Jokowi ingin pemerintah daerah meninggalkan Visa dan Mastercard

17 Maret 2023

JAKARTA – Presiden Joko “Jokowi” Widodo telah mendesak pemerintah daerah di tanah air untuk melepaskan diri dari jaringan pembayaran asing seperti Mastercard dan Visa dan mulai menggunakan kartu kredit yang diterbitkan oleh bank lokal untuk melindungi transaksi apa pun dari kemungkinan dampak geopolitik yang dapat mengganggu transaksi ekonomi.

Jokowi mengatakan, perang di Ukraina yang disertai sanksi ekonomi Amerika Serikat dapat menimbulkan masalah karena instrumen ekonomi, termasuk sistem pembayaran, dapat digunakan terhadap negara-negara yang diduga terlibat dalam konflik tersebut.

“Berhati-hatilah. Kita harus ingat sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia. Visa dan Mastercard bisa jadi masalah,” kata Presiden Jokowi pada Rakernas Promosi Penggunaan Produk dan Jasa Buatan Indonesia.

Jokowi mengatakan penggunaan kartu kredit dalam negeri yang diterbitkan oleh bank lokal dapat meningkatkan kemandirian negara dalam transaksi keuangan.

“Jika kita menggunakan platform kita sendiri, dan semua orang menggunakannya, mulai dari kementerian dan pemerintah daerah hingga pemerintah kota, maka kita bisa lebih aman,” katanya.

Dalam pidato yang sama, Jokowi juga mendorong Polri dan TNI untuk membeli barang dan senjata dari produsen dan produsen dalam negeri.

“Kami sepenuhnya memahami jika kami harus mengimpor jet tempur. Tapi untuk peluru, senjata, atau jatah makanan untuk tentara, itu yang bisa kita produksi di dalam negeri,” kata Jokowi.

Selama beberapa tahun terakhir, Jokowi telah muncul dengan nasionalisme ekonominya, yang meresap dalam sebagian besar agenda dalam negeri dan kebijakan luar negerinya.

Pada tahun 2021, Jokowi menimbulkan kemarahan setelah ia meminta masyarakat Indonesia untuk membenci produk luar negeri.

“Seruan untuk mencintai produk dalam negeri harus terus digaungkan (…) Juga, gaungkan kebencian terhadap produk luar negeri,” kata Jokowi saat berpidato.

Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Marta mengatakan, kartu kredit yang diterbitkan jaringan luar negeri memang memiliki risiko, terutama terkait keamanan siber. Emiten dalam negeri, kata dia, tidak mempermasalahkan usulan Presiden tersebut karena bisa juga berdampak baik bagi negara.

Namun, kata Steve, memiliki kartu kredit yang sepenuhnya mengandalkan jaringan lokal bukanlah hal yang mudah karena efektivitasnya juga bergantung pada mekanisme pasar.

Jika kartu kredit yang diterbitkan dalam negeri tidak mampu bersaing dengan kartu kredit luar negeri, pelanggan akan menghadapi konsekuensi, seperti suku bunga yang jauh lebih tinggi pada kartu kredit dalam negeri, katanya.

Indonesia sudah memiliki sistem jaringan antar bank dalam negeri, yang disebut GPN, yang berpotensi mengakomodasi kartu kredit lokal, katanya, namun saat ini hanya digunakan untuk melayani pembayaran kartu debit.

Untuk sepenuhnya melayani kartu kredit lokal, kata Steve, jaringan tersebut memerlukan pengembangan lebih lanjut sebelum dapat diandalkan.

“Secara teknis bisa, tapi apakah GPN sudah optimal? Jujur saja masih perlu beberapa perbaikan,” kata Steve kepada CNBC Indonesia, Kamis.

“Saya rasa tidak ada orang yang tidak setuju dengan kartu kredit yang diterbitkan secara lokal. Namun jangan membatalkan sesuatu yang sudah biasa kita lakukan, atau yang kita sukai, karena kita ingin semuanya tumbuh di rumah,” tambahnya.

Doddy Ariefianto, co-head of finance program di Binus University, menceritakan Jakarta Post Kamis, gagasan itu akan sulit dicapai.

Ia menjelaskan, jaringan yang disediakan Visa dan Mastercard telah memungkinkan masyarakat Indonesia menggunakan kartu kreditnya di luar negeri dan kartu kredit yang diterbitkan dalam negeri harus memiliki kemampuan serupa, jika tidak maka akan sulit bersaing.

Sementara itu, untuk memperoleh kemampuan tersebut, penyedia layanan lokal harus menyiapkan investasi besar dalam hal infrastruktur dan membangun kembali jaringan di seluruh benua, yang ia ragu akan bersedia dilakukan oleh pemain lokal.

“Terkadang kita harus melihat segala sesuatunya secara realistis. Ada beberapa barang yang belum bisa kami produksi secara lokal dan itu tidak masalah. Kalau kita terpaksa punya sendiri, tapi dengan biaya yang tidak masuk akal, apa gunanya?” tanya Doddy.

Lebih lanjut, Doddy mengatakan bahwa Visa dan Mastercard juga memberikan biaya kepada bank-bank lokal dengan menggunakan logo mereka pada kartu kredit mereka, seraya menambahkan bahwa kerja sama ini bermanfaat baik bagi bank lokal maupun penyedia asing.

Catatan Editor: Cerita ini telah diperbarui dengan berita dan latar belakang tambahan.

Keluaran Sidney

By gacor88