23 Mei 2019
Jokowi mengeluarkan peringatan keras saat kerusuhan mengguncang Jakarta untuk malam kedua.
Polisi yang mengenakan peralatan pelindung penuh bentrok dengan para perusuh di markas Bawaslu Badan Pengawas Pemilu Jakarta untuk malam kedua berturut-turut kemarin, dan bentrokan serupa di wilayah lain ibu kota terus berlanjut bahkan ketika Presiden Joko Widodo memperingatkan bahwa pihak berwenang akan menindak mereka yang mencari perusuh. , akan menyerang. mengganggu proses demokrasi.
Pada waktu berita ini dimuat tadi malam, petugas polisi berdiri dalam formasi ketat pengendalian kerusuhan saat perisai seluruh tubuh mereka menghadang rentetan bom molotov, batu, petasan dan proyektil lainnya yang dilemparkan oleh perusuh di Jakarta Pusat.
Di tempat lain, di Jakarta Barat, satu batalion pasukan terpisah, ditambah dengan marinir dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), berkemah di sepanjang jalan sempit ketika provokator utama kerusuhan lain di sana menghentikan negosiasi dengan pihak berwenang.
“Ini bukan suatu pilihan. TNI dan Polri akan bertindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” ujarnya.
Kemenangan Joko dirusak oleh protes masyarakat terhadap hasil pemilu, di tengah tuduhan kecurangan pemilu yang dilakukan oleh penantangnya, Prabowo Subianto.
Banyak orang di ibu kota Jakarta kemarin terbangun karena pemandangan asap hitam yang mengepul dari kendaraan yang terbakar dan kerusuhan polisi dengan provokator di pinggiran kota – yang menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya kerusuhan tahun 1998 di Indonesia sebelum jatuhnya rezim Suharto.
Menteri Keamanan Wiranto, yang seperti kebanyakan orang Indonesia hanya menyebut satu nama, mengatakan “preman bayaran” berada di balik kerusuhan yang terjadi kemarin pagi.
Kapolri Tito Karnavian kemarin membenarkan bahwa petugasnya menyita amplop berisi uang tunai dari para perusuh yang ditangkap dalam bentrokan tersebut, yang merusak 25 kendaraan, termasuk beberapa milik polisi.
“Kami menemukan amplop terpisah berisi uang tunai senilai hampir enam juta rupiah (S$570),” kata jenderal polisi tersebut, seraya menambahkan bahwa para tersangka mengaku bahwa mereka dibayar untuk melakukan kerusuhan.
Setidaknya 257 pria, termasuk mereka yang dicurigai sebagai provokator kekerasan, telah ditangkap sejauh ini dan penyelidikan terus dilakukan, kata Jenderal Tito.
Enam orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan tersebut dan lebih dari 200 orang dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, media lokal melaporkan, mengutip Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
Wiranto kemarin membela tindakan polisi dan mengatakan suatu negara harus selalu melindungi rakyatnya, setelah beberapa orang mengkritik penggunaan kekerasan.
Dia juga mengatakan bahwa pihak berwenang akan membatasi sebagian penggunaan media sosial selama dua hingga tiga hari untuk mencegah penyebaran berita palsu yang dapat memicu kekerasan lebih lanjut.
“Untuk menghindari provokasi, penyebaran berita bohong di kalangan masyarakat, kami akan membatasi akses fitur-fitur tertentu di media sosial,” tambahnya.