion Air memecat sementara direktur teknisnya agar bisa fokus membantu investigasi KNKT.