6 April 2023
TOKYO – Tindakan pemerintah Jepang untuk mencegah keluarnya teknologi manufaktur yang berkaitan dengan magnet tanah jarang berkinerja tinggi tampaknya telah gagal.
Tiongkok, yang perusahaannya telah mengembangkan teknologi dan peralatan yang bersumber dari Jepang, kini mendominasi pasar magnet canggih, sebuah sektor yang sangat penting dimana perusahaan-perusahaan Jepang dulunya memiliki keunggulan kompetitif.
Pemerintah Jepang telah menerapkan pengendalian ekspor atas barang-barang dan teknologi yang dapat diubah menjadi penggunaan militer berdasarkan Undang-Undang Valuta Asing dan Perdagangan Luar Negeri: yang terdiri dari apa yang disebut “pengendalian daftar” dan “pengendalian umum”. Pengendalian daftar menargetkan barang-barang yang memiliki risiko tinggi untuk diubah menjadi senjata pemusnah massal, dan pengendalian penangkapan melibatkan pembatasan yang lebih luas terhadap barang-barang yang tidak tercakup dalam pengendalian daftar.
Menurut sumber perusahaan Jepang, ketika Tiongkok memberlakukan pembatasan ekspor tanah jarang ke Jepang sekitar tahun 2010, beberapa pejabat pemerintah Tiongkok mengatakan kepada perusahaan Jepang bahwa mereka akan menyediakan bahan tanah jarang dengan imbalan teknologi yang berhubungan dengan tanah jarang.
Pemerintah Jepang menambahkan magnet berperforma tinggi ke dalam peraturan umum pada tahun 2012 karena bahan tersebut dapat digunakan dalam berbagai jenis senjata.
Setelah langkah tersebut, produksi terkait yang melibatkan perusahaan Jepang di Tiongkok dihentikan untuk sementara. Namun sejak sekitar tahun 2014, pendirian usaha patungan Jepang-Tiongkok untuk produksi magnet tanah jarang berkinerja tinggi telah membuka jalan bagi keluarnya teknologi-teknologi utama.
Akuisisi peralatan manufaktur magnet Jepang yang canggih memungkinkan pabrikan Tiongkok meningkatkan kemampuan teknologi mereka dengan cepat. Akibatnya, magnet tanah jarang berbiaya rendah dan berperforma tinggi memasuki pasar, membuat pabrikan Jepang menghadapi persaingan yang berlebihan.
Sebuah pabrikan Tiongkok dikatakan memasok lebih dari 95% magnet yang digunakan pada motor penggerak pabrikan kendaraan listrik besar Amerika.
Beijing, yang sedang merevisi daftar teknologi yang tunduk pada kontrol ekspor, siap untuk mengatur teknologi pembuatan magnet yang diklaim Tiongkok dikembangkan di dalam negeri, meskipun teknologi tersebut berasal dari Jepang.
Keadaan serupa pernah terjadi di masa lalu untuk teknologi yang terkait dengan kereta api berkecepatan tinggi dan panel fotovoltaik.
Saat ini masih terdapat beberapa produsen magnet di Jepang, antara lain TDK Corp. dan Shin-Etsu Chemical Co., yang memiliki sekitar 15% pasar manufaktur magnet global.
Pangsa pasar pabrikan Jepang mungkin terus menyusut karena produksi massal produk-produk berbiaya rendah oleh pabrikan Tiongkok. Meski demikian, kehadiran perusahaan Jepang masih bisa menjadi batu sandungan bagi Tiongkok yang ingin memperluas dominasinya di sektor ini.